Bab 21

95 66 149
                                    

Kini Melody telah berada di rumah sakit, ia sedang diperiksa oleh dokter

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kini Melody telah berada di rumah sakit, ia sedang diperiksa oleh dokter. Sementara Jun dan Vino, sedang menunggu di luar, dengan perasaan cemas luar biasa.

Setelah cukup lama, lalu kemudian, sang dokter keluar dari ruang IGD. Ruangan, dimana Melody sedang ditangani.

"Dengan keluarga, pasien?"

"Iya, dok. Saya sahabatnya," ucap Jun.

"Apa orang tua pasien, ada?" tanyanya.

Mereka saling pandang, terutama Jun, ia tidak tau harus mengatakan apa.

Jun menghela nafas panjang, "Apa se-serius itu, dok?"

"Sangat, hanya orang tua pasien, yang harus saya temui."

"Tapi-"

Vino dengan segera memotong ucapan Jun, "Kabarin aja mereka."

"Lo diem, kalo gak tau ceritanya!" ancam Jun.

Ia bingung, harus berkata apa. Terlebih kedua orang tuanya juga sedang tidak ada di tempat. Mereka sedang berada di luar kota, untuk urusan bisnis.

"Tolong, ini rumah sakit. Harap tenang," timpal sang dokter.

"Orang tuanya gak bisa dateng, dan apa dokter liat, seluruh tubuhnya penuh dengan memar? Itu ulah mereka! Apa dokter masih kekeuh harus memberitahu kondisi pasien pada orang tuanya?" tanya Jun dengan suara tinggi.

Sang dokter menghela nafas pelan, ia menggangguk paham.

"Baiklah, jika seperti itu. Tapi, apakah ada orang dewasa yang bisa saya temui?"

Jun menghela nafas pasrah.

"Ada, sebentar. Saya kabarin dulu Bunda," ucap Vino pada akhirnya.

Jun yang mendengar itu, hanya bisa melotot tak percaya.

"Lo, gak usah ikut campur!" desis Jun.

"Sorry, Jun. Gue gak bisa biarin Melody gitu aja, kita berhak tau, apa penyakit dia sebenarnya. Dan solusinya cuma Bunda gue, gue gak punya pilihan lain."

Jun tak bisa berkata-kata, ia hanya diam.

"Lo diem, berarti lo setuju," lanjut Vino.

Vino dengan segera membuka aplikasi chat bersama sang bunda.

"Sebentar ya, dok. Tunggu Bunda saya," ucap Vino.

"Baik, jika seperti itu, saya tunggu. Saya akan terus memantau kondisi pasien, jika sudah ada wali pasien, tinggal datang aja ke ruangan saya. Permisi."

Sepeninggal dokter tersebut, Vino menatap Jun dengan ekspresi serius.

"Jadi?" tanya Vino.

"Jadi, apaan?" tanya balik Jun, ia tak mengerti.

Touch Your Heart [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang