51•||• kepribadian malaikat

1.5K 126 0
                                    

--•••NGGA SUKA NGGA USAH BACA•••--

•••HAPPY READING•••

•••

"Lo istirahat di kamar lo dulu. Gw mau ke mansion Auri dulu, memastikan Auri memiliki kepribadian itu atau tidak" Arya menatap Aya

"Lo pastiin, gw inget warna bola nata masing masing kepribadian. Warna hitam mengkilap dan petir di tengahnya itu untuk Raja, putih–abu tercampur itu malaikat, biru tua keunguan itu Iblis, dan merah kehitaman itu Ratu" Aya mengangguk

"Oke, gw pergi dulu" Arya mengangguk dan berlalu menuju kamarnya.

Tak membutuhkan waktu lama untuk Aya sampai di mansion Ayari yang berada di ujung perkotaan.

"Queen Aya" Sapa anggota Ayari

"Gw mau ketemu Auri, dia ada kan?" Natir mengangguk

"Di kamarnya queen. Paling ujung lantai 2" Aya mengangguk dan berjalan menuju kemar Ayari, dengan sekali tendangan pintu terbuka sempurna membuat semua orang menatap ke Atas dan Auri yang terkejut hingga laptop dipangkuannya terjatuh

Brakk

Pyarrr

"AYAAAA, APA YANG LO LAKUKAN DISINI?!" Aya menatap sekeliling ruang itu lalu menatap Auri tajam apalagi setelah melirik laptop yang menampilkan retasan CCTV di mansion nya.

"LO RETAS CCTV MANSION GW KARENA APA?! MAU MANTAU GW?" Auri melirik ke bawah dimana laptopnya pecah lalu berdecak

"Emangnya kenapa? Lo ga Terima?" Tanya Auri dengan sarkas. Aya memandang bola mata Auri dengan tajam lalu mencocokkan dengan apa yang diucapkan Arya

"Putih-abu tercampur. Malaikat?!" Batin Aya terkejut

"Huh! Segitu nya ya, ga percaya sama gw? Padahal masalah lo gw yang selesain. Gw yang cari bukti, gw yang mati matian mikir sampai hampir setengah tahun ga sekolah, cuma gara gara perintah teror yang ga seberapa lo langsung mantau gw dari kejauhan" Aya menggelengkan kepala tak percaya

"Lo harus liat gw sekecewa apa lagi sama lo? Kalau aja jiwa gw ada di raga gw sendiri, cabut gw dari hadapan lo, ogah gw nyelesain masalah lo yang cuma buat gw tambah setress. Gw nahan diri biar ga buat lo sakit hati, lo patah semangat. Tapi kayaknya ga guna deh!" Auri menatap Aya dengan tatapan tanpa bersalah

" GW GA PERNAH BISA MENJALANKAN PERINTAH YANG GA GW INGINKAN! Musuh kita cuma keempat kakek itu, bukan bokap nyokap kita"Aya menaikkan alis satu

"Terus mau lo apa? Oke sekarang gw nurut pemikiran lo. Apa mau lo sekarang! Gw ngikut,lo yang berfikir," Ucap Aya mengangkat kedua tangannya tanda menyerah.

"Gw cuma mau selesain semuanya dengan cepat tanpa melibatkan keluarga yang ga bersangkutan sama sekali." Aya menghela nafas.

"Gw suruh lo teror kedua keluarga itu buat keempat kakek itu merasa terancam sama keberadaan kita. Jika keempat kakek kita mementingkan keluarga udah jelas mereka bakal buat strategi untuk balas ke kita, dan kalau itu memang terjadi, kita menang. Permainan kita yang megang dan kita dapat dengan mudah menghancurkan mereka. Dan gw minta lo teror terserah lo mau dengan cara apa. Gw ga bakal ikut campur, semua gw serahin sama lo" Auri menatap Aya yang menghela nafas, bersandar di pintu memejamkan mata sejenak

"Jadi, lo bakal lakukan perintah gw apa otak lo yang minim itu mau berfikir sendiri?" Tanya Aya menaikkan satu alis.

"Gw ikuti permintaan lo, lo boleh cabut" Aya terkekeh mendengar ucapan tak sopan dari Auri

𝐖𝐫𝐢𝐭𝐭𝐞𝐧 𝐈𝐧 𝐁𝐨𝐨𝐤 (PROSES REVISI) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang