Bab 14

95 83 49
                                    

"Bagaimana caranya, agar bisa lepas dari jerat kepedihan ini? Haruskah dirinya menyerah?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Bagaimana caranya, agar bisa lepas dari jerat kepedihan ini? Haruskah dirinya menyerah?"

****

Tempat yang paling Dewa sukai adalah lapang basket. Untuk jam kosong kali ini, Dewa habiskan di lapangan indoor milik sekolah tersebut.

Dugh.. dugh.. dugh...

Suara pantulan bola basket berwarna orange itu menimbulkan bunyi nyaring. Gesekkan yang berasal dari sepatu Dewa juga menyertainya. Dia begitu menikmati permainan basketnya sendiri.

Seragam basketnya sudah basah akibat keringat yang telah membanjirinya. Namun, ia tak peduli. Basket sendiri adalah hobinya sejak kecil dulu.

"Mel!" panggilnya.

Melody memicingkan matanya, ketika melihat laki-laki dengan pakaian seragam basket sedang berlari menuju arahnya.

Keringat bercucuran dari pelipisnya, ditambah baju tanpa lengan yang dikenakannya mempu membuat kaum hawa menjerit histeris.

Semua siswa-siswi yang berlalu-lalang hanya bisa menatap iri, Melody.

"Mau ke kantin?" tanya Dewa, seraya mengacak rambutnya yang basah.

Jun yang melihat itu hanya bisa memutar bola matanya. Lalu dengan segera, menggandeng lengan Melody dengan posesif.

"Lo gak liat?" tanya Jun dengan ketus, ia mengangkat tangan gadis tersebut.

Dewa yang melihat itu hanya tertawa dibuatnya, lesung pipi serta kedua mata yang menyipit itu membuat jantung Melody berdegup kencang. Belum lagi kedua alisnya yang sangat tebal, membuat pesonanya semakin menguar.

"Ayo!"

Jun menarik paksa Melody, membuat Dewa hanya bisa menggeleng tak percaya.

"Bareng!" teriak Dewa.

"Ogah! Lo bau keringet," bukan Melody yang menjawab, melainkan Jun.

Melody yang mendengar itu hanya bisa tertawa pelan, sungguh sahabatnya satu ini emang terlalu posesif padanya.

"Tungguin gue!" teriak Dewa.

Dewa akhirnya bisa menyusul Melody dan Jun, ia melihat ekspresi yang diberikan oleh Jun sangat berbeda dengan Melody.

"Ngapa lo? Esmosi banget kayanya, kalo gue ngikut,"

"Emang gak bisa ya, kalo gak usah ngintilin Melody?" tanya Jun, sedangkan yang ditanya, hanya cengengesan tak berdosa.

"Gue gak punya temen, boring juga kalo makan cuma sendiri. Yang lain makan sambil bercanda, gue cuma melongo doang."

"Makan sambil bercanda, ntar keselek langsung mati, tau rasa!" gerutu Jun.

Melody yang mendengar candaan dari Jun, hanya bisa tersenyum tipis.

"Stop! Jun," ucap Melody.

"Kesel gue. Lagian, kita kan emang biasanya berdua. Tiba-tiba dia dateng. Eh tapi katanya, kalo orang lagi berduaan, nah yang ketiganya tuh setan," sindir Jun.

Touch Your Heart [Tahap Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang