Bab.7

4.5K 368 13
                                    

HAPPY READING 🌿

Kita tinggal kan dulu baby arwah kita. Sekarang kita menuju ke benua sebrang alias pulau cina.

Di sebuah gubuk terpencil terdapat sepasang paruh baya yang sedang melihat anak kecil ah mungkin bisa di sebut raga anak kecil karena sedari di temukannya anak kecil itu tidak ada tanda tanda akan sadar nya manun masih bernafas kalo di medis mungkin di sebut koma.


Bisa nebak kan siapa itu..........


"Kek kok anak ini gak sadar sadar ya udah 1 Minggu dia tidur" celetuk nenek salah satu paruh baya itu. Anggap aja pakek bahasa cina ya.


"Sabar buk si adek masih main sama keluarganya nanti kalau raga dan situasinya aman ayah akan hubungi keluargany" sahut si kakek.


Yah si kakek juga bisa mengetahui masa lalu dan masa depan  seseorang jadi mudah bagi sang kakek untuk mengetahui situasi tersebut.


"Kek sampai kapan kita sembunyi di sini anak sama cucu kita juga pada pencar semua" ucap sang nenek. 

Karena sudah 1 tahun ini mereka bersembunyi dari musuh sang suami yang licik. Suaminya ini adalah profesor terkenal yang ada di seluruh dunia makanya banyak orang lain yang iri dan berusaha mencelakai keluarganya.

"Sabar nek kita tunggu dulu ya sama ngerawat adek kecil ini uhh sungguh menggemaskan" ucap sang kakek seraya memainkan pipi gembul si anak.

"Bener kek si adek imut banget boleh gak sih kita angkat jadi cucu kita aja" ujar si nenek menginginkan si menggemaskan ini.


"Adek masih punya keluarga utuh neh dan mungkin akan bertambah banyak keluarga nya nanti termasuk kita dan anak cucu kita" ujar sang kakek, karena dalam pengelihatan nya sekeluarga dia bakal jadi keluarga si adek juga.

.

.

Oke kita tinggalkan pasangan paruh baya itu kita kembali lagi pada pemeran utama kita.


Setelah asik bermain bersama sang Dady kini si arwah kecil kita sedang duduk bersama para Abang baru nya sedangkan sang Dady ikut duduk di barisan para orang tua.


"Abang Adi adek ain Lo cama Dydy" ucap aduan Lio dengan logat yang agak sombong biar para abangnya iri padanya gitu batin si kecil pada para Abang barunya bahwa tadi dia habis bermain bersama sang Dady.

“Pasti Abang Abang cemua pada Ili cama Lio, Lio kan Adi ain cama Dydy celu Benet” batin si kecil dengan cekikikan.

"Wah yang bener kok adek gak ajak Abang sih" ujar si Anjar mengikuti drama si kecil dengan memasang muka memelas yang malah terlihat memuakkan bagi para lelaki di sana.

Namun si kecil langsung menghampiri Anjar dan duduk di pangkuan si Anjar dengan memeluk tubuh Anjar erat seolah sedang menenangkan.

"Cup cup cup Abang angan cedih ya nanti kita ain areng bial Abang Ndak cedih" ucap si kecil yang mengira bahwa Abang barunya itu sedih karena tidak di ajak main.


"Beneran ya awas kalo bohong nanti Abang ngembek sama adek Lo" ucap Anjar menakut nakuti si kecil sambil memeluk Lio.


"Ia nanti ita ain areng areng cama Abang yang lain uga ya Abang bial Ndak cedih Abang yang lain ya kan Abang lion" ujar si kecil sekalian memberikan solusi agar para abangnya yang lain gak ikutan sedih kalo gak di aja main.


"Iya baby" ucap Rion karena di berikan pertanyaan oleh si kecil.

“Nah nenek kan kata Abang lion, Adi nanti kita main Aleng deh yeyyyyyy” ucap si kecil dengan mata berbinar terang menggoyahkan mereka yang bisa melihatnya.

“Oh ya adek umur berapa sekarang” tanya rion.

“Adek umul emm belapa ya” bingung si kecil dengan gaya jarinya di taro di dagu seolah sedang berpikir berat.

BABY ARWAH🦉Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang