Part 14

491 71 22
                                    

Happy reading cok!!
.
.
.







"Makan yang banyak nini, lalu cepat pulang kerumah" jennie mengangguk menerima suapan demi suapan yang di berikan jisoo padanya. Yah sedari malam jisoo memang terus menempelinya, bahkan dia baru saja berdebat dengan irene dan joy mengenai masalah suap menyuap, jisoo yang seharusnya memiliki jadwal kuliah keukeuh ingin tetap didekat jennie beralibi bahwa jika jennie butuh sesuatu setidaknya ada dirinya yang siap membantu.

"Eonni, where is mommy?" Tanya jennie setelah berhasil menelan makanannya

"Appa membawa mommy pulang pagi tadi sebelum kamu terbangun, mommy terlihat sedikit lelah. Nini tahu kan se sedih apa mommy semalam, kita bahkan tidak bisa berhenti menangis" ucap jisoo dengan lemas, jennie hanya bisa tersenyum lemah lalu mengangkat tangannya untuk mengusap kepala kakak sambungnya itu

"Jane akan baik baik saja eonni, kalian tenang saja" ucapnya mencoba menenangkan, mereka kompak mengangguk dan berkata "harus, kamu harus tetap baik baik saja!" Jennie terkekeh dibuatnya lalu ikut mengangguk mantap

Yah memang setelah hasil tes keluar dokter menjelaskan semuanya kepada jessica dan minho, mereka langsung membicarakannya dengan keluarga besar mereka untuk bisa menyelesaikan semuanya secara bersama.

"Jane, berjanjilah untuk sembuh nee. Eonni masih ingin bersamamu" jennie hanya bisa mengangguk mendengar perkataan irene, ia bingung jika ia berjanji takut tidak bisa menepatinya, karena bagaimanapun dia tidak bodoh. Jennie tahu penyakit yang dideritanya bukan main main. Dia bahkan masih merasakan lemas sampai saat ini, hanya saja yang bisa dia syukuri adalah tubuhnya sudah bisa ia gerakkan lagi bahkan jennie sudah bisa bernafas secara normal.














"Yeobo, tenanglah. Aku berjanji akan mencari rumah sakit dan dokter yang akan menyembuhkan putri kita" ucap minho menenangkn istrinya yang masih saja menangisi nasib putri semata wayangnya itu

"Kamu bahkan mendengar semua yang diucapkan dokter bukan? Tidak banyak harapan yang kita miliki untuk kesembuhannya, yeobo. Hiks kenapa aku begitu bodoh mengabaikan kesehatannya begitu saja. Putriku masih begitu kecil untuk mendapatkan semua ini" minho tidak bisa berbuat banyak, ia hanya bisa memeluk tubuh lemah istrinya serta memberi kalimat kalimat penenang saja

"Tidak ada yang tidak mungkin sayang, bukankah sudah kita bicarakan semuanya? Jane akan mengikuti berbagai terapi yang dianjurkan, jane akan diberi obat, sekarang yang harus kita lakukan adalah berdoa dan memberinya semangat, jangan terus seperti ini sayang, jane akan ikut bersedih jika melihatmu seperti ini" jessica tetap menggeleng dengan gusar

"Bagaimana jika dia pergi meninggalkanku bahkan sebelum waktu yang ditentukan dokter? Aku hanya takut, dokter bahkan berkata itu semua hanya untuk memperlambat kerusakan, bukan untuk menyembuhkan. Bagaimana jika putriku tidak sekuat itu untuk bertahan?. Aku sungguh takut" tangis pilu itu senantiasa terlantun dari mulut jessica semenjak dokter benar benar mendiagnosa putrinya terkena penyakit ALS, penyakit yang bahkan belum diketahui penyebab serta pengobatannya.

Wajar saja jika jessica benar benar ketakutan setela menerima fakta bahwa putrinya hanya akan bertahan beberapa tahun saja. Jessica benar benar hancur ketika dokter bahkan sudah memprediksi kematian putrinya, dia belum bisa bahkan tidak akan pernah bisa menelan fakta yang ada.

"Kenapa harus jane, putriku? Kenapa bukan aku saja yeobo. Dia begitu banyak menderita selama ini. Tuhan, dia bahkan baru merasakan kasih sayang dariku, dia baru merasakan kebahagiaan tuhan"

"Kita usahakan bersama nee, kita usahakan kesembuhan putri kita. Mari saling menguatkan yeobo" ucap minho lelu mengeratkan pelukannya.

"Kita harus yakin pada jane, jane anak kuat dia akan sembuh"
Krystal tak sengaja mendengar semuanya, ia bahkan sudah ikut menangis. Niat yang awalnya mengantar makanan untuk orang tuanya berakhir mendengar keluhan pilu dari kedua orang tuanya.

"Kenapa harus jennie?!" Geramnya, sungguh jika bisa dia ingin sekali menyalahkan takdir yang begitu kejam. Perpisahan yang paling menyakitkan adalah kematian, krystal benci itu.

Krystal memilih menaruh nampan berisi makanan itu di depan pintu kamar mereka, lalu berlalu pergi menuju kamarnya

"Eomma, bantu krystal untuk kali ini. Tolong rayu tuhan untuk mengubah takdir jennie, dia adik krystal juga eomma. Tolong rayu tuhan agar tidak mengambil orang yang krystal sayangi lagi" sungguh, seluru keluarga lee, keluarga jung serta keluarga kim benar benar terpukul saat ini. Krystal terlihat sangat putus asa, dia hanya bisa menangis dibelakang adik adiknya karena didepan mereka dia harus menjadi penguat.

"Tuhan, tidak cukup kah mengambil eommaku? Sampai tuhan menginginkan adikku juga? Tuhan sakit sekali"

"Aku berani bersumpah tuhan, adikku adalah anak yang baik, tolong kembalikan kesehatannya seperti dulu, jangan kau ambil dia dari kami tuhan" krystal benar benar kebingungan setelah mendengar fakta yang diberikan padanya, seluruh tubuhnya bahkan terasa berhenti berfungsi. Ketakutan ketakutan yang ada di dalam fikirannya mulai berdatangan, dia tidak ingin kehilangan lagi.

Bukan hanya krystal yang putus asa, tapi seluruh keluarganya bahkan benar benar sibuk mencari koneksi dokter hebat diluar sana yang bisa menyembuhkan jennie.













***

Pukul 13.00 jessica dan krystal baru bisa datang ke rumah sakit karena memang kesehatan jessica yang sedikit menurun sedari pagi, jessica bahkan memaksa untuk menemui jennie hingga berakhir diizinkan oleh minho dengan membawa krystal disampingnya. Minho tidak bisa datang karena bergabung bersama woobin setta keluarga jung untuk mencari berbagai mancam cara untuk kesembuhan putrinya.

"Eomma, lebih baik istirahatlah di sofa. Eomma masih lemas bukan?" Rayu krystal beberapa kali, jessica hanya diam duduk disamping ranjng putrinya sembari mengusap tangan mungil jennie

Mata jessica tak pernah lepas untuk memandangi wajah damai jennie. Yah memang setelah makan siang jennie memang diberikan obat tidur untuk mengistirahatkan tubuhnya sejenak

"Putri mommy akan baik baik saja bukan? Jane tidak akan bisa meninggalkan mommy, mommy juga tidak akan pernah membuarkan jane pergi" ucapnya kemudian mengecup lama punggung tangan jennie dengan derai air mata yang kembali turun

"Eomma, sudah nee. Nini akan ikut bersedih jika eomma terus bersedih"

"Adikmu baru saja merasakan betapa bagaianya memiliki saudara, dia menginginkan itu sedari lama sayang, baru saja terkabulkan tapi kenapa takdir permainkan?" Krystal mengalihkan pandangannya kearah lain, tidak bisa menahan air matanya juga. Di sana, tepat di depan pintu, krystal bisa melihat joy dan jisoo yang memandang kearah mereka dengan kondisi yang tak beda jauh. Mata sembab mereka sudah bisa menjelaskan betapa terpukulnya mereka dengan berita ini.

"Kenapa berdiri disitu, ayo cepat kemari" ucap krystal dengan nada bergetar menahan tangis, sungguh ini benar benar sakit, tenggorokannya begitu perih karena menahan tangis

Joy dan jisoo berjalan menuju ranjang dan memeluk jessica bersama sama, tangis mereka memenuhi ruang rawat inap jennie

"Eomma, aku marah pada tuhan" ucap joy dengan terisak hebat, jessica terkekeh lalu mengusap kepala joy yang bersandar di bahunya.

"Jangan marah pada tuhan, nanti jika tuhan belik marah padamu, doamu tidak akan diterima tuhan. Kalau doa joy tidak diterima lalu joy akan berdoa pada siapa untuk kesembuhan jane hmm?" Kalimat lembut dengan kekehan pilu itu berusaha memberi pengertian serta sedikit hinuran untuk joy.

"Ayo saling menguatkan nee, anak anak eomma adalah yang terhebat" tanpa kata, ketiga gadis itu hanya memeluk jessica dengan tangis pilu masing masing

"Tuhan, aku tidak jadi marah, jadi tolong izinkan nini bersama kami lebih lama" ucapnya dengan nada merengek. Jessica kembali terkeke meski air matanya tetap mengalir  













***

BERSAMBUUUUNG~

jangan lupa vote dong anjenk, yg blom vote part part sebelumnya, skrol balik sono keatas🫵🏻. Terimakasih🫶🏻🫶🏻

What about me?Where stories live. Discover now