Bab 1 Senin 20,Mar'23

9.4K 576 8
                                    

Nevan Wiliam Adiguna melihat sekeliling ruangan serba putih tersebut matanya menelusuri setiap sudut tempat itu.

" Hah.. gwe beneran masih hidup?" Helaan nafas dan pertanyaan yang ditujukan entah pada siapa itu mengisi keheningan di ruangan yang ditempatinya.

Keningnya berkerut memikirkan kejadian yang ditimpanya sebelum ia membuka mata di ruangan yang memuakkan ini.

flashback on

Di ruangan serba putih terdapat dua pemuda yang sedang beradu pandang satu sama lain. Di satu sisi mata yang memancarkan binar dan disisi lain menampilkan mata malasnya.

"Kak Evan?" Suara lembut itu mengisi keheningan diantara mereka berdua.
Adelio Bastian Gibran cowok imut dengan kulit putih pucatnya itu tersenyum menampilkan gigi gisulnya.

Pemuda yang dipanggil Evan tersebut hanya menaikan alisnya serasa berkata ' apa? '.

"Kak Evan udah matikan? kaya Lio tapi kata orang yang ngantar Lio kesini kak Evan belum mati. Kak Evan nanti bisa nempatin tubuh Lio" ucapnya tanpa dosa.

Evan hanya diam mendengarkan bocah prik tersebut sambil mengumpati orang yang sudah mengirimnya kesini.

'Bangsat tinggal kirim gwe keneraka apa susahnya cik' gerutunya dalam hati.

" Tapi ada cita-cita Lio yang belum kesampaian jadi nanti kak Evan wujudkan cita-cita Lio yah" lanjutnya.

'ogah'

"Ya udah sana kak Evan pergi semoga kak Evan seneng yah sama hadiah Lio" ucapnya sebelum hilang dan digantikan cahaya yang sangat terang.

flashback off

"Hadiah?" gumam Evan memikirkan hadiah yang dimaksud bocah prik tersebut.

Saat sedang asik memikirkan hadiah apa yang dimaksud pintu ruangan Evan terbuka dan menampilkan seseorang dengan jas putih andalannya.

"kau sudah bangun Lio?" Dokter Eza dia melangkah kakinya mendekat kebangkar pemuda dengan tinggi 177cm tersebut.

Tidak ada jawaban dari Evan. Dia hanya diam tidak berniat untuk membalas pertanyaan yang menurutnya basi tersebut.

"Luka tusukmu cukup dalam membuat beberapa organ dalam mu terluka juga tapi sekarang semuanya sudah baik-baik saja. Kau harus istirahat dan jangan biarkan jatihamu terkena air dahulu atau itu akan membuatnya bernanah. Apa kau mendengarku?" Dokter Eza menatap Evan kesal pasalnya pemuda di depannya ini tidak mendengarkan apa yang dia sampaikan.

"Pulang" Satu kata yang keluar dari bibir pink tersebut sudah benar-benar membuat yang mendengarnya panas dingin.

' hey..saya sudah ngomong panjang lebar tapi dia tidak mendengarkan dan sekarang dia ingin pulang? yang bener saja' Gerutu dokter Eza didalam hatinya.

"Li.." Baru saja dokter Eza ingin berbicara tetapi suara tv sudah dulu menghentikannya 'bener-bener tidak sopan' gerutunya dalam hati dan memilih untuk mengecek kondisi Evan.

Breaking News

Saat ini telah ditemukan mayat dalam koper yang hangus terbakar diperkirakan mayat tersebut meninggal pada jam 01.00 pagi dini hari tadi. Korban ditemukan sudah hangus terbakar bersama dengan koper. Mayat tersebut diperkirakan berjenis kelamin perempuan dan berusia 16 tahun. Tidak jauh dari sini, sekitar 15 meter ditemukan juga mayat laki-laki yang bersimbah darah akibat tusukan benda tajam pada dirinya.
Polisi juga menemukan kartu identitas korban, SIM, STNK, kartu kredit,dan uang sebanyak Rp 10 Juta rupiah di diri korban. Barang tersebut atas nama Nevan Wiliam Adiguna pemuda berusia 17 tahun, satu-satunya cucu laki-laki dari keluarga Adiguna dan pewaris sah dari seluruh kekayaan Adiguna.


Deg

'itu.. gue?' Evan melihat tv tersebut dengan pandangan cukup rumit dirinya melihat dirinya? atau bisa dibilang itu hanya tubuhnya saja dengan tubuh sedikit bergetar.

Dokter Eza yang melihat tersebut langsung merebut remote dari tangan Evan dan mematikan tv.

Cklik

"Hey Evan kau kenapa? Evan sadar lah. Hey Evan.." Dokter Eza sedikit menguncang tubuh Evan agar dia sadar dan mendapatkan fokusnya kembali.

°{OKULTISME}°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang