TUJUH% {Tell me}

141 11 5
                                    

7. TUJUH% TELL ME

Kawaki berhasil memindahkan Sumire ke sofa ruang istirahat BEM

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kawaki berhasil memindahkan Sumire ke sofa ruang istirahat BEM. Ia sedikit khawatir lantaran badan Sumire terasa panas. Ini salahnya, seharusnya ia mengikuti saran Denki membujuk Sumire untuk tidak ikut, tapi ia malah mengizinkan nya tetap ikut meskipun dia masih dalam masa pemulihan.

"Sumire.. kau dengar aku?" Tanyanya dengan suara berat.

Tapi gadis itu hanya mengeluarkan uap panas dari tubuh nya, wajahnya berkeringat.

"Kawaki?" Teman nya dari organisasi yang sama datang, seorang gadis dengan surai hitam bermata hijau. "Dia kenapa?"

"Tidak usah pedulikan, aku bisa mengurusnya sendiri."

Gadis itu menghela napas, ia sudah hafal dengan sikap Kawaki. Dia keras kepala.

Kawaki mulai berjalan mencari sesuatu dari kotak yang berisi obat-obatan.

"Mahasiswa baru itu pacarmu? Kau terlihat begitu mengistimewakan nya sejak awal."

Kawaki tak menjawabnya, lebih baik ia fokus mengobati Sumire.

"Ternyata bukan ya? Baguslah kalau bukan, lagi pula banyak pria yang mengincarnya. Tapi, kau akan memiliki banyak saingan kalau mengincarnya juga."

"Berisik. Dia wanitaku." Tegas Kawaki dengan ekor mata yang menajam. Enak saja, siapa yang berani bersaing dengannya?

Gadis bernama Kiri itu sedikit terkejut, namun setelahnya ia menghela nafas lagi. "Baiklah, aku akan membantumu. Sepertinya dia demam, aku akan ambilkan baskom dengan air."

Kawaki tak membalas, Wanita itu langsung pergi meninggalkan ruangan.

Setelah Kiri pergi, Kawaki tak pernah melepaskan pandangannya dari pacarnya itu.

"Kau kenapa? Bangunlah bodoh, aku mengkhawatirkan mu." Tatapannya begitu lembut, sorot matanya begitu memperlihatkan kekhawatiran yang dalam.

Tak lama Kiri kembali dengan membawa baskom berisi air serta kain kecil yang basah, "Ini."

Kawaki menerima nya lalu meletakkan handuk basah itu ke dahi Sumire.

***

Wangi khas yang familiar dengan seseorang yang ia kenal membuatnya merasa nyaman, ia merasa kesadarannya perlahan kembali. Iris mata violetnya mengerjab perlahan.

Tangannya menyentuh lembut kain yang menutupi tubuhnya, sebuah almet kampus nya yang diyakini milik kekasihnya.

Matanya mengedar ke seisi ruangan, tak ada siapapun di ruangan ini, Ia bahkan tak tau dimana ia saat ini.

Sumire mengambil handuk kecil di dahinya yang sedikit lembab. "Oh.. Kawaki-kun mengompres ku.."

Samar-samar ia mendengar suara diskusi beberapa pria di luar, salah satu suaranya adalah milik Kawaki.

100% Villain×Love {KawaSumi}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang