🌻32

1.4K 134 3
                                    

Mark mematung setelah mendapat apa yang ia inginkan,jadi benar? Ayahnya terlibat atas pergi dan menghilang nya Haechan,dan lagi! Sebab Donghae pula Taeyong bisa memasuki mansion nya dan membawa Haechan pergi hingga kini belum juga kembali.

Potret kedua anak Haechan di genggam Mark dengan erat,setitik air mata lolos begitu dia mengingat bagaimana dia dulu melarang Ji-Sung menemani Haechan dan perintah ayah nya yang jelas hanya mengalihkan perhatian mereka saja.

Marah,iya! Mark memang marah tapi untuk saat ini dia hanya bisa memendam nya saja, Haechan lebih penting dari segala nya.

Dia sudah menghubungi Jeno dan saudara nya yang lain agar berkumpul, sudah lebih dari setengah jam Mark menunggu namun belum juga ada yang memperlihatkan badang hidungnya sama sekali.

Perlahan Mark mendengar langkah kaki yang terbalut sepatu pantofel,itu jelas Renjun karena yang masih memakai pakaian formal ya hanya dia dan Renjun selebihnya mereka mengenakan apa yang ingin mereka pakai.

"Yang lain belum datang."

"Aku tidak tau mereka akan datang atau tidak? Kalau pun mereka tidak datang aku akan tetap memberi tau mereka kalau Ji-Sung sudah menemukan Haechan,dan kekhawatiran mu kemarin hanya sia² saja! Sebab orang yang kau khawatir kan sedang bahagia dengan istri kita."

"Cih, istri kita! layaknya kau belum mengoreksi diri mu." Saut Jaemin yang baru datang.

"Jangan memulai Jaemin Lee,aku benar akan membawa mu pada Haechan kita."

Jaemin menatap Mark sinis, tidak kah dia menyadari apa yang terjadi pada istri mereka secara tidak langsung karena nya.

"Kau tidak bertemu Jeno,"

"Dia bilang akan datang setelah urusan nya selesai." Tukas Jaemin.

"Apa anak itu menahan pesawat yang hendak terbang lagi."

"Ntahlah, hanya dia yang tau."

Jaemin mengedikan bahu nya acuh, siapa juga yang mau berurusan dengan Jeno kalau anak itu sudah dalam batas kemarahan nya, petugas atau pemilik penerbangan itu sendiri tidak mau ambil resiko karena mengusik lelaki putih pucat itu bekerja menggeledah semua pesawat mereka.

"Kenapa mencari ku."

Chenle langsung menghempaskan tubuhnya ke sofa,kaki nya ia naikkan di meja mengabaikan tatapan tajam dari Jaemin karena dia duduk di sebelah nya tanpa menoleh ke arah nya.

"Aku mau membahas haechan!"

Wajah Chenle langsung berubah cerah,tak seperti saat memasuki mansion yang terlihat masam tanpa senyum seperti ada nya Haechan waktu dulu.

"Benarkah,ku kira kau tidak akan bertindak!"

"Kau pikir selama ini aku diam."

"Kurasa, bahkan ayah sampai melakukan hal menjijikkan seperti ini kau tetap diam kan Mark Hyung "

Mark terdiam, berarti Chenle tau mengenai ayahnya yang bekerjasama dengan Taeyong dimana dia adalah ayah asuh Haechan sendiri,tapi kenapa Chenle diam.

"Apa maksudmu?"

"Ren, nanti saja aku jelaskan!"

Renjun kembali duduk, menunggu Jeno yang ntah kapan akan datang.

"Ck,aku bukan pengangguran yang bisa menunggu selama ini."

"Apa menunggu Jeno kau keberatan."

"Oh tentu, apalagi harus berbagi oksigen dengan orang pengecut seperti mu."

"Chenle,-"

"Maaf aku terlambat."

Renjun tak melanjutkan ucapannya ketika Jeno memasuki ruangan yang khusus hanya mereka saja yang boleh datang.

"Haechan ketemu!"

Satu kata yang keluar dari mulut Mark agaknya membuat saudara nya tidak bergeming, mereka memandang Mark seolah mereka tidak percaya.

"Aku serius,"

"Aku juga ingin mengatakan sesuatu Hyung,ini tentang ayah! Kalau kau tidak mau ikut dengan ku Jaemin, dan Chenle terserah,tapi kami sepakat akan melakukan pemberontakan karena ayah lah dalang dari kepergian Haechan."

Mark membeku,apa selama ini hanya dia yang bodoh karena tidak tau sama sekali dan semua adiknya sudah tau sejak lama.

"Jangan menatap ku seperti itu Hyung, apapun ucapan mu aku tidak akan pernah merubah keputusan ku! Paman pernah membuat ku terpisah dengan cinta pertama ku tapi tidak dengan Haechan kali ini,,, aku akan pergi dan mencari Haechan bersama Jaemin dan Chenle, tanpa bantuan mu atau pun ayah."

"Renjun,," panggil Jaemin,dia agaknya masih menunggu keputusan kakak kedua nya itu.

Mereka boleh saja terpecah,tapi anak kembar seperti Jeno dan Jaemin sudah pasti tidak bisa terpisah apapun keadaannya.

"Kalian sejak kapan,,,?"

"Dua tahun lalu, mungkin saat anak ku ulang tahun yang kelima! Aku mendengar semua nya Hyung,dari orang ayah sendiri,,,aku diam karena aku masih menghormati nya sebagai orang tua ku! Sembari mencari Haechan aku berharap tidak menaruh dendam atas apa yang ayah lakukan,tapi aku salah setelah ayah tau aku mencari Haechan dia mempersulit ku Hyung!kau tidak pernah tau kan. karena kau anak emas ayah Mark hyung." Sambung Jeno.

Mark terdiam, dia tidak sebodoh itu hingga tidak menyadari kalau ayahnya selalu bergerak di belakang mereka dan melukai adik² nya.

"Mungkin selama ini kau berpikir aku selalu membunuh orang yang tidak berdosa,kau salah Mark Hyung! Mereka adalah orang-orang ayah yang berhasil aku buru sendiri dengan anak buah bentukan ku tanpa bantuan siapapun." Ungkap Jaemin yang membuat Mark semakin diam seribu bahasa.

"Ren,kau tau ini semua,,"

Renjun menggeleng, dia baru mengetahui ini beberapa bulan lalu dan diminta mereka untuk diam sebelum Mark sendiri yang memberi tau mereka, sekarang Mark sudah tau dan mereka tidak akan menutupi apa yang sudah ayah mereka lakukan.

"Kami pergi,"

Chenle memasang wajah julid nya menatap Mark remeh, orang yang selalu di anggap nya pelindung dan terus bersembunyi di balik kata kantor adalah dalang dari kesengsaraan yang mereka alami selama tujuh tahun.

Setelah Jeno, Jaemin, Chenle keluar! Tinggal Mark dan Renjun yang hening tanpa suara, mereka tidak mengerti kenapa semua seperti tidak direncanakan,namun salah justru semua terencana dengan baik hingga mereka tak tau setitik pun akan kebenaran nya.

Ayah mereka,Lee Donghae! Mark pusing, sungguh, jujur Mark tidak berpikir jika Donghae mampu melakukan ini semua untuk memisahkan mereka dari Haechan,apa alasan sang ayah pun Mark masih belum mengetahui nya anak buah nya belum melapor apapun.

"Hyung, menyesal sekarang tidak ada gunanya! Ayah memang keterlaluan jadi biarkan mereka marah untuk saat ini,aku yakin Jeno dan yang lain hanya perlu waktu,,, aku tinggal dulu."

Selepas kepergian Renjun dari hadapan nya Mark memijit pelipisnya, sangat tidak masuk di akal jika tiba-tiba ayahnya tidak setuju dengan hubungan antara para putra nya dengan Haechan, waktu dia memperlihatkan foto Haechan padanya saja tidak terlihat jika sang ayah tidak menyukai nya, lantas kenapa sekarang menjadi rumit seperti ini.

"Aku harus menemui Haechan, bagaimana pun mungkin dia salah paham dengan apa yang terjadi kan."

Tanpa sepengetahuan Mark, seorang tengah menyeringai di balik pintu ruangan itu,ia tidak akan membiarkan Mark menemui istrinya lagi setelah apa yang ayah nya lakukan dan juga sikap Mark selama ini.














Ini end nya gimana sih,

Kan mau lanjut book yg lain,😭 kok makin panjang huaaaa...

Mau nya sampai di chap 30 aja,eh kebablasan dong.

Tiap hari maunya up 2 atau 3 biar cpt end,tpi yang ada tangan aku keriting nggak ada istirahat nya.

Aku coba dulu deh, nanti di usaha in
Kasian book yang lain dah nganggur lama🥺🤧

"MY SIX HUSBAND" [TAMAT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang