⚠️ MENGANDUNG KEKERASAN HARAP BIJAK MEMILIH BACAAN⚠️
⚠️AMBIL SISI POSITIFNYA AJA⚠️
⚠️ DILARANG MENGIKUTI ADEGAN DI BAWAH INI ⚠️
"Hidup lagi capek-capeknya, ya kalau nggak mau cape mati aja sono!" -Aksel Arkana Lergan
-HAPPY READING-
Kedua kubu itu saling melemparkan tatapan tajam. Seperti yang sudah dijanjikan, pada malam ini Javegas dan Black blood kembali akan melakukan perkelahian. Atau bahasa kerennya tawuran. Semua anggota Black blood membawa senjata tajam, dan tongkat baseball. Namun tidak dengan anggota Javegas. Semua anggota Javegas hanya mengandalkan tangan kosong, juga skill berkelahi yang memang sudah sangat dikuasai.Atmosfer di lapangan merah saat ini mulai memanas, seakan mendukung suasana yang sedang terjadi. Dengan cahaya yang remang-remang, juga suasana yang cukup mencekam tak membuat gentar kedua geng itu untuk berdamai. Alih-alih ingin berdamai malah semakin berseteru.
"HEH! DARAH ITEM, MENDINGAN KALIAN NYERAH AJA DEH SEBELUM KITA LENGSERIN!" Zidan berteriak lantang, tetapi sepertinya tidak diindahkan sama sekali oleh Alden bersama antek-anteknya.
"HOOH, DARIPADA CAPEK-CAPEK IN BADAN MENDING LANGSUNG NYERAH AJA!"
"KASIAN UDAH CAPEK-CAPEK LAWAN KITA EH KALAH JUGA."
"MENDING LANGSUNG NYERAH AJA, KIBARIN NOH BENDERA KEKALAHAN!" Timpal Aksel dengan nada songong khas dirinya.
Rahang Alden mengeras kala mendengar Zidan dan Aksel merendahkannya beserta gengnya. Tatapannya menajam, urat-urat kemarahannya tercetak sangat jelas. Ia berjanji akan membuat Javegas kalah dan akan tunduk padanya. Ia berjanji, sungguh!
"Maju!" Alden menginterupsi pasukannya dengan nada dingin.
Suasana menjadi gaduh kala Alden mulai menginterupsi pasukannya untuk menyerang anak-anak Javegas.
Bugh!
"Ini baru permulaan, Vano!" Kata Alden seusai menonjok perut Vano.
Mendengar kalimat meremehkan dari Alden lantas Vano berdecih sinis. Kedua bola mata remaja itu menajam, ia sudah muak dengan orang yang berada di hadapannya.
Kepalan tangan milik Alden melayang ke arah pipi Vano, dengan gerakan yang begitu cepat Vano menangkapnya dan memutar lengan milik Alden ke belakang.
Duk!
Alden tersungkur ke tanah sesaat setelah tubuhnya ditendang kasar oleh Vano, tak begitu sakit baginya. Malah membuat Alden semakin yakin untuk mengalahkan Vano serta pasukannya.
"Cih!" Decih Vano dengan sinisnya.
Duk!
Tubuh Vano terhuyung ke depan saat punggungnya ditendang kasar oleh seseorang yang berada di belakangnya. Orang itu tertawa mengejek saat ketua geng Javegas terhuyung ke depan karenanya.
Dengan ekor matanya, Alden mengode salah satu temannya untuk melemparkan tongkat baseball padanya. Saat sudah mendapatkan apa yang diinginkannya, Alden lantas memikul tongkat itu di bahunya. Seringgaian tajam ia tunjukkan kepada Vano.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerebretonia
Teen Fiction"𝐒𝐞𝐩𝐞𝐫𝐭𝐢 𝐛𝐢𝐫𝐮𝐧𝐲𝐚 𝐥𝐚𝐧𝐠𝐢𝐭 𝐲𝐚𝐧𝐠 𝐬𝐞𝐥𝐚𝐥𝐮 𝐭𝐞𝐧𝐚𝐧𝐠 𝐝𝐚𝐧 𝐝𝐚𝐦𝐚𝐢" Grazella Vallerie Abiegatha gadis cantik pencinta warna biru, ia sosok pendiam, tertutup, suka menyendiri dan tidak suka keramaian. Mungkin julukan yan...