Bab 18

104 78 183
                                    

"Jika dengan menjodohkanku, bisa terlepas dari jerat siksaanmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jika dengan menjodohkanku, bisa terlepas dari jerat siksaanmu. Aku akan lakukan itu."


****

Senja telah menghilang, tergantikan oleh langit malam. Semilir angin, bertiup sangat kencang. Dinginnya menusuk hingga ke tulang.

Melody menatap pantulan dirinya di depan cermin, dengan teliti. Gaun berwarna hitam dengan aksen brokat nan modern, melekat sempurna pada tubuh rampingnya. Rambut hitam legamnya, ia biarkan tergerai dengan indah, ia hanya menambahkan jepit mutiara kecil nan indah dan sangat cocok untuk penampilannya kali ini.

Gadis itu menghela nafas panjang, sebelum akhirnya memutuskan untuk keluar dari kamarnya. Malam ini adalah malam yang sangat penting bagi Bimo, yang tak lain adalah ayahnya sendiri. Ini adalah pesta anniversarry perusahaan miliknya, ia sangat benci. Benci ketika harus berpura-pura.

Melody melihat jika sang ayah sedang melambaikan tangan padanya, dia lalu berjalan dengan anggun, mendekati sang ayah, lalu ikut berkumpul.

"Ini, anakmu?" tanya salah satu dari kumpulan tersebut.

Melody hanya tersenyum canggung.

Sang ayah lalu memeluk bahunya posesif, "Iya, nih Mas. Kenalin, Melody."

"Masih sekolah? Kelas berapa?"

Melody tersenyum canggung, "Mm, kelas 12, Om."

"Oh, sama kaya anakku!"

Melody mengalihkan pandangannya ketika mendengar seruan itu.

"Kebetulan, bisa kita jodohkan mereka?" tanya Bimo, begitu antusias.

Melody melotot tak percaya, sang ayah yang melihat itu dengan segera mencengkram lengan sang anak.

"Jangan macem-macem," bisik Bimo.

"Ck," Melody menatap Bimo dengan nyalang, "Saya permisi dulu."

Melody melenggang pergi dari para tamu tersebut, ia berjalan dengan anggun menuju arah tepian kolam renang. Menatap air yang begitu tenang, ia terlarut akan lamunannya, hingga tak sadar jika seseorang tengah memperhatikannya dari samping.

"Mel!"

Sapaan itu membuat lamunan Melody buyar seketika.

"E-eh?" Melody kaget, ketika mendapati Dewa tengah menatapnya.

"Hai!" serunya.

"Ngapain, di sini?" tanya Melody.

"Gue ikut bokap," jawabnya dengan enteng.

"Bokap?" Melody membeo, ia menelisik barisan para tamu yang sedang hadir.

"Tuh, yang lagi ngobrol di sana," tunjuknya.

Touch Your Heart [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang