Awalnya, tidak ada masalah yang terjadi saat mereka pergi dari rumah si penjahat. Hingga sampai dimana mereka harus pergi berlari dari salah satu anggota penjahat.
"Bagaimana ini? Kok bisa kita ketauan?" Tanya Mick panik.
"Tenang saja Mick. Kita tidak usah bersembunyi. Kita harus menemui orang itu biar tidak disangka aneh-aneh," ucap Kevin yang tiba-tiba menjadi bijak.
"Benar kata Kevin, kita harus maju jangan mundur," Ucap Javier.
Akhirnya mereka semua tidak jadi bersembunyi melainkan maju. Mick yang tadinya ketakutan sekarang tidak lagi. Mereka jalan kearah 1 penjahat itu. Penjahat itu sedang melihat-lihat kesekeliling untuk melihat keadaan mereka.
"Halo pak," ucap Havir yang dihadiahi senggolan siku dari Javier.
"Kalian, kenapa kalian tidak ikut bekerja seperti yang lainnya?" Tanya bapak itu.
"Gini pak kami masih anak kecil pak jadi tidak boleh bekerja,"ucap Mick. Kevin yang mendengar hal itu terkejut.
"Bagaimana bisa kau berkata seperti itu? Apa kau tidak lihat anak-anak disitu mereka bekerja keras? Ingat kalian itu BABU kami. Kalian harus menuruti perintah kami jika tidak ingin kami pukuli," ucap bapak itu dengan marah.
"Sekarang cepat angkat ini lalu taruh ke gudang itu BABU," lanjut bapak itu sambil menyuruh mereka ber4.
Mereka bingung harus berbuat apa di situasi seperti itu. Karena melihat tidak ada pergerakan dari 4 anak itu, bapak tersebut marah besar.
"HEH KALIAN TIDAK DENGAR YA BABU? CEPAT ANGKAT INI," ucap Bapak itu dan mengambil cambuk nya.
Melihat hal itu mereka ber4 langsung mengambil karung itu dan berjalan. Karena melihat jalan mereka yang lelet, bapak itu memukul mereka dengan brutal.
"Pak jangan mukul-mukul dong," ucap Havir karena sudah merasa sangat sakit.
"Itu hukuman untuk babu yang tidak mau menuruti perintah," jawab bapak itu dan melanjuti acara menyambuk itu.
Mick, Javier, Havir, dan Kevin hampir sampai di gedung itu. Mereka harus berjalan lumayan jauh untuk pergi ke gudang itu. Sambil berjalan mereka terus dicambuki oleh si penjahat. Hal itu membuat mereka semakin ingin melepaskan kerajaan Fanpekka dari tangan si Jack.
Akhirnya mereka sudah sampai di gudang lalu mereka menaruh karung itu. Penjahat itu berhenti mencambuk mereka. Ada rasa lega dalam diri mereka. Selesai dari situ si penjahat menyuruh mereka untuk pulang karena menyadari mereka masih anak remaja dibawah 20 tahun.
"AKH AKU SANGAT KETAKUTAN BUKAN MAIN. ITU TADI SANGAT MENGERIKAN," ucap Havir yang mengeluarkan isi hatinya.
"Benar, hal itu membuatku ingin cepat-cepat membebaskan kerajaan ini," ucap Javier.
"Aku setuju dengan mu. Ngomong-ngomong bagaimana dengan ibu mu Mick?" Tanya Kevin.
Mick yang mendengar hal itu terkaget. Benar juga, ia tidak tahu dimana ibunya di tempatkan. Mick menunjukan raut muka yang sedih.
"Aku sampai sekarang tidak tahu dimana ibuku di tempatkan. Tapi aku yakin dia menyembunyikannya di rumah tadi," jawab Mick dengan lesu.
"Tidak apa Mick kami akan membantumu menyelamatkan ibu dari orang-orang itu," ucap Kevin.
"BENAR KITA AKAN MEMBANTU MU MICK," ucap Havir dengan semangat.
"Terimakasih untuk kalian semua. Tapi Havir, kau tidak perlu berteriak tau," jawab Mick.
Mereka pun berjalan pulang ke tempat mereka. Mereka sangat kewalahan untuk hari ini. Walaupun lelah mereka terus memikirkan rencana untuk besok.
Dalam hati Mick, ia sangat bersyukur bisa bertemu dengan orang-orang sebaik mereka. Walaupun, mereka baru 2 hari berteman tapi mereka sudah sebaik itu.
TBC