6. Hancur

240 165 147
                                    

Pastikan scroll sampai bawah!

Ada yang menarik!!

Piww vote komen!!

(⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)⁠✧⁠*⁠。


"Ia pandai menyembunyikan lukanya." -Grazella Vallerie Abiegatha


-HAPPY READING-


Jam olahraga sudah berlangsung sejak 1 jam yang lalu. Peluh membasahi pelipis Vano yang tengah mendribble bola basket di tangannya. Ia berjalan sedikit tergesa menggiring bola ke arah ring, lalu melempar bola itu ke ring. Hingga...
Hap! Bola itu dengan mulus melewati jaring-jaring ring. Ia memang mahir dalam olahraga basket. Jadi, tidak heran jika ia gampang menaklukkan bola berwarna oranye itu. Basket juga salah satu olahraga yang digemari oleh Vano, hingga tak jarang ia ikut dalam pertandingan basket.

Mata pelajaran olahraga kelas XII IPS² berbarengan dengan kelas XI IPA², hingga membuat lapangan indoor SMA Alantra saat ini cukup ramai. Semua siswa dan siswi sibuk menjalankan tugas yang di perintah oleh pak Tono dan pak Wiranto selaku guru pemegang mapel olahraga.

Jika kelas XII IPS² sedang menjalankan materi tentang basket, kelas XI IPA² sedang mempraktekkan materi senam lantai. Kegiatan pagi ini berjalan cukup kondusif, ya walau kadang ada yang membuat rusuh, Namun tak separah biasanya.

Zella dan Nessya saat ini sedang duduk di pinggir lapangan menunggu nama mereka dipanggil untuk mempraktekkan materi senam lantai. Keduanya terlibat percakapan kecil, sesekali kedua gadis itu saling melemparkan candaan satu sama lain. Kedua sudah terlihat begitu akrab walau belum lama kenal.

"Bentar deh. Zel," ucap Nessya memotong percakapan antara dirinya dengan Zella.

"Kenapa?" tanya Zella tak mengerti.

"Kok gue liat muka lo kok rada pucat, ya?"

"Lo nggak lagi sakit, kan?" tanya Nessya dengan nada khawatir. Pasalnya sejak tadi pagi saat Zella menginjak lantai kelas, muka gadis itu sudah terlihat pucat, bahkan bibirnya yang biasa berwarna pink pun kini berubah berwarna putih pucat. Bukannya tadi Nessya tak peduli saat pertama kali melihat wajah pucat Zella, namun saat Zella masih bersikap biasa saja seperti tak sedang sakit, membuat gadis itu tak yakin jika Zella sedang sakit. Tapi lama-kelamaan wajah gadis itu semakin memucat hingga Nessya memutuskan untuk bertanya apakah gadis itu baik-baik saja.

"Hah? nggak kok," elak Zella terperangah.

"Tapi muka lo pucat banget, yakin baik-baik aja?"

"Kalau lo sakit mending jangan ikut praktek, ke UKS aja."

"Nanti gue izinin ke pak Wiranto," kata Nessya mengusap bahu gadis yang berada di sampingnya.

"Ng-gak gue baik-baik aja," balas Zella gugup.

"GRAZELLA VALLERIE ABIEGATHA!"

"Nah! itu nama gue udah dipanggil," kata Zella seraya bangkit dari duduknya. Sebelum meninggalkan temannya gadis itu memberi isyarat dari matanya untuk Nessya, seolah-olah berkata "tenang gue nggak papa, jangan khawatir," dengan anggukan kepala yang samar. Lalu setelahnya gadis itu berjalan pelan ke arah pak Wiranto untuk menjalankan tugas dari beliau.

CerebretoniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang