Satu bulan penuh semua umat muslim telah rampung berpuasa dan telah melaksanakan sholat ied. Sekarang mereka semua melakukan aktivitas seperti biasanya dan sekarang aktivitas Ziv adalah belajar karena dia mau ujian kenaikan kelas.
"Aish shibal tenan iki, sopo to Jane seng ngawe ujian mumet ndasku kudu sinau teros" dumel Ziv di sela-sela belajarnya.
"Wong nek sinau ki ojo karo dememeng teros malah ra mlebu otak" ucap Ryana yang mendengar anaknya mendumel.
"Nggeh buk" pasrah Ziv. Ryana kemudian pergi meninggalkan Ziv yang sedang belajar dikamar, Ziv memperhatikan ryana sampai benar-benar pergi.
"Waktunya main HP" ucap Ziv sambil mengambil ponselnya.
"Ngapain si Raffa telfon" heran Ziv kemudian menjawab panggilan.
"Cok koe reti pora aku due yank" belum sempat Ziv bicara Raffa telah mendahului.
"Ra penting jamal, eh aku kepo sopo yank mu"
"Kepo juga kan lu"
"Setelah gue putus sama Zilla gue udah ogah tuh pacaran tapi semenjak ada Saffa hati gue dan pikiran gue penuh dengan dia"
"Dasar kadal lo taik, besok udah ujian males banget gue mana harus ketemu Andra sama pikmi" seru Ziv yang lagi galau.
"Lo sih punya cowok malah yang ganteng" cibir Raffa.
"Lah sumanto, gue harus punya cowok yang burik gituh nggak habis thinking gue sama lo, awas aja lu nggak gue ajak ghibah" celetuk Ziv.
"Heyy jangan aku bisa satu tahun nggak mancing tapi kalo satu detik nggak ghibah nggak bisa gue butuh informasi" balas Raffa.
"Gws sih kata gue" nyinyir Ziv.
"Okelah kalo gitu gue matiin " Raffa kemudian mematikan telpon sepihak.
Pagi yang cerah menyinari hari yang indah. Hari ini adalah hari yang Ziv benci karena ini adalah hari SENIN dan UJIAN. "Ziv nanti kalo ada soal yang susah lewati dulu biar nggak habisin waktu" ujar samuel ayahnya Ziv.
"Nah tapi kalau susah tetep di kerjain walaupun cuma ngasal" kini Ryana yang berbicara.
"Berarti kalo essay suruh jawab aku gak bisa dijawab nama tukang bakso aja kali" batin Ziv.
"Paham kan Ziv yaudah sana berangkat" suruh ryana.
"Dari tadi aku mau berangkat tapi malah diwawancarai" batin Ziv yang mulai frustasi.
Sesampainya di gerbang sekolah Ziv mulai berdoa, emang anak alim dan sholehah. "Yaallah semoga hambamu ini tidak bertemu Raffa yang sesad itu" Ziv mengusap tangannya ke wajahnya belum juga selangkah jalan samping nya ada Raffa.
"Asw ngapain lo ada disini pentol" gerutunya sampai mendapatkan toyoran.
"Heh jubaedah kita itu satu sekolahan setiap hari pasti ketemu, lo mau doa sambil sujud kek roll depan kek guling kesamping kek, kalo dah takdir nya kita ketemu terus nggak ada yang bisa halangi" ucap Raffa sambil menepuk tangan nya.
"Udah kayak jodoh aja ketemu terus, curiga lo itu jodoh gue" celetuk Ziv sambil nyengir.
"Mati ditempat gue kalo lo jodoh gue" timpal Raffa.
"Ribut terus perasaan lo pada" cibir Irvan yang baru datang. "Awas gue mau lewat"
"Van bareng" pekik Ziv sambil berlari kearah Irvan.
"LCD nya dah kena" ucap Raffa sambil menggaruk tengkuknya.
Semua siswa-siswi sudah masuk kelas karena bell telah dibunyikan. Tempat duduk mereka semua telah diubah menjadi sendiri sendiri agar tidak saling menyontek tapi nggak yakin sih.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Crush || Ni-ki
Teen Fiction[FOLLOW DULU] Menceritakan tentang kisah cinta dua sahabat dari kecil yang saling jatuh cinta *start : 31 Desember 2022