18•||• mafia daeng

3.8K 251 0
                                    

——•••NGGA SUKA NGGA USAH BACA•••——

•••HAPPY READING•••

•••

Keluarnya dari markas Kalijodo,Aya menaiki motornya dan menghela nafas.

"Bohong kalau gw ga kepikiran omongan kakek!"

Aya menatap punggung tangannya,melihat dengan intens lalu mencabut peluru yang sedikit terlihat dan memakai helm nya.

"Gw pastiin kalau kakek sampai terbukti campur tangan, gw yang bakal menanamkan peluru di jantung kakek!" Gumam Aya melajukan motornya dan berlalu dari markas Kalijodo.

Aya menghentikan motornya saat berada di lampu merah. Menatap lurus dan melirik ke punggung tangannya yang masih meneteskan darah yang terus mengalir keluar.

Seusai lampu lalu lintas berubah Aya melakukan motornya semakin cepat, hingga tanpa sadar bahwa ada beberapa motor yang mengejarnya

Ckittt~~~

Aya menghentikan motornya lalu turun dari motor,mendekati motor yang mengikutinya.

"Turun kalian!" Ujar Aya melepaskan helm nya, menunjuk semua orang yang masih berada di atas motornya masing-masing

"Siapa kalian?! Ngikutin gw dari lampu merah heh!" Salah satu dari mereka maju ke depan membuat Aya sedikit waspada

"No-na?anda kenapa?" Aya menatap heran orang di depannya lalu menunjuk dirinya sendiri.

"Gw?lo panggil gw apa? Nona?gw ga kenal kalian!" Salah satu yang lain pun ikut melangkah maju mendekat

"Kami anggota mafia anda nona, mafia daeng! Apa anda ingat?" Aya mengangkat alisnya semakin bingung

Menatap sekeliling berharap jiwa ayari berada di sekitar nya.

"Gw ga kenal kalian, dan gw ga merasa bahwa gw megang mafia daeng! Kalian mata mata dari mana?!" Tangan kanan dari mafia daeng maju ke depan menatap Aya dengan lekat.

"Biarkan kami menjelaskan di markas daeng, dengan mengobati luka di punggung tangan anda nona" Aya mengangkat punggung tangannya yang mengalirkan darah lalu menghela nafas.

"Apa jaminannya kalau gw ikut kalian?!" Tanya Aya menatap anggota di depannya

"Anda dapat membantai kami semua jika kami membuat Anda tidak nyaman selama di markas daeng" Aya mengangguk lalu berbalik berjalan menuju ke motornya

"Sebelumnya maaf nona, sepertinya lebih baik anda membonceng salah satu anggota anda agar luka anda tidak semakin parah" Aya menatap tajam tangan kanan mafia daeng

"Gw naik motor sendiri, cukup memberi jalan tanpa merusak kenyamanan gw saat bersama kalian!" Tangan kanan dan anggota yang lain meneguk ludahnya lalu mengangguk kaku.

Setelahnya mereka berjalan menuju markas mafia daeng dengan Aya yang dikawal anggota itu.

Sampainya di markas Aya turun dari motor seperti yang lain dan menatap markas di depannya dengan seksama.

𝐖𝐫𝐢𝐭𝐭𝐞𝐧 𝐈𝐧 𝐁𝐨𝐨𝐤 (PROSES REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang