Saat ini Aza dan Lilysia telah sampai disebuah negara yang bernama Talaford. Sebuah negara yang saat ini terkenal dengan pusat perdagangan dunia.
Setelah melewati perbatasan, kini mereka akan memasuki sebuah kota kecil yang tak jauh dari perbatasan tersebut..
"Woaahhm~, lebih baik kita mencari penginapan dulu ... Hari juga sudah gelap.." (Lilysia)
"..." (Aza)
"Oh iya, pak Delman bagaimana?" (Lilysia)
"Ahh, jangan khawatir ... Saya juga akan menyewa penginapan sendiri.." (Delman)
"Ohh, begitu.." (Lilysia)
(Yah, kita sudah seharian di perjalanan ... Pasti Lilysia sudah kelelahan..) (Aza)
"Ngomong-ngomong aneh juga ya, kenapa selama perjalanan tidak ada monster yang menyerang kita?" (Lilysia)
"I-itu, Anda bisa lihat sendiri bukan? Akibat pertarungan Putra anda dengan Ksatria Wanita itu.." (Delman)
"Ahahaha, benar juga ... Bahkan hingga sampai diperbatasan negara ini, semua hutan ataupun daratan agak rusak.." (Lilysia)
"Itu bukan agak rusak Nona! Aku saja tidak habis pikir ... Perbatasan resmi antara negara Ruin dan Talaford berjarak 714 kilometer loh! ... Aku bahkan tidak bisa membayangkan seberapa cepat pertarungan tersebut hingga merusak wilayah tersebut.." (Delman)
Antara perbatasan resmi Ruin dan Talaford, itu merupakan wilayah non settlement. Jadi wilayah tersebut benar-benar hancur dikarenakan pertarungan Aza dan Rin.
Delman itu pun mulai memegang pelipisnya..
"Ahahaha, benar juga.." (Lilysia)
Tak lama setelah itu pun mereka menemukan sebuah penginapan..
Lilysia memesan satu buah kamar untuk dirinya dan Aza, sementara Delman tersebut mencari penginapan yang lain..
Dan didalam kamar..
"Hahhh~ akhirnya bisa berbaring.." (Lilysia)
Setelah memasuki kamar, Lilysia langsung mendaratkan tubuhnya diatas kasur..
"Oi! Tunggu sebentar.." (Aza)
"Hn? Apa ada masalah?" (Lilysia)
"Apa ada masalah dengkulmu! ... Kenapa kamar ini hanya memiliki satu kasur!" (Aza)
Kamar tersebut cukup luas dengan fasilitas kursi, meja, dan satu buah lemari besar. Dan disamping lemari tersebut terdapat satu fentilasi berupa jendela.
Tapi yang menjadi masalahnya, kasur yang ada dikamar tersebut ialah double bed.
"Ehh~ tidak apa-apa kan? Lagi pula semua kamar twin bed telah dipesan ... Jadi hanya ini pilihannya!" (Lilysia)
(Ahh, aku terlambat menyadarinya ... Kota ini merupakan yang terdekat dari perbatasan, tentu saja tempat ini akan ramai..) (Aza)
"Huh~ aku akan meletakkan barangku terlebih dahulu, setelah ini aku akan mencari penginapan lain.." (Aza)
Aza pun berjalan kearah lemari..
"Aza~ ... Fufu~" (Lilysia)
"Hn? ... Haa?!" (Aza)
Disaat Aza menoleh kebelakang, ia mendapati Lilysia memegang dompetnya sambil mengayun-ayunkannya..
"Fufu, kamu tidak punya uang bukan? ... Ah gawat, tanpa sengaja dompetmu telah berada ditanganku~" (Lilysia)
Seperti biasa Lilysia telah memasang wajah mengejeknya.
Aza yang melihat itu pun hanya bisa bungkam..
KAMU SEDANG MEMBACA
Entitas 0 (Vol.1)
FantasySinopsis: Aza Albard seorang siswa SMA yang memiliki kecenderungan tidak memahami apa itu yang disebut dengan "Emosi" atau lebih tepatnya, ia secara personal tidak pernah mengalami lonjakan dari berbagai macam Emosi tersebut. Suatu ketika, ia menja...