"Pa, Maudy masuk kamar dulu ya"
"Iya, langsung tidur jangan main hp terus"
"iya papa" ucap Maudy sambil tersenyum dan mencium pipi papa nya
"malam pa"
.
Maudy berjalan menuju kamarnya sambil bermain handphone. Waktu menunjukkan pukul 20.15, sesekali ia gelisah melihat handphone nya. Maudy tanpa sedang memikirkan sesuatu yang berat hingga ia sampai didepan kamarnya dan membuka pintunya
"aarrghh" teriak Maudy
"sssttt, ini aku tenang ini aku"
Maudy terdiam ketika mulutnya dibungkam oleh seseorang di kamarnya
"Di, kamu kenapa?" ucap ayahnya dari bawah
Hening
"Di?"
Maudy membuka mulutnya
"Oh engga pa, ini ada kecoa tadi" ucap Maudy
Maudy terlihat kesal
"Ngapain sih? Bikin kaget aja" ucapnya
"aku kangen sama kamu"
Rey. Pria yang ada di kamar Maudy bernama Rey.
"Kok kamu bisa masuk kesini?" tanya Maudy
"Lewat jendela, biar ala Romeo & Juliet" ucap Rey
"Gajelas banget sih, udah sana pergi nanti kalau papa aku lihat gimana"
"Kamu masih marah sama aku?" tanya Rey
Maudy hanya terdiam dengan muka masam.
"Ayo dong Maudy, ngomong. Kan aku udah minta maaf"
"Minta maaf? Jelas jelas kamu pergi sama Anisa kemarin. Aku lihat, Putri juga lihat. Gausah ngelak deh" ucap Maudy dengan ketus
"Astaga, itu aku sama Anisa ke mall untuk cari bahan project sains. Ayolah, masa gini aja kita sampai berantem sih"
Rey pun berjalan pelan ke arah Maudy dan membungkuk sedikit berusaha menyamakan posisi Maudy yang sedang duduk di tempat tidurnya
"Kamu tau kan aku cuma sayang kamu. Kalau bukan karena tugas aku juga ga akan mau pergi sama Anisa. Masa kamu mau aku ninggalin tugas gitu aja" ucap Rey dengan melas
"kalau nilai aku jelek, kita gabisa satu kampus bareng nanti"
Maudy mulai melihat dan mendengarkan perkataan Rey
"Maafin aku ya, di" ucap Rey sambil mencium tangan Maudy
Maudy mengangguk pelan
"Maaf nih? Dimaafin ga?"
Maudy tersenyum kecil
"yaudah kalau engga dimaafin, aku pulang aja" Rey hendak keluar merangkak dari kamar Maudy
Ia berhenti karena Maudy mengenggam tangannya
"Iya, aku maafin. Aku nya yg overreacting" ucap Maudy
Mereka berdua pun tersenyum kecil dan Rey mulai mencium Maudy
Keduanya bermesraan, sampai tangan Rey mulai meraba bagian dada Maudy
"Rey..."
"Iya iyaa aku tau" "Yang penting sekarang kita udah official baikan" ucap Rey
"besok mau aku jemput?"
"gausah gapapa" ucap Maudy
"Oke, sweet dream sayang" sembari mencium kening Maudy dan berjalan keluar dari jendela kamar Maudy
Maudy tersenyum kecil dan merebahkan dirinya di kasur
Ia memegang handphone nya dan menulis "sesuai rencana"
.
"Hari ini kami berdiri di SMU Bakti Nusantara, dimana 2 korban peristiwa pembunuhan yang terjadi kemarin malam bersekolah. Belum ada pernyataan dari pihak sekolah mengenai hal tersebut"
"Dua korban tersebut bernama Jessica Kirana dan Angga Pratama..."
"Gadis berusia 18 tahun tersebut diduga mengalami luka tusukan sementara pacarnya Angga..."
Maudy yang baru saja turun dari kendaraannya terkejut melihat banyaknya reporter di sekolah hari ini. Beberapa dari mereka mewawancarai beberapa siswa. Entah apa yang terjadi hari ini
"Di, hey!"
"Eh, put ini lagi ada apa? kok rame banget" tanya Maudy
"lho, lu gatau. Jessica sama Angga kemarin malam dibunuh"
"Jessica Kirana? Yang bener lo?"
"Ya iyalah, masa gua becanda"
"Sumpah, gua baru 2 hari yang lalu ketemu sama dia di ruang BK. Gua denger dia dapat penghargaan dari sekolah" ucap Maudy
"Well, not anymore. Lu tau ga sih, Jessica ditemuin sama orang tuanya terlempar dari lantai 2. Luka tusukan dimana mana, katanya sih paling banyak daerah perut ya"
"Astaga, ga kebayang sih jadi orang tuanya"
"ga cuma itu aja..."
"katanya Jessica juga sempat di rape sama pembunuhnya" ucap seorang pria dari belakang Maudy dan Putri
"eh tolol, jaga ya omongan lo. Kebiasaan deh" ucap Putri kesal
"hahahaa kan becanda sayang" ucap pria itu. Brian namanya
"ga lucu lo" jawab Putri ketus.
"gua masuk kelas dulu ya guys. nanti ketemu lagi pas istirahat" ucap Maudy
"Oke okee di, nanti tempat biasa ya" jawab Putri
Maudy pergi meninggalkan Putri dan Brian dengan keadaan gelisah.
.
Maudy masuk ke toilet dan membersihkan wajahnya. Berusaha menyadarkan dirinya. Ia berusaha mencari tisu toilet namun tidak ketemu. Maudy pun membuka tas nya untuk mengambil tisu pribadinya sampai pintu toilet pun terbuka.
Anisa masuk dengan wajah sehabis menangis.
Maudy melihatnya sekilas.
Mereka berdiri bersampingan sambil mencuci muka.
Suara isak tangis Anisa terdengar oleh Maudy. Setelah selesai Anisa terlihat kebingungan mencari tisu toilet.
"Ini nis" ucap Maudy sambil menyodorkan tisu kotaknya nya
"thanks di" ucap Putri
"gua turut berduka ya nis"
"padahal kemarin baru banget gua telponan sama Jessica"
Hening. Maudy terlihat bingung harus membalas apa
"Gua ga nyangka hal kayak gini menimpa Jessica. Gua gangerti kenapa orang bisa sejahat itu. Dia anaknya baik banget" ucap Anisa sambil menghapus isak tangisnya
"Gua yakin pelakunya pasti akan ketemu Nis" jawab Maudy
"Well, ya gua berharap banget sih. Terus dia mendapat hukuman yang pantas" sambil Anisa memberikan tisu kotaknya kembali ke Maudy
Mereka tersenyum kecil dan Anisa melangkah keluar.
Maudy terdiam sebentar dan melihat dirinya di kaca.
Mereka berdua memang sempat dekat dari SD-SMP hingga ketika memasuki SMA, Anisa berteman dengan Jessica dan keduanya jadi tidak terpisahkan. Bahkan, Anisa sudah jarang berbicara dengan Maudy entah karena masalah apa.
Tapi mereka tidak bermusuhan, hanya seperti orang asing saja.
Maudy pun berjalan keluar dari toilet.
Tanpa disadari bahwa di salah satu bilik, terdapat kaki seseorang bersepatu hitam dan memakai jubah.
End part 3
YOU ARE READING
Alone ?
Mystery / ThrillerPernah berada seperti di film horor? Itulah yang dirasakan Maudy, Anisa, Jessica, dan teman temannya ketika pembunuh berantai muncul dan menghantui kehidupan mereka. Namun, dibalik itu semua terdapat benang merah yang membawa mereka ke misteri yang...