part 17semakin dalam

6K 87 10
                                    

Seiring berjalannya waktu tanpa mereka sadari, perasaan mulai tumbuh semakin dalam.

Elena mulai melupakan rasa sakit yang dia derita karena Revan. Dia tidak lagi bisa merasakan apapun selain rasa jijik setiap berada di samping revan.

"Wahhh... sayang, kamu sangat cantik dengan gaun ini" sambil bertepuk tangan.

Menatap elena dengan takjub, ini adalah fitting terakhir untuk mencoba gaun pengantin. Sangat pas di tubuh elena, gaun itu memperlihatkan bahu dan leher luna menjadi elegant dan anggun.

Ellena menatap dirinya di kaca, dia tidak merasa senang sedikitpun. Revan yang mulai merasakan perubahan dari sifat calon istrinya sering bertanya, namun elena terus mengelak.

Dan seperti biasa, kebiasaab revan, ketika debuah panggilan penting masuk, dan kondisi darurat perusahaan terdengar, revan tidak ragu untuk meninggalkan elena untuk pulang sendiri.

Tapi setiap hari tidak selalu buruk, elena selalu mendapatkan kejutan tidak terduga, mulai dari seorang anak kecil memberikannya sekuntum bunga, seseorang membagikan minuman kesehatan gratis, atau bahkan jumlah lampu jalanan yang nertambah semakin terang.

Kali ini, hampir semua rumah yang dia datangi tertanam pohon ketapang. Seakan semua rumah dengan kompak menanamnya pasahal sebelumnya tidak ada yang memilikinya selain ellena.

"Em bi..." menyapa salah seorang ART tetangganya.

"Iya non"

"Apa pak rt meminta agar semua rumah menanam pohon ketapang?"

ART itu segera menggeleng "itu non, asa yang bagi-bagi gratis, katanya tanemannya gak bakal ngerusak pondasi, nyonya rumah saya juga seneng"

"Bibi kenal orangnnya?"

"Kebetulan bibi gak ketemu non, yang ketemu pak riri (tukang kebun) perlu saya panggilkan pak riri?"

"Oh nggak usah bi" tidak ingin merepotkan.

Ellena kembali berjalan pulang, saat akan memasuki rumah ellena krmbali mundur, mengecek tong sampahnya yang sudah kosong, padahal petugas sampah di area ellena pemalas, biasanya hanya akan mengambil sampah 1 minggu 1 kali, ellena juga masih ingat bahwa sampah masih ada dirumah tetangganya.

Ellena segera masuk ke dalam rumah, iseng membuka kamera CCTV, disana dia membuka CCTV kemarin dan hati ini. Di kamera ellena melihat seorang pria menggunakan topi mengambil sampah miliknya dan membawanya pergi dengan motor. Setelah di perbesar ellena sadar bahwa pria itu adalah lucas.

Ellena segera mengecek hari lain, dan menemukan bahwa lucas 2 hari sekali datang untuk mengambil sampah, dia juga bisa melihat bahwa lucas yang mengganti salah satu lampu jalan yang mati tepat di depan rumah ellena.

Jika dihitung ini sudah 2 minggu sejak terakhir mereka bertemu, ellena mulai sibuk dengan persiapan pernikahan, dan pertemuan keluarga.

Setelah diam sejenak, ellena segera mengambil tas dan kembali pergi dengan mobilnya menuju apartemen dimana lucas tinggal, dia tidak bisa lagi mengundang lucas untuk datang karena takut keluarga atau revan datang tiba-tiba.

Namun kali ini lukas tidak ada dikamarnya, ellena segera menemui leo dan di beritahu bahwa saat ini lucas tengah di sewa oleh beberapa wanita di ruangan khusus karaoke milik leo.

Ellena langsung menuju tempat yang berada di lantai 5 itu, leo merasa sesuatu akan terjadi.

"Ellen, mau kemana, jangan bilang mau nerobos lagi kayak sebelumnya"

"Aku bayar 2 kali lipat"

"Bukan masalah uang aja, ntar pelanggan setiaku pada kecewa dan gak puas sama service disini" sambil terus mengikuti langkah ellena. "Plisslah ellen"

Ellena berhenti tepat di depan ruangan itu "berapa lama.."

"Mereka cuman sewa lucas 5 jam kok, kalo sekarang, mungkin 45 menit lagi"

Elena duduk di luar "oke aku nunggu"

Leo bisa nernafas lega, dia tidak bisa mendengar apapun dari dalam yang pasti ruangan itu terpasang peredam.

Ellena menunggu tidak bisa berbuat apapun, semakin lama ellena semakin lemas, tidak tenang.

"Sebenarnya apa yang kulakukan disini ucap elena pada dirinya sendiri" elena bangkit dari kursinya berniat pergi.

Namun baru saja berdiri, pintu kemudian terbuka, beberapa ibu ibu keluar dari ruangan itu, nungkin sekitar 4 orang.

Ellena mendorong pintu untuk melihat lucas.

Lucas tergeletak di sofa, tubuhnya di penuhi bekas kecupan bibir, bahkan ada bekasan sabetan kecil di beberapa bagian tubuhnya.

"Lucas" panggil ellena.

Rupanya lucas sangat mabuk, tiba-tiba terbangun berlari ke kamar mandi untuk muntah.

Ruangan itu sangat berantakan dan bau alkohol.

Lucas keluar dengan jalan sangat sempoyongan, ellena enggan membantu, tangannya gemetar, entah apa saja yang lucas lakukan dengan wanita seusia ibunya, yang pasti itu sangat menjijikkan.

"Aku datang hanya untuk bertanya"

"Tentang"

"Mengapa kamu mengambil sampah di rumahku setiap hari"

"Kamu bilang, kamu kesal, karena tukang sampahnya pemalas"

"Lalu?"

"Hanya ingin membuatmu tenang"

"Mengapa mengganti lampu jalan yang mati di depan rumahku? Mengapa kamu memberikan tetanggaku pohon yang kusukai, lalu apakah kamu yang merapikan semak semak yang aku takuti akan ada ular di dalamnya"

Lukas diam, dia memijat kepalanya yang sangat sakit.

"Jawab"

"Aku hanya ingin melakukan sesuatu untukmu"

"Kenapa"

"Entahlah"

"Lalu, ada apa saat ini? Kamu nggak minum, kenapa minum, kamu biasanya akan milih pelangganmu sendiri"

"Bukankah udah jelas? Semua karena uang"

Entah kenapa ellena sangat kecewa mendengar jawaban itu, dia tau semua karena uang, tapi tetap saja rasanya sangat kesal.

"Sampai kapan? Kamu akan mencari uang dengan cara seperti ini?"

"Entahlah"

"Kamu sangat membutuhkan uang? Sebenarnya untuk apa semua uang itu?"

"Sangat penting.."

"Berapa jumlah yang kamu butuhkan"

"Aku tidak tau pastinya"

"Kamu akan terus hidup seperti ini?"

"Sepertinya, aku tidak punya pilihan"

Ellena berdiri "aku akan pulang"




My Gigolo My Young Brother (Cerita Dewasa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang