part 10 kiss

6.8K 104 2
                                    

"Menjadi pelampiasan kemarahanmu juga boleh"

Tangan elena gemetar, dia baru saja memukul seseorang begitu saja karena dia kesal.

"Aku tidak akan meminta maaf"

Lucas tersenyum "tidak perlu meminta maaf, setidaknya aku ada manfaatnya"

Bagaimana bisa ada orang seperti lucas yang tidak marah sedikitpun.

Lucas menemani elena yang duduk sambil meminum vodca. Mata gadis di hadapannya terlihat kosong, fikirannya melayang jauh entah kemana.

Hingga elema menghabiskan 1 botol kecil, lucas segera menghentikannya saat akan membuka botol ke dua.

"Sungguh, ini tidak baik untukmu"

"Kenapa, sekarang kamu merasa berhak bertindak seperti seorang kekasih?"

Lucas melihat kadar alkohol di botol itu yang mencapai 60%, tanpa aba-aba lucas mengangkat tubuh elena dan membawanya ke tempat tinggal sementara miliknya di hotel leo.

Lucas membuka pintu dan menurunkan elena, dia melepas sepatu high hell elena dan juga memasangkannya selimut.

"Mengapa, kamu tega melakukannya" meracau karena mabuk.

Lucas mendekat, mengelus rambut elena.

"Padahal aku sangat mencintaimu" sambil menatap sayu kearah lucas.

Lucas mendekatkan wajahnya dan langsung mengecup elena.

Beberapa saat hingga akhirnya dia sadar dan segera menjauh, elena tertidur.

"Apa yang aku lakukan" memukul pipinya sendiri. Dia tidak boleh melakukan sentuhan fisik tanpa permintaan pelanggan.

Namun baru saja lucas diluar kendali dan mencium elena tanpa persetuan atas keinginannya pribadi.

###

Saat terbangun elena sadar dia berada di tempat lain, langit langit kamar itu berwarna cream, cahaya matahari masuk melalui gorden tipis berwarna abu.

Elena bisa melihat lucas duduk dengan sebuah kopi di tangannya.

"Kamu sudah bangun?" Ucap lucas segera setelah melihat elena bangun.

Lucas bangun, meraih tangan elena menuntunnya ke arah meja. Kepala elena terasa sangat pusing.

"Sup penghilang pengar, dan sarapan"

Ini pertama kali ada seseorang yang membelikan sarapan untuk elena, biasanya dia yang membawa dan menyiapkan makanan untuk revan yang bekerja.

Tanpa banyak komplain elena duduk, mencoba sup yang masih hangat, memang perpaduan yang aneh sup dimakan dengan sandwich tapi jujur, rasanya cukup lezat dan sesuai dengan selera elena.

"Enak kan?" Sambil mengacak fony rambut depan elena.

Ini sangat aneh dan mencurigakan, padahal semalam elena menamparnya tanpa alasan yang masuk akal.

Seisi ruangan kamar lucas tertapa sangat rapi, tidak seperti kamar laki-laki pada umumnya.

"Kamu sudah lama tinggal disini?" Tanya elena untuk pertama kali.

"2 tahun, semenjak aku bekerja disini"

"Itu foto keluargamu?"

"Ibu dan adik-adikku"

"Lalu ayahmu?"

"Sudah tidak ada"

Saat elena menghabiskan makanan, lucas segera mengambil piring dan mangkok kotor itu kemudian mencucinya.

Disini elena bisa melihat bahwa lucas adalah tipikal orang yang tidak suka menunda sesuatu, dia mandiri, bersih dan rapi.

"Oh iya, kalau kamu ingin mandi, kamu bisa mengambil handuk di lemari"

"Aku tidak punya baju ganti"

"Jika kamu mau, kamu bisa meminjam hoodie dan celana jeansku"

"Itu pasti kebesaran"

"Ada celanaku saat masih SMA, harusnya pas untukmu"

Elena membuka lemari pakaian lucas, ada begitu banyak baju, dengan berbagai style berbeda.

Lucas merapikan kasur dan bedcover, dia membuka jendela membiarkan udara dan cahaya masuk.

Saat elena keluar dari kamar mandi, lucas sedikit terperangah, bukan karena aneh, tapi sedikit terkesima, elena tetap cocok menggunakan pakaian apapun, gadis itu terlihat lebih muda dan fresh dengan pakaian santai.

"Apa aneh?".

"Tidak, kamu terlihat jauh lebih baik"

"Jangan mengejekku"

"Sungguh"

"Aku akan mengembalikannya setelah kucuci atau aku akan membelikan yang baru untukmu"

"Tidak perlu, aku memberinkannya untukmu, sesekali kamu harus menggunakan pakaian yang nyaman"

Elena mendengar hpnya berdering dari dalam tas. Dia melihat bahwa revan menelfonnya beberapa kali.

Elena : halo

Revan : kamu bikin amy hawatir, gak mgebales pesanku dari semalem sayang.

Elena : aku tidur awal

Revan : iya iya, hari ini kamu libur ya, mau ngapain aja hari ini.

Elena : aku mau kerumah ayah abis ini.

Revan : sekarang?

Elena :iya, udah dulu ya mau siap-siap

Revan : oke, kiss dulu

Elena : udah ya

Elena langsung mematikan telfon, lucas mendengar bahwa elena baru saja berbohong.

"Kekasihmu?" Tanya lucas

"Iya"

Lucas mengulurkan tangan "mau jalan-jalan di taman belakang?"

Elena mengangguk, tanpa memberikan tangannya pada lucas. Namun dia tidak akan berkecil hati, sambil bersemangat lucas mengambil sebotol makanan ikan di laci.

"Buat apa?"

Lucas hanya tersenyum enggan memberitahu, elena segera mengikuti lucas turun melalui lift.

"Tunggu sebentar" ucap lucas sambil berlari pergi entah kemana.

Hari itu cukup ramai, elena tidak focus, takut bahwa akan ada orang yang mengenali dia.

Lucas kembali dengan sebuah masker berwarna cream, dia memasangkan masker itu dengan lembut, dan juga menaikkan kupluk hoodie yang dikenakan elena.

"Sekarang aman, kamu tidak perlu khawatir lagi"

Sungguh pengertian, tanpa diminta tanpa memberi kode apapun, lucas sangat tau apa yang harus dia lakukan agar gadis disampingnya merasa nyaman.

Selanjutnya lucas, menggandeng tangan elena, membawanya ke bagian sudut taman, dimana ada sebuah kolam  yang cukup besar berisi ikan koi.

"Gede banget ikannya" terpesona.

"Memang" sambil memberikan sebotol makanan ikan tadi ke arah elena.

Lucas melihat bahwa elena tersenyum senang memberi makan ikan ikan itu, terlihat dari matanya yang menyipit.

"Akhirnya kamu tersenyum"

Elena melirik ke arah lucas "memangnya kenapa"

"Aku sudah memutuskan"

"Memutuskan apa"

"Akan membuatmu tersenyum, walaupun bukan aku penyebab kesedihanmu" sembari tersenyum tulus.

My Gigolo My Young Brother (Cerita Dewasa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang