Ch. 10 - Enigmatic Lady

211 32 0
                                        

Note : -
______________________________________

"Bagaimana kau bisa tau?" Dokja bertanya kebingungan.

Ia tidak pernah memberitahu tentang perjalanannya selain pada kepala departemen penelitian, managernya, wakil ketua divisi 3, dan tentu saja Deon.

"Kau akan tau nanti."

Dokja mengerutkan keningnya.
Jika wanita itu bisa masuk ke dalam mimpinya, kemungkinan besar dia adalah seorang hunter dengan kekuatan dominan mental.

"Langsung ke intinya saja, jadi apa tujuanmu datang padaku?"

Wanita misterius itu sekarang yang sedikit mengerutkan kening, "Aku rasa kau mirip dengan seseorang... kebetulan? Tidak.. tidak pernah ada kata kebetulan dalam hidup." Gumamnya.

Walau Dokja mendengar gumaman wanita didepannya, ia hanya diam. Mau dia mirip dengan siapa, itu tidak ada hubungannya dengan Dokja.

Wanita itu menghela nafas lalu memandang Dokja dengan senyuman bisnis. Dokja sangat mengenal jenis senyuman ini.

"Baiklah, pertama akan ku perkenalkan diriku.

"Aku adalah seseorang yang di utus oleh keberadaan besar dan agung ke sini. 'Dia' memerintahkan ku untuk membantumu menyelidiki lingkaran putih itu."

Lagi-lagi, hal yang membuat Dokja bingung.

"...'Dia' siapa?"

"Aku akan memberitahumu nanti."

Oh...

Dokja tersenyum menahan kesal.

"Hah... Jadi, bagaimana kau akan membantuku?" Dokja menghela nafas, ia sedang tidak mood untuk mencaritahu sesuatu sekarang.

Yang terpenting, orang ini ada di sini untuk membantunya. Tentu saja, Dokja tidak akan langsung percaya apa yang wanita itu katakan.

"Yah.. sejak aku di sini hanya untuk memberi informasi.. oh, tentu ada syaratnya."

Gempa kecil datang dan menggoyangkan lantai. Sepertinya Dokja sudah sangat menahan amarah.

Mengabaikan gempa, wanita itu terus berbicara , "Jika kau ingin masuk ke dalam unknown dungeon, bawa aku juga."

"Untuk?"

"Aku diminta untuk menjagamu oleh seseorang." Ia menghela nafas, "aku tidak bisa menolaknya karena Dia sudah banyak membantuku dan Dia adalah tangan kanan'Nya'."

Dokja tidak mengerti, tapi yasudah lah, "... Baiklah."

Sang wanita mengangguk mantap.

"Dengarkan baik-baik, orang yang terhisap ke dalam unknown dungeon itu..."

Dokja mendengar dengan seksama, sesekali terkejut dengan informasi yang ia dengar. Ia bertanya-tanya bagaimana wanita ini bisa tau tentang hal ini.

Tapi, karena dia diutus oleh 'keberadaan besar' itu masuk akal jika ia tau hal-hal seperti ini. Mungkin saja keberadaan besar yang dimaksud adalah seorang malaikat atau Dewa.

".... Kuharap kau mendiskusikannya dengan rekanmu. Yah, jika kau punya."

"Aku punya."

Wanita itu tersenyum, "baguslah. Kalau ingin keluar dari mimpi ini, kau cukup tidur di kasur tempatmu bangun."

Tepat sebelum wanita itu pergi keluar, Dokja membuka mulutnya bertanya, "Bagaimana aku memanggilmu?"

"Hm.. Miss Wanderer? Cukup bagus. Aku akan memberitahu namaku. Ini nama ketiga, artinya kita hanya orang asing yang membantu satu sama lain.

HomeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang