part 8 pertemuan kembali

6.9K 96 2
                                    

Elena sibuk mengecek beberapa pasien yang sudah dia operasi, beberapa diantaranya sudah diperbolehkan pulang, dan beberapa lagi masih membutuhkan perawatan.

Wajah anggun elena, dan senyuman ramahnya membuat pasien merasa aman dan nyaman berada di tangan elena. Tidak heran elena mendapat nilai kepuasan pelayanan tertinggi dirumah sakit itu.

"Perawat, tolong ini infusnya diperbaiki"

"Baik dok"

Elena berdiri di mesin vending machine, memasukkan 1 lembar uang kertas untuk membeli 1 kaleng kopi.

"Kamu harus mengurangi kafein" ucap barra.

"Aku sungguh mengantuk"

"Kebiasaan, makanya tidur yang cukup"

"Pasti ngomel"

Barra membukakan penutup kaleng kopi elena dan memberikannya.

"Makasih"

"Sama-sama, gimana hari ini"

"Capek, tapi mending, cobak pas deket-deket tahun baru, waahhh pasti membludak"

"Tetep semangat"

"Pssienmu gimana"

"Hhh seperti yang kamu tau, di ICU lebih banyak pasien yang meninggal, sekarang sudah ada 2 pasien koma yang kita rawat"

"2?"

"Mm 2 hari lalu, ada yang dateng, kecelakaan terus koma?"

"Yang pertama yang dulu itu?"

"Iya, anaknya bersikukuh untuk ibunya di rawat, ini sudah 2 tahun, biayanya sangat mahal"

"Mungkin kaya"

"Entahlah, mungkin saja, jika tidak dia tidak akan sanggup"

Setelah selesai mengobrol, elena kembali keruangannya. Duduk sebentar sebelum akhirnya kembali keluar.

Brakkkk!!

Tanpa sengaja elena membentur seseorang hingga beberapa lembar kertas yang dia bawa terjatuh.

"Maaf"

Laki-laki itu diam, saat mendongak elena kaget, dia melihat lucas.

"Kamu..." belum sempat berbicara dari arah belakang, tiba tiba revan muncul.

"Halo sayang..." elena segera menjauh dari lucas.

"Kamu kenapa disini"

"Nggak seneng liat aku?"

"Bukan gitu, bukannya kamu mau ke luar kota"

"Malam ini berangkat, aku kesini sebelum pergi, takut kangen"

Lucas segera pergi, elena melirik sesekali. Untuk apa dia merasa tidak nyaman, pada dasarnya dia dan lucas tidak memiliki hubungan apapun.

Revan ikut ke dalam ruangan elena, dia membawa cake coklat "aku membawakan kue favoritmu"

Elena semakin kesal "aku benci coklat kamu tau itu"

"Bukankah kamu menyukainya?"

"Kamu salah, sebenarnya siapa yang menyukai coklat"

"Ibuku, mungkin aku lupa bahwa coklat kesukaan ibuku dan menganggapnya bahwa itu kamu" mencoba mencari alasan.

"Kamu pergi dengan siapa"

"Dengan pak budi, dan sekretarisku"

"Bu erni?"

Revan menggeleng "tidak, sekretaris baruku, kamu tau bu erni udah berhenti"

"Oh iya? Aku nggak tau"

"Aku belum ngasih tau kamu? Nanti pas mereka jemput aku kesini, kamu pasti ketemu"

"Terus nginep dimana?"

"Di salah satu rumah klien"

Beberapa jam kemudian benar, pak budi datang menjemput revan, pada akhirnya elena melihat sekretaris baru revan.

Tangannya mengepal kuat di dalam saku baju dokter.

Dia tau wajah wanita itu, wajah yang dia lihat di vidio terakhir revan.

Wanita itu sangat sexi dan juga masih muda jauh dari bu erni.

"Oh iya, ini keysa sekretarik baru di perusahaan"

"Oh gitu, salam kenal" mengulurkan tangan

"Keysa" sambil menjabat tangan elena.

"Karena Kalian akan melakukan perjalanan jauh, aku akan memberimu saran" ke pada keysa "gunakan pakaian yang nyaman, pakaian terlalu ketat dapat mempengaruhi aliran darah, dan merusak sarafmu"

"Khem" revan dan pak budi langsung mengerti.

Keysa tersenyum licik "terimakasih sudah mengingatkan, ibu elena memang sangat baik"

"Baiklah, kalau begitu sayang.. aku pergi dulu"

Elena mengangguk, tepat saat revan pergi elena kembali keruangannya, melempar kotak pulpen hingga berserakan.

Dia sangat kesal, kini bukan hanya menyewa wanita sesaat, revan bahkan membawa wanita itu ke kantornsebagai sekretaris.

My Gigolo My Young Brother (Cerita Dewasa)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang