19. bosan banget!

114 9 0
                                    

"baik, tapi aku ngerasa agak bosan di rumah. Jadi gak baik baik aja." Ucap Leora terus terang

Mendengar itu semua tercengang. Terkejut pula mendengar pernyataan Leora.

Mereka merasa amat bersalah mengurung Leora seperti burung yang terjebak dalam sangkar nya.

Namun apalah daya mereka, karena Leora baru beberapa jam bangun dari koma panjangnya. Dan membuat mereka terpaksa mengurung Leora demi kesehatan nya.

Namun, mereka sama sekali tidak mengetahui bahwa penyebab koma Leora bukan penyakit melainkan sebuah panggilan seseorang yang pernah ia deskripsi kan sebelumnya.

Dan sebenarnya luka yang Leora punya kini adalah rekayasa sang asisten-Minerva yang membantu sang masternya agar tidak di curigai oleh anggota keluarganya.

Dan dengan berat hati Dominic melarang Leora untuk keluar, dan berusaha membujuknya agar patuh dan tetap di rumah untuk memulihkan dirinya.

"cih! Ayah pelit sekali." gumam Leora yang kecewa karena tidak di perbolehkan keluar untuk berjalan-jalan di taman.

"Ayah benar Leora, kamu itu baru bangun dari koma.. mungkin hanya kamu yang bisa pulih dalam hitungan jam!" Ucap Aaron yang juga berusaha membujuk sang adik.

"Dengarkan ucapan kakakmu Leo!" Dion juga angkat suara.

"Baiklah..." Leora pun kembali ke kamarnya dengan perasaan murung sekaligus kecewa.

Berjam-jam Leora habiskan dengan melamun menatap langit-langit yang terlukiskan malaikat di atasnya.

Sampai seseorang mengetuk pintu ruangan tersebut.

"Masuklah!" Seru Leora dari dalam.

Orang itu pun masuk, dan ternyata adalah Benjamin yang datang dengan perasaan bersalah menghampiri Leora.

"Oh kak Ben... Ada apa?" Tanya Leora.

"Leo... Aku minta maaf atas kejadian sebelumnya, aku benar-benar tak sengaja." ucapnya dengan suara pelan.

"Tak apa kak! Bukan salah kakak juga. Pasti gak sengaja kan?" Ucapan Leora itu membuat sang pemuda haus darah itu tersentuh mendengar nya.

"Sungguh?" Ucap nya memastikan hal yang sama sekali tak ia bayangkan sebelumnya.

"Yap!". Ucap nya

Mendengar nya membuat Benjamin semakin merasa bersalah, bagaimana sang adik dapat memasukkan kesalahan yang bahkan hampir membuat adiknya kehilangan nyawa.

Tetesan air mata tak berhenti mengalir dari mata yang penuh rasa bersalah itu. Namun, tanpa ia duga samasekali sang adik menarik badan dan memeluknya untuk menenangkan sang kakak.

Setelah puasa menangis, Benjamin meminta maaf sekali lagi pada adiknya itu dan kemudian pergi.

"Fiuh! Kenapa dia menangis ya? Aneh, dah gede masih cengeng." Gumam Leo.

*...

Bingung dengan apa yang ia harus jawab Minerva lebih memilih untuk diam dan memantau kesehatan sang masternya.

***

keesokan harinya. Terjadi keributan di mansion, membuat seluruh pegawai yang bekerja di sana heboh, dan kehebohan itu menular ke majikan mereka.

Mereka terkejut dengan hilangnya putri bungsu dari keluarga yang haus darah itu.

Mereka mencari Leora kesana dan kesini. Bahkan celah kecil pun tak luput dari pencarian mereka.

Mahkota Rahasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang