"Keluar lo, anjing!" teriak Anisa frustrasi.
Ia mengelilingi rumahnya namun tidak ada tanda tanda Chelsea. Ia berjalan kembali ke dapur dan mendapati Maudy dan ayahnya tidak ada disana. Anisa pun berteriak semakin kencang melihat semua menjadi kacau.
Anisa berlari dan membongkar dengan frustrasi semua laci, semua pintu yang ada berharap menemukan Maudy ataupun Chelsea namun tidak ada tanda tanda. Serasa ia sendiri dirumah itu.
Sampai handphone Anisa berdering dari ruang tengah. Anisa terdiam dan berjalan menuju suara dering handphone nya. tertulis panggilan dari Maudy.
Dengan marah, Anisa mengangkat teleponnya
"Bangsat! Anjing lu! Keluar lu" teriak Anisa
"Oh Anisa, lu pikir gua akan semudah itu keluar dan nyerang lu?" jawab Maudy
"Anjing! Lu pikir lu aman dirumah gua? Gua tau rumah gua sendiri!!"
"Ya kalau gitu lu cari gua sampai ketemu dasar pelacur psycho tolol!" teriak Maudy dari telepon
"bangsatttttt!!"
Teriakan Anisa kembali membuatnya frustrasi mengingat rencana nya sudah hampir sempurna namun gagal di detik detik terakhir.
DUG!
Terdengar bunyi dari lantai atas, Anisa pun berlari menuju ke kamarnya tepat sebelum mencapai kamarnya Maudy muncul dan menyergap Anisa. Keduanya berkelahi untuk menjatuhkan satu sama lain. Maudy yang terlihat akan ditaklukkan dibantu oleh ayahnya yang muncul dari kamar lainnya dan menghantam kepala Anisa dengan vas bunga.
Anisa berusaha berdiri dengan tenaga nya yang tersisa, kepala nya dipenuhi oleh darah yang mengucur ke mata nya. Melihat ada kesempatan, Maudy mendorong Anisa dan dirinya pun terjatuh melewati anak tangga dengan kepala nya yang beberapa terbentur anak tangga. Tubuhnya terbujur kaku tepat di lantai bawah.
Maudy mengambil pisau Anisa dan berjalan menuruni anak tangga. Mata nya tidak teralihkan dari tubuh Anisa dengan wajah yang menghadap lantai. Dari bawah, Maudy melihat sosok Chelsea yang menggotong Theo yang rupanya masih selamat. Maudy membalikkan badan Anisa dengan kaki nya. Tubuhnya sudah terbujur kaku dengan mata terbuka.
"Hati hati, biasanya mereka---"
Anisa terbangun dan menyerang Maudy, namun pisau yang dipegangnya berhasil menembus perut Anisa. Maudy mendorong Anisa menembus pintu rumah. Anisa menggerang kesakitan disertai darah yang keluar dari mulutnya. Maudy tidak berhenti, ia menusuk Anisa sebanyak 5x hingga Anisa berhenti bergerak dan akhirnya tubuhnya terdiam.
"mereka biasanya hidup lagi ketika kita periksa mereka" ujar Theo dari dalam
Sirene mobil polisi, mulai terdengar oleh mereka. Maudy menarik pisau dari perut Anisa dan perlahan berdiri. Chelsea dan Theo terdiam dan mereka tersenyum kecil menandakan perang mereka telah sele---
"AAAARRRGGGGHHHHH!!!!"
Brian yang tiba tiba terbangun, berlari ke arah mereka dengan pisau di tangannya namun Chelsea menembaki nya kembali tepat di wajahnya, kaki, dan kepala.
Suasana hening.
"Untung gua tadi udah isi ulang pelurunya" ucap Chelsea lugu
Maudy tersenyum kembali, sementara Theo masih terdiam terpaku.
Maudy dan ayahnya berjalan keluar dari rumah tersebut. Sekali lagi ia melihat mayat Anisa yang sudah tidak bernyawa. Semua ini terjadi, karena dendam kepada ibunya dulu. Maudy melihat kebelakang, Theo dibantu oleh beberapa polisi. Chelsea melihat sepupunya, Andhika dibawa oleh ambulance dengan keadaan kritis.
Namun, semua masih jadi pertanyaan untuk Maudy. Apa ini sungguh telah selesai? atau baru hanya menjadi suatu permulaan?
Sementara dari kejauhan,
mobil hitam dengan sosok sedang berdiri didalamnya sedang memerhatikan Maudy dan ayahnya. Sosok itu membuang rokoknya dan memutar balik mobil kemdian pergi menghilang didalam kegelapan malam.
End.
YOU ARE READING
Alone ?
Mystery / ThrillerPernah berada seperti di film horor? Itulah yang dirasakan Maudy, Anisa, Jessica, dan teman temannya ketika pembunuh berantai muncul dan menghantui kehidupan mereka. Namun, dibalik itu semua terdapat benang merah yang membawa mereka ke misteri yang...