🌻34

1.5K 143 5
                                    

"Apa yang mendasari perbuatan ayah hingga membuat Haechan pergi dari kami ayah?" Mark, saat ini pemuda itu sedang menghadap ayah nya sendiri, Renjun? Dia memilih untuk menyusul Haechan seperti saudara nya yang lain, apalagi setelah mendengar cerita Jeno soal kedua anak mereka! Renjun semakin antusias ingin menemui mereka, bertemu ayahnya tidak akan mengubah apapun menurut Renjun, ayah nya keras dan kaku.

"Dia tidak seperti yang kau kira Mark,dia lebih berbahaya dari kelihatan nya." Donghae nampak santai saja,dia mementingkan anak² nya dari ancaman yang menurut nya bisa saja membinasakan semua keturunan nya.

"Kalau pun Haechan begitu! Mungkin saat ini aku tidak akan berdiri di hadapan mu ayah,dia memang sadis dan kejam tapi dia tetap punya hati saat anak yang di kandung nya adalah anak kami." Helaan nafas terdengar dari bibir pria paruh baya itu.

"Mark,kau tidak mengerti kenapa aku melakukannya nya! Demi keselamatan kalian." Mark mengepalkan tangannya.

"Keselamatan,ayah tidak memikirkan bagaimana perasaan ku dan adik², ayah tidak tau bagaimana hancur nya kami saat Haechan tak bisa ditemukan! Jika boleh egois maka aku akan ikut juga menemui Haechan ketimbang datang kemari ayah,tapi benar kata Jeno! Bagaimana pun kau tetap ayah kami dan aku menghormati itu tapi tidak dengan tindakan ayah." Donghae menaruh gelas yang tadi berisi wine.

Dia menatap anak sulung nya dengan intens,dia sudah berusaha untuk memisahkan mereka walaupun nyatanya anak² nya tetap mencari Haechan hingga bertahun-tahun, mereka pun tak mengunjungi kedua orang tuanya selama itu.

Menyesal,bukan! Donghae bukan tipe orang seperti itu,dia tidak pernah menyesali perbuatannya dia hanya bingung kenapa anak² nya begitu menggilai Haechan,lantas apa yang akan terjadi jika waktu itu Donghae memilih membunuh Haechan daripada mempertahankan dia.

"Ayah tidak bisa mencegah mu atau adikmu Mark,ayah hanya ingin berpesan tetap berhati-hati meski nanti kau juga memilih untuk bersama Haechan,asal jangan melupakan orang tua ini Mark!kami hanya punya kalian, ayah mohon kalau ada kata maaf maka maafkanlah ayah mu ini Mark, karena aku memisahkan mu dari istri dan juga kedua anak kalian sampai bertahun-tahun." Kini Mark yang menghela nafas berat nya,dia tidak bermaksud untuk membuat ayahnya kecewa atau bersedih di masa tua nya.

Tapi Mark juga tidak tau harus berbuat apa,di satu sisi istri dan saudara nya juga anak mereka,di sisi lain ayah nya yang berumur juga membuat Mark berpikir.

"Aku akan bicara pada mereka ayah, semoga belum terlambat." Mark beranjak pergi,dia juga akan ke Belanda untuk bertemu Haechan serta saudara nya.

Dia harus membicarakan masalah ini,jika dia bisa dengan tenang menghadapi sang ayah maka kalau Jaemin atau Jeno yang berhadapan mungkin mereka berdua malah akan membuat perhitungan dengan ayah kandung mereka.

Mark masih bisa mengendalikan amarahnya,se emosi apapun dia Mark masih punya pikiran tidak mungkin Mark melukai ayahnya sendiri.













Pintu rumah Haechan di ketuk,tapi nampaknya tidak menggangu kegiatan empat orang dewasa dan dua bocah yang asik bermain,Juan di temani Jeno dan Jaemin untuk menyusun Lego yang baru dibeli oleh Ji-Sung.

Jeana,dia bergelayut pada Chenle meminta di bacakan dongeng,duduk dengan Ji-Sung yang memangku nya.

"Ish,, kalian ini, tidak dengar ada tamu kah?"kesal Haechan,dia kan sedang memasak untuk makan malam mereka,tapi harus menunda nya sebentar hanya untuk membuka pintu.

"Maaf sayang,kami tidak dengar! Kau kembali ke dapur saja biar aku yang buka." Timpal Jaemin segera berdiri.

"Ck,dari tadi harus nya! Aku sudah disini kau mau membukanya." Dengan kaki di hentakan Haechan menuju pintu utama.

Sedangkan para dominan nya terkekeh gemas melihat tingkah Haechan,helo,,,anak itu hampir memasuki usia 30an tapi masih saja menggemaskan.

Cklek

Boom

Haechan mematung,di depan nya satu orang lagi yang selama ini membuat ia rindu akan perhatian pemuda itu.

"Hai manis, tidak merindukan ku?"

"Hyung," Haechan langsung memeluk Renjun,dia menenggelamkan wajahnya di dada bidang nya,terasa lebih berotot sekarang ketimbang dulu.

"Kau semakin besar saja,hiks apa kau olahraga selama ini." Tanya Haechan dengan isakan kecil.

"Eum,aku olahraga agar nanti ketika berduaan dengan mu,kau bisa sepuasnya memainkan perut ku seperti kau mengelus milik Jeno atau Jaemin,kau juga bisa meminta ku untuk menggendong mu seperti Ji-Sung."

"Ish,,jadi kau iri karena aku sering memuji mereka." Renjun terkekeh. Istri nya ini masih sama seperti dulu tidak ada yang berubah,eh ada! Haechan semakin montok dan sexy.

"Omong-omong,aku lelah berdiri sayang." Haechan menepuk keningnya lupa kalau mereka masih di depan pintu.

"Ah ya,,aku lupa! Ayo masuk di dalam mereka sedang berkumpul." Haechan menggandeng Renjun masuk kedalam rumah nya.

"Anak² lihat siapa yang datang.!" Kedua anaknya menoleh, menatap Renjun lama hingga Jeana berteriak.

"Daddy,,,," anak kecil itu berseru dan berlari kepelukan Renjun.

Dengan senyum tampan Renjun menangkap Putri kecil nya dan mengangkat sang anak untuk ia kecup kedua pipi bakpao seperti milik Haechan itu.

"Anak Daddy sudah besar heum," ujar Renjun dengan mengelus pipi anaknya dengan sayang.

Juan hanya menatap datar Renjun,cih dia tidak semanja Jeana.

"Hyung,kau datang sendiri?"

"Eoh,Mark Hyung menemui ayah." Ucapan Renjun membuat ke empat lelaki itu terdiam.

Kompak mereka saling pandang lalu menghembuskan nafas lelah nya, agaknya Mark benar² bodoh pikir mereka.

"Jangan berpikir macam-macam,Mark Hyung hanya ingin meluruskan apa yang seharusnya sudah ia selesaikan sejak dulu." Setelah Renjun menatap satu persatu adik nya,dia tau mungkin mereka tidak akan percaya dengan Mark begitu saja.

"Nyatanya,dia memang pecundang! Sok² an mau menyelesaikan masalah, kemana saja tujuh tahun ini dasar." Tukas Chenle geram.

"Jangan begitu,dia kakak mu kau tidak boleh berpikir buruk tentang nya."

Cup.
Haechan memberikan kecupan sekilas pada pipi Chenle agar tak membuat suami kelima nya itu kesal.

Seketika Chenle tersenyum lalu memeluk Haechan.

"Oh my eyes." Juan menutup mata sedikit mengintip apa yang dilakukan Chenle dan Haechan di depan nya.

"Mommy,,,," Jeana merengek karena Haechan di peluk Chenle dan dicium di hadapan nya.

Haechan terkekeh, Chenle pun sama! Dia teramat gemas hingga menggelitik Juan yang sempat meringsek menjauh dari nya dan Haechan.

"Kemari kau jagoan,berani kau menggoda dadyy mu heum..." Juan tertawa sambil berguling di lantai.

Jeana meminta di turunkan oleh Renjun dan bergabung untuk menggelitik kembaran nya bukan untuk menyelamatkan Juan, dasar kembaran prik 🤣.

Ke empat orang lain nya hanya menjadi penonton, Haechan beranjak untuk menyelesaikan pekerjaan memasak nya.

"Aku tinggal dulu ya, nanti aku panggil kalau masakan nya sudah selesai." Jeno , Jaemin, Renjun dan Ji-Sung mengangguk.

Bahkan Jaemin langsung ikut beranjak untuk membantu sang istri.












Memuaskan tidak?

"MY SIX HUSBAND" [TAMAT]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang