Bab 8

3.3K 229 8
                                    

BRAKK

Seluruh orang yang ada disana melihat kearah pemuda yang sedang mengatur nafasnya yang memburu.

"Tunggu! Hosh Hosh Hosh"

"ZIEL!! ZIEL TOLONGIN GWE!! GWE BUKAN PEMBUH SINEVAN!! ZIEL" Lio membuat tiga polisi tersebut mengerutkan keningnya saat melihat pemuda yang dipanggil Ziel (-kepsek + Danindra).

"Tunggu kalian tidak boleh membawanya" ucap Ziel yang nafasnya sudah teratur.

"Kenapa tidak boleh?" Arfin berucap dengan tidak senang.

"Ziel dia telah membunuh sahabatmu sendiri. Dia pantas masuk penjara" Suara bariton tersebut lagi-lagi keluar dan membuat Lio merasakan nyeri didadanya.

'Sakit kakek' batin Lio yang menatap kakeknya dengan sendu.

"Bukan kakek percayalah pada saya kakek dan kau pak polisi kamu bilang kenapa tidak? tentu saja karena bukti yang kau berikan itu belum cukup" tegas Ziel pada pak Arfin dan membuatnya menggerutu kesal.

"APA KAU BILANG!!" teriak pak Arfin dan langsung dihentikan oleh pak Reza.

"Sudah Arfin sudah dia hanya anak SMA yang baru beranjak remaja jadi wajar kalau dia berperilaku seperti itu" ucap Reza menenangkan Arfin dan dibalas decakan kesal oleh sang empunya.

'Tck"

"Namamu Ziel bukan?" Tanya Pak Reza dan dibalas anggukan kepala saja oleh Ziel.

" Baik begini, kalau kau mau membela temanmu itu bagus tapi kalau kau bersikap seperti saat ini bisa saja kau yang masuk penjara menggantikan temanmu" ucap Pak Reza yang membuat Ziel menunduk.

" Dan ya satu lagi soal bukti itu akan menjadi urusan pengadilan kami disini atas perintah atasan kami untuk menangkap saudara Lio atas tuduhan pembunuhan berencana yang dilakukannya" lanjutnya.

"Jika kau ingin membebaskannya datanglah kekantor polisi untuk menjaminnya tapi saran saya jangan karena ini merupakan kasus yang cukup berat untuk ditangani anak SMA sepertimu" Lanjutnya lagi dan langsung menyeret Lio keluar ruangan kepsek meninggalkan Ziel dan kepala sekolah.

.

.

.

.

Skip

  Saat ini Lio ada dikantor polisi dan didepannya ada pak Reza yang sedang mengintrogasi Lio tetapi Lio hanya tertunduk tanpa mau menjawab pernyataan dari pak Reza.

"Lio apa kau mendengar saya?" tanya pak Reza dan tidak mendapati jawaban dari lawan bicaranya.

  "Hah.. baiklah mungkin kau masih shock atas kejadian tadi..." ucapan pak Reza terpotong karena suara lirih Lio.

"Shock? gwe?  HAHAHAHAHAH HEH BUKAN GWE PELAKUNYA!! GWE  HARUS BILANG KAYA GIMANA SAMPE BAPAK PAHAM" suara lirih tersebut digantikan dengan suara tawa dan teriakan yang memilukan.

"BUKAN GWE!! KENAPA SEMUA ORANG ENGGA PERCAYA!! BUKAN GWE!!" lanjutnya tetapi sekarang Lio meronta-ronta dikursinya itu. Hey ingatkan dia bahwa tangannya masih terborgol.

  Pak Reza hanya bisa mengela nafas lagi dan lagi melihat tingkah pemuda didepannya tersebut.

" Hah.. sudah Lio atau pergelangan tanganmu akan memerah"  ucap pak Reza dan benar saja pergelangan tangan Lio sekarang sudah sangat merah mungkin sudah keluar beberapa tetesan darah.

  Oke kita tinggalkan Lio dan kembali kesekolah yang sedang gempar karena Lio si culun masuk penjara.

"Engga nyangka banget yah bocah kaya dia bisa gitu"

"Iya, emang sih dia dibully tapi ya jangan dibunuh juga kali si Nevannya"

"Iya kalau dibully tuh harusnya lapor guru ehh ini mah langsung bunuh aja"

"Heh pasti si Lio udah capek banget jadi gitu"

"Loh mah si Nevan aja kalau bully cuma ngatain aja yah engga sampe mukul juga kok "

"Iya itu mah si Lionya aja yang baperan"

  " Heh kok luh gitu sih yang namanya bully yang tetep bully lah entah itu cuma ngatai atau ngukul"

" Lah kok luh sewot sih, gitu aja luh baper atau luh sama-sama kaya si Lio yah hah"

"Lahh gwe engga baper yah ataupun bela si Lio tap.."

" Alah udah deh luh mah emang kaya gitu engga asik"

  Ziel yang mendengar omongan tersebut hanya bisa menggeram marah dia kesal karena semua orang menyalahkan Lio.


'Gwe percaya luh Lio' batin Ziel dan langsung pergi menuju markas gengnya. kalau kalian tanya kenapa yang lain tidak ada maka jawabannya adalah mereka malas untuk sekolah jadi mereka tidak berangkat.

Lalu Ziel? hey jangan samakan Ziel sama mereka yah Ziel itu anak baik.













"CERITA INI SEPENUHNYA KARANGAN/KHAYALAN AUTHOR"










°{OKULTISME}°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang