Prolog

1.1K 92 16
                                    

Happy reading cok
.
.
.




Rumah megah nan indah yang selalu sepi penghuni, rumah besar yang hanya diisi oleh para maid dan gadis mungil saja yang sehari harinya berdiam diri di kamar tanpa melakukan apapun

Jennie, orang orang biasa menyebutnya demikian. Gadis pendiam, tak banyak bicara dan sulit bersosialisasi dengan orang sekitar. Jennie dikenal dengan pribadi yang tertutup dan emmm misterius? Karena memang hanya sebagian orang saja yang mengetahui background family nya.

Tak ada teman yang bisa diajak bercerita atau bermain layaknya gadis seusianya lakukan, hal itu membuat jennie mau tak mau harus bisa dan terbiasa dengan kesendirian.

Berbelanja sendirian, jalan dan duduk di taman sendirian, semua yang ia lalukan untuk menghibur diri hanya bisa dilakukan sendiri tanpa seorangpun teman. Jennie cukup terbiasa akan hal itu, namun tak ayal ia sering kali merasa bosan dan terbesit dikepalanya untuk mencari teman namun sifatnya yang introvert menyulitkan dirinya untuk berinteraksi dengan yang lain.

"Kenapa mommy dan daddy tidak pernah pulang di waktu yang bersamaan? Bahkan dihari ulang tahunku pun mereka tidak berkumpul, daddy datang sehari sebelum ulang tahunku sedangkan mommy setelah nya. itu bahkan tidak bisa disebut perayaan"

"Haish jane berhenti mengeluh, tidak baik. Mereka bekerja untukmu jane sadarlah" monolognya sekali lagi

"Tapi aku merindukan mereka" wajah ayu itu terlihat murung sekarang.

Lahir dengan status anak tunggal tentu membuatnya sedikit protes pada tuhan, dia menginginkan setidaknya satu saudara untuk menemaninya mengobrol dirumah sebesar ini. Tapi nyatanya tuhan tidak juga mengabulkannya.

"Tenang lah jane, mommy sudah berjanji akan pulang minggu ini" jennie menatap dirinya dari pantulan cermin, dia mengangkat tangannya mengepalkan telapaknya seakan menyemangati dirinya sendiri lalu setelahnya menghembuskan nafasnya secara kasar

Ia lelah, sungguh. Rasanya sungguh membosankan hidup dengan lingkungan dan keadaan seperti ini, bukan kurang bersyukur mengenai kondisi keluarganya namun jennie tidak mau munafik ia juga menginginkan kehidupan seperti anak seusianya.

Kesimpulannya adalah jennie butuh teman untuk sekedar bercerita mengenai hal random, butuh setidaknya sedikit saja perhatian dari orang tuanya. Hanya itu, cukup sederhana bukan? Namun sulit untuk diwujudkan.

"Sudah siap, saatnya pergi" jennie bergegas keluar dari kamarnya setelah mengecek ulang penampilannya sekarang

Gadis mungil berbalut kaos hitam lengan pendek dengan cardigan dipadukan bawahan navi serta sneakers putihnya, perfect. Apapun yang gadis itu kenakan tentu saja akan memberi kesan indah, ingat, apapun!.

Kurang lebih seperti itu pem visualisasi an dari seorang Jennie ruby jane kim atau biasa dikenal jennie kim

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kurang lebih seperti itu pem visualisasi an dari seorang Jennie ruby jane kim atau biasa dikenal jennie kim

"Sudah siap nona muda?"jennie mengangguk kemudian menyuruh ahn ahjussi, supir pribadinya untuk segera pergi.

What about me?Where stories live. Discover now