Bab 16

1.1K 60 0
                                    

"Gila"

"Siapa yang gila?"tanya Ziel yang entah sejak kapan sudah duduk disebelah Bayu.

"ANJING" kaget Rizal dan Adit.

Ziel menatap Bayu meminta penjelasan.

"Ini kita lagi bahas penerus keluarga Intezar"ucap Bayu menerangkan dan dibalas anggukan kepala oleh Ziel.

Rizal, Adit dan Bayu saling memandang untuk segera bertanya, Ziel yang melihat tingkah teman-temannya itu akhirnya membuka percakapan.

"Kenapa?" tanya Ziel melihat ketiganya.

"Ehem.. gini El apa benar Rey Intezar yang dapet semua kekayaan keluarga itu?"ucap Adit dengan hati-hati dan hanya dibalas anggukan kepala oleh Ziel.

"Tapi gimana nasib sibos kalau semuanya buat siRey?" tanya Bayu sambil menatap polos ketiga pemuda tersebut.

"Hah..." Ziel menghela nafas berat mendengar pertanyaan polos itu.

"Kalau soal itu gw engga tau mending luh tanya sikembar K aja, mereka lebih paham dari pada gw soal ginian" lanjut Ziel dan meminum kopi yang ada dimeja.

'Kopi gw' batin Rizal yang melihat kopinya diminum habis oleh Ziel.

"Tapi luh kan pacarnya Keegan masa engga tau?" tanya Bayu lagi dan dibalas dengan gelengan kepala lagi oleh Ziel.

"Oke"ucap Bayu.

"Eh btw entarkan ada balapan siapa yang bakal turun kalau sibos engga ada?"tanya Rizal.

"Gw" balas Ziel cepat.

"Bukannya treknya engga.." ucap Rizal terpotong karena Ziel menyelanya.

"Disuruh Rafael" potong Ziel.

"Kenapa bukan Keenan?" tanya Adit yang sedari tadi diam dan bukannya dibalas Ziel malah pergi kedalam salah satu ruangan yang ada disana.

"Sabar sabar" ucap Adit sambil mengelus dadanya dramatis.

Dilain tempat, tepatnya dimansion keluarga Mahendra terdapat seorang pemuda yang sedang tidur berbantalkan paha seseorang.

"Itu hari ini" ucap pemuda yang berbaring sambil memejamkan matanya menikmati sentuhan tangan adiknya yang sedang mengelus rambut hitamnya.

"Iya, Semoga siRafael nggak papa" ucap Keegan yang dibalas anggukan kepala oleh Keenan.

Setelah mengatakan hal tersebut keduanya kembali hening larut dengan pikiran mereka masing-masing.

"Abang suka sama Rafael?" pertanyaan itu langsung membuat Keenan bangun dan menatap adiknya dengan kaget.

"nggak" jawab Keenan sambil mengalihkan pandangan kearah lain.

Keegan menatap kakaknya dengan sangat dalam. Dia tahu bahwa kakaknya sekarang sedang berbohong kepada dirinya.

"Hah.. bang gw tau luh bohong jadi jangan coba-coba" ucap Keegan dengan tegas dan membuat bulu kuduk Keenan berdiri. Ini yang paling tidak Keenan suka bahwa dirinya lebih manja dan penakut dari pada adiknya. Adiknya itu saat ada diluar akan bersikap manja, suka tersenyum, dan bisa berbaur dimana saja, tapi kalau dia sudah ada dirumah dia akan bersikap sangat tegas dan tidak suka dibantah oleh siapapun, itu membuat Keenan berfikir sebenarnya siapa yang menjadi kakak disini, dirinya atau adiknya itu.

"Glek... ii..tu.. gw engga suka kok sama dia" ucap Keenan menelan ludahnya sendiri melihat tatapan adiknya yang menjadi lebih tajam.

'Gw pergi aja kali yah? kalau gw lebih lama lagi disini bisa mati nih' batin Keenan karena merasakan udara yang semakin dingin disampingnya.

°{OKULTISME}°Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang