Three

621 108 29
                                    

Happy reading cok
.
.
.




Nah kan, sudah jennie bilang. Dengan atau tanpa persetujuannya, pernikahan mereka akan tetap berlangsung. Jennie memang tidak mengatakan merestui namun juga tidak memberi tanda menolak dan yah mungkin hal itu yang menjadikan alasan mereka untuk tetap melangsungkan pernikahannya, padahal sudah jelas bahwa sikap diam jennie adalah sebagai bentuk penolakan, benar?

Mereka bahkan tetap melangsungkan pernikahan, meskipun jennie belum sepenuhnya sembuh. Dia bahkan masih menggunakan kursi rodanya untuk hadir dan duduk di deretan meja keluarga inti untuk melihat acara pengucapan janji suci itu. Jennie, gadis tegar yang sekarang entah ingin kemana karena memang sudah tidak tahu arah, ia memaksakan bibir mungil itu untuk tetap tersenyum seakan semua akan baik baik saja.

Jennie dapat melihat seperti apa cantiknya sang ibu di depan altar sana bergandengan tangan dengan suami baru yang orang orang bilang "cocok" satu sama lain, sebenarnya jennie ingin menjerit ketika mendengar kalimat itu terulang terus menerus tapi ia tahan karena tidak ingin mempermalukan ibunya.

Ah iya ayahnya bahkan ikut datang dengan keluarga barunya, jennie sudah diperkenalkan pada kedua putra baru ayahnya itu. Apa yang jennie lakukan? Tentu saja diam tak ingin banyak ber interaksi dengan mereka, karena jennie rasa menerima semua ini sungguh menyesakkan.

Jennie dapat melihat satu detik setelah pengucapan janji dari minho, keduanya berciuman, didepannya. Jennie menitikan air matanya saat itu juga, bahkan ia terisak.

Kalian tahu part yang paling menyedihkan dalam hidup itu apa? Yah, melihat orang tuanya menikah kembali, dengan orang lain. Hey ayolah anak mana yang merelakan keluarganya berantakan? Tidak ada kan?. tapi kembali lagi, jennie hanya bisa dia mencoba menerima semuanya karena mungkin ini yang terbaik bagi mereka.

Isak tangis itu mampu membuat nyonya jung, ibu dari jessica yang memang berada di sampingnya, dengan sigap berjongkok didepan jennie lalu memeluk cucu kesayangannya itu

"Mari memulai hidup baru baby, grandma tahu ini sunggu menyakitkan tapi kamu harus percaya tuhan akan menyiapkan kebahagiaan yang indah untukmu. Terimakasih telah menjadi cucu grandma yang kuat" jennie tak menjawab, ia hanya terisak dalam pulukan neneknya

Pembawa acara mulai memanggil putri minho untuk naik ke altar untuk melakukan foto bersama, saat nama jennie dipanggil otomatis semua attention mereka tertuju pada gadis yang sedang berada didalam pelukan nyonya lee

"Jane" jessica berucap lirih memanggil nama putrinya, ia juga merasakan sakitnya. Jessica sadar bahwa dia egois, tapi tidak munafik dia juga butuh bahagia bukan? Meskipun menyakiti putri sematawayangnya

"Sudah nee, lihat, semua menunggumu baby. Ayo berfoto bersama keluarga barumu, biar grandma bantu nee" jennie mengangguk setelah merasa dirinya tenang

"Hay adik kecil jangan menangis" kristal menerima uluran tangan jennie dengan senang hati saat gadis itu baru sampai diatas altar. Tangan kristal bergerak menyapu air mata yang masih mengalir dipipi adik barunya itu

"Cih drama!" Jennie tidak mengenali siapa yang bersuara, dia hanya tahu jika gadis itu sama seperti kristal dan irene.

"Jangan dengarkan dia, dia anak manja yang harus kamu hindari nee!" Kali ini irene ikut berjongkok didepan jennie membantu menenangkan jennie yang masih sedikit terisak

"Jane" jennie mengenali suara lembut itu namun ia menolak menyahuti, dia bahkan enggan untuk menatap wajah ayu ibunya

"Ingin berada di disamping eomma?" Tawar kristal yang hendak membantu jennie untuk berdiri, jennie menggeleng. Selain karena disamping ibunya sudah ditempati gadis lain, dia juga sedang tidak ingin berkontak fisik dengan ibunya

What about me?Where stories live. Discover now