Ten

895 10 1
                                    

Sinar matahari masuk melalui celah tirai kamar milik sepasang suami istri. Lelaki itu mengerjapkan kedua matanya karena silau. Lalu merasakan sebuah sesuatu yang berat berada di atas dadanya. Garam membuka kedua matanya, lalu mendapati tubuh Ruby yang kini memeluknya. Harusnya Garam menendangnya saja, tapi kenapa Garam malah menikmatinya?

Diantara gengsi dan ingin. Garam sebenarnya ingin sekali menyentuh Ruby apalagi dia laki-laki normal. Mana yang kemarin dia keenakan. Namun ada rasa gengsi di dalam dirinya yang sangat tinggi sekali.

Ditengah menikmati pelukan Ruby. Ruby tiba-tiba menaikan kakinya tepat diatas milik Garam. Garam yang merasaknya langsung membulatkan kedua mata.

"Bangunkan Dia!" ujarnya kesal.

Dia lalu mendorong tubuh Ruby namun tidak sampai terjatuh. Ruby langsung terbangun dari tidurnya karena dorongan kasar dari Garam.

"Kenapa sih mas-"

Cupp

Kedua bola mata Ruby langsung mendelik saat tiba-tiba Garam mencium bibirnya dan melumatnya. Otak Ruby masih blank dan masih proses mengumpulkan nyawa. Ruby bahkan tak membalas ciuman Garam membiarkan laki-laki itu bermain sendiri dengan bibirnya.

Sampai Garam merubah posisi mereka dari menyamping menjadi Garam yang di atas. Ruby langsung tersadar penuh saat melihat wajah Garam. Dia ingin mendorong tubuh Garam, namun dirinya urung saat melihat wajah Garam yang semakin tampan saat bangun tidur ini.

Serius, Ruby tidak bohong. Kulit Garam sangat putih, bersih, hidungnya mancung. Siapapun tak akan menyangka kalau wajah bangun tidur Garam setampan ini.

"Mphhh.." desah Ruby saat Garam meremas gunungnya dibalik kaosnya.

Kini Ruby bahkan terlena dengan sentuhan Garam. Tanpa sadar Ruby melingkarkan kedua tangannya dileher Garam dan membalas ciuman Garam. Meskipun dia belum terlalu pro namun cukup mengimbangi Garam.

Tangan Garam turun ke celana Ruby. Ruby menggeleng, namun Garam mengabaikannya. Bahkan celana jeans dan celana dalam Ruby kini sudah turun sampai ke lutut gadis itu.

Ruby memukul dada Garam, namun Garam malah mengabaikannta. Tangan Garam kini sudah bermain dimilik Ruby.

"Mpphh.." desah Ruby, Garam semakin mempercepat gerakan jarinya di milik Ruby, ketika Ruby akan sampai, Garam tiba-tiba mencabut jarinya.

Kedua mata Ruby melotot. Garam tersenyum sinis, "lanjut?" tanya Garam.

Mulut Ruby bilang tidak tapi tubuhnya mengangguk. Garam tersenyum menang, Dia melepas kaos dan celananya hingga kini Dia telanjang bulat.

Ruby refleks menutup matanya dengan lengannya. Garam menarik lengan Ruby, "Nggak usah malu. Lo pernah lihat juga!"

"T-tapi waktu itu a-" belum sempat melanjutkan ucapanya, Garam melepaskan celana dan seluruh pakaian yang ada ditubuh Ruby. Hingga gadis itu kini telanjang bulat.

Ruby menutupi miliknya dengan tangannya. "Nggak usah ditutupin gue udah lihat semuanya," ucap Garam membuang tangan Ruby yang menutupi miliknya yang dibawah.

Garam mencium bibir Ruby lagi, kali ini keduanya saling berbalas. Kedua tangan Garam tak tinggal diam dengan memainkan kedua pucuk milik Ruby.

Lalu turun ke milik Ruby bermain dengan jarinya. Garam menghentikan ciumanya lalu turun ke leher milik Ruby.

"Eunghh," desah Ruby.

Garam mempercepat jarinya saat mendengar desahan Ruby.

"Ah.. aku mau pipis," ucap Ruby.

Jebakan Cinta (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang