9. Tantangan Sensuality

1.9K 80 3
                                    


Bahkan, menjadi satu-satunya.

Sebelum membicarakan tentang Sepuluh, aku akan menceritakan tentang Permana yang tampil terakhir setelah Sepuluh. Singkat saja. Penampilan Permana biasa-biasa saja. Berhasil dapat 14 orang pembeli, tanpa ada bonus tambahan poin meskipun Permana juga berusaha membuat ibu-ibu itu mengocok kontolnya.

Permana tampil genuine dengan wajah memerah malu saat ibu-ibu memainkan tubuh telanjangnya di dalam bak. Namun sebagian ibu sudah bosan dengan sembilan kandidat lain, sehingga mereka hanya duduk saja menunggu tantangan ini selesai. Termasuk ikan-ikan. Yang kayaknya sudah ada yang mati satu atau dua ekor karena keseringan diobok-obok.

Permana ada di peringkat delapan, di depan Andi dan Ibas. Mungkin kalau ikan-ikannya masih segar, atau Permana tampil agak di urutan tengah, dengan kondisi ibu-ibu ini habis memainkan Sepuluh, bisa jadi Permana punya lebih banyak pembeli.

Semua gara-gara penampilan Sepuluh yang lumayan oke. Paling membuat ibu-ibu itu puas meskipun Sepuluh tampil urutan kesembilan ketika ikan-ikan dan hewan laut di bak sudah mabuk semua.

Namanya Ohan, dari kantor Ayah di Samarinda. Umurnya baru 25 tahun, tinggi badannya 175 cm. Boleh dibilang, Ohan paling gemoy di antara sepuluh kandidat lain. Tapi bukan berarti dia gendut. Dia tetap punya badan kekar, yang kebetulan ototnya basah, sehingga kesannya "berisi". Ditambah wajah Ohan yang babyface dan bulat, membuat orang-orang gemas untuk memeluk Ohan dibandingkan hasrat untuk memerkosanya.

Dadanya tetap menggembung menggemaskan. Perutnya juga agak menggembung, meskipun six pack-nya terlihat jelas. Ohan enggak begitu lincah atau cemerlang, tetapi dia selalu berdedikasi melakukan apa pun, sesuai kemampuannya. Wajahnya yang manis selalu membuatku luluh, seolah-olah ingin memberikan apa pun kepadanya. Setiap dia menatap orang, dia mengamati seperti sedang memelas.

Ketika kubeberkan tantangan kedua, Ohan diam dalam pikirannya, mencari cara agar bisa menang sesi ini. Dia hanya mengangguk patuh, tak mengatakan apa-apa. Wajahnya masih lugu hingga kedua tangan dan kakinya terikat ke ujung-ujung bak air. Dia menarik napas panjang untuk bersiap, tampak tak terganggu dengan hewan-hewan laut, yang memang sudah kehabisan energi untuk berenang ke sana kemari.

Ketika ibu-ibu itu keluar dari tenda, mereka sedang mendiskusikan soal izin mengocok dan membuat kontol kandidat crot. Sebagian seolah-olah berhasrat ingin memainkan kontol saja. Mungkin sudah bosan meraba-raba tubuh lelaki kekar di dalam air. Ejakulasi bisa menjadi hiburan tersendiri bagi mereka.

Di lain sisi, Ohan juga berpikiran sama. Dia menatap kedatangan ibu-ibu itu dengan wajah malu dan panik, tetapi mencoba tegar. Dia menelan ludah, berusaha menarik kedua tangan dan kakinya untuk meringkuk, karena malu kontolnya terekspos. Namun dia tak bisa berkutik.

"Iiihhh ... cakepnya!" sahut Bu Wido. "Lucu banget yang ini. Bikin gemas pengin cubit." Bu Wido pun mencubit wajah Ohan yang lugu, membuat Ohan mengerutkan alis dan memelas.

"Tante-tante yang cantik ... bantu saya, tolong," kata Ohan. "Saya harus pipis enak—"

"Iya! Iya! Tenang aja, Nak! Kita bantu!" sahut Bu Mawar bersungut-sungut. "Kita akan keluarin pipis enak kamu. Bu Lesti, minyak zaitun yang tadi mana?"

Enggak sekali pun Ohan mencoba menjual ikan. Dia mengangkat kepalanya dan menatap kontolnya dimainkan belasan ibu-ibu dengan ngeri. Kedua alisnya bertaut. Wajahnya yang kekanakan memelas dengan sangat imut, seperti anak kucing.

Napas Ohan memburu. "Aaahhh ... aaahhh ... aaahhh ...."

Nyaris seluruh ibu di situ bekerja sama untuk membuat Ohan ejakulasi. Entah dapat bisikan dari mana, semuanya bersinergi agar Ohan keenakan. Kontol Ohan yang berukuran 5 cm saat flaccid dan 14 cm ketika erected, langsung ngaceng di bawah dua menit. Mungkin karena semua ibu ini berpengalaman bersama suaminya, sehingga mereka mengocok dan mengurut kontol itu di bagian-bagian enak saja. Apalagi kontol Ohan lumayan panjang untuk bisa digenggam dua tangan.

Mencari Budak SetiaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang