Note : -
______________________________________Dokja dengan wajah sedikit cemberut melihat ke arah mobil yang terparkir di depan sekolahnya. Mobil itu berhenti tepat setelah Dokja keluar dari sekolah.
Itu adalah mobil kakaknya. Dokja bingung, entah bagaimana Klein bisa menghasilkan uang begitu banyak di umur 22 tahun.
"Haha, si culun itu anak kesayangan, apalagi dia kaya." Bisik teman sekelas Dokja di belakang.
"Kasihan sekali kakaknya mempunyai adik seperti Kim Dokja." Bisik anak lainnya.
Dokja mengeratkan genggaman pada tasnya, dia menunduk. Antara kesal atau malu, tidak ada yang tahu apa yang dirasakannya.
Dokja berjalan menuju mobil Klein, "Sudah kubilang tidak usah menjemput ku, kak."
Klein hanya terkekeh melihat Dokja kesal, "Aku ingin menjemputmu selagi aku bisa."
Dokja diam, lagi-lagi kata seperti 'selagi aku bisa', 'selama aku bisa', 'mumpung aku bisa', yang keluar dari mulut Klein.
Memangnya kakak mau kemana hingga terus mengatakan tiga kata itu?
Tapi Dokja memilih untuk tidak terlalu memikirkannya.
Saat Dokja sudah masuk mobil dan duduk di kursi belakang, Klein tidak segera melajukan mobilnya dan pulang.
"Kak..? Ayo."
"Deon belum keluar dari sekolah?" Tanya Klein.
Dokja tersenyum canggung, dia lupa sesaat pada sosok albino bermata merah itu. Mereka berdua bersekolah di sekolah yang sama.
Sejak 4 tahun yang lalu, Klein memutuskan untuk membesarkan Dokja di Korea. Deon pun merengek ikut bersama mereka berdua, meninggalkan Cale sendiri di London, Inggris.
"Oh.. Deon bilang ada rapat untuk besok, dia pulang telat." Jawab Dokja.
Klein mengangguk mengerti, namun dia tetap tidak melajukan mobil dan membuat Dokja bingung. Ya, Klein sangat sering membuat Dokja kebingungan dengan sikapnya.
"Apa aku perlu mengurus mereka?"
Mereka?
Pikiran Dokja otomatis memutar kalimat yang ia dengar tadi dari siswa lain.
"Jangan, besok aku kelulusan!"
"Hm, oke."
Baru setelah itu Klein menyalakan mobil lalu mulai melaju pulang ke rumah.
Dalam perjalanan Dokja hanya diam, melihat gedung-gedung yang di lewati mobil. Ia merasa waktu berjalan begitu cepat. Baru kemarin dia datang ke London lalu ke Korea dan sekolah di smp.
Sekarang ia sudah lulus sma dan akan mulai bekerja.
"Ingin ke universitas mana?" Celetuk Klein.
Dokja menghela nafas lelah, "Kak, aku ingin langsung kerja."
"Setidaknya kuliah selama 4 tahun."
Dokja menggigit pipi dalamnya. Dia... memang ingin ke universitas. Tapi ia tidak mau merepotkan kakaknya lebih lagi. Dokja ingin membantu mencari uang untuk hidup.
"Lakukan semua yang kamu sukai. Selagi masih muda dan punya tubuh yang kuat juga banyak waktu." Klein melanjutkan.
Lagi-lagi kakaknya berbicara seakan dia melakukan itu juga. Padahal Klein.. belajar dan bekerja hampir setiap saat dulu.
"Kakak juga.. padahal kakak yang tidak melakukan hal yang kak Klein sukai.." keluh Dokja.
Klein tersenyum sambil melirik Dokja di spion tengah, "Aku suka sejarah, kok. Jangan pikirkan soal uang."

KAMU SEDANG MEMBACA
Home
Fanfiction[A New life for the main characters] Perjuangan mereka melewati berbagai dunia asing untuk bertemu dengan sang kakak tertua. Lord of the mysteries © Cuttlefish that loves diving Lout of the count family © Yoo Ryeohan Omniscient reader © ShinShong I'...