part 7 berpura-pura

8.1K 103 3
                                    

Revan datang terlambat dia segera berlari ketempat dimana elena duduk dengan teh hangat.

"Maaf aku terlambat, tadi macet di jalan sayang"

Elena mengangguk, entah adalah kenyataan atau hanya alasan yang dibuat-buat.

"Udah pesen?"

"Belum"

"Kalo gitu aku yang pesenin ya" segera memanggil pelayan.

Seperti biasa revan memesan 2 menu yang sama dan makanan favoritnya.

Jika di fikir-fikir revan sejauh ini selalu memesan makanan sesuka hati dia tanpa menanyakan elena, dan bodohnya elena selalu mengangguk tanpa keberatan.

2 porsi pangsit pedas, dan beberapa menu olahan lain.

Elena mengeluarkan hp revan yang sudah diperbaiki.

"Udah beres?"

"Iya, udah nyala"

"Service dimana?"

"Di konter deket rumah"

"Terimakasih sayang" sambil mengelus pipi elena.

Semua terasa berbeda ketika elena mengetahui perbuatan revan di belakangnya. Semua yang dikatakan revan terdengar seperti sebuah kebohongan.

Pelayan kembali datang meletakkan pesanan revan dengan senyuman ramah.

Tanpa basa basi revan segera makan dengan lahap.

"Emmm enak"

Elena makan perlahan, dan tidak menghabiskannya karena dia tidak terlalu lapar.

"Udah kenyang?"

"Udah, aku udah makan kue yang diberikan oleh salah satu perawat yang ulang tahun"

"Hati-hati jangan sembarangan makan pemberian orang, kita tidak pernah tau apakah dia menambahkan sesuatu di makanan itu"

"Dia sangat baik"

"Tetap saja, jangan mempercayai manusia 100%"

Elena tersenyum sambil memainkan sendok di gelasnya "benar, orang terdekat saja bisa berhianat apalagi yang jauh"

"Setuju jadi berhati-hatilah" tidak mengerti bahwa elena sedang menyindir dirinya.

"Wah, aku cukup kenyang" mengelap mulut dengan tisu setelah menghabiskan pangsit "tapi tumisan kacang panjang disini sangat lezat, cobalah"

"Revan aku tidak suka kacang-kacangan"

"Cobalah dulu kamu pasti akan menyukainya" berniat menyuapi elena.

"Jika aku memaksa menyuapimu kerang apa kamu akan makan?"

"Apa maksudmu, kamu tau aku tidak suka makanan laut"

"Begitu juga diriku, aku tidak suka kacang-kacangan" tidak mau mengalah

"Ini hal yang berbeda"

"Dari sudut mana yang berbeda"

Revan melihat raut wajah elena terlihat kesal.

"Kamu marah? Baiklah kamu tidak perlu mencobanya"

Elena diam, sambil kembali menyeruput teh hangatnya.

Setelah makan malam, revan mengantar elena pulang ke rumah.

"Besok, makan siang bareng ya, soalnya 2 hari lagi kan aku ke luar kota" ajak revan.

"Aku ada jadwal operasi di rs gak bisa"

"Mm oke nanti aja pas aku balik sini"

Elena membuka pintu mobil hendak keluar, namun revan meraih tangannya.

"Tunggu bentar"

Revan menarik elena dan mengecup pipinya sebelum pergi.

Elena kembali ke rumah tanpa melihat kembali ke arah belakang, bahkan langsung mengusap pipinya saat revan pergi.

Elena memang memutuskan untuk tinggal sendiri sejak kuliah, dia terlalu malas untuk mendengar kedua orang tuanya bertengkar hampir setiap hari.

Ibunya adalah direktur rumah sakit swasta yang suka foya-foya dan mengoleksi barang mewah, sementara ayahnya terkadang bermain wanita, sungguh memuakkan. Tapi elena masih memiliki 2 adik satu masih SMA dan satu masih kuliah, kakek dan nenek yang menyayanginya.

Agar bisa jauh dari sang ibu, elena memustuskan untuk bekerja di rumah sakit umum dan menolak menjadi calon penerus sang ibu di rumah sakit.

Elena merebahkan diri diatas kasur, tiba tiba dia teringat dengan lucas.

"Apa ini" menggelengkan kepala, menyingkirkan fikirannya dari pria itu




My Gigolo My Young Brother (Cerita Dewasa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang