26. Festival Berburu.

127 12 2
                                    

Seminggu kemudian, di area berburu kerajaan. Leora dan keluarga nya baru sampai. Semua mata tertuju pada kereta kuda mereka.

Sangat jarang dan hampir tidak pernah, anggota keluarga Wexxa muncul secara bersamaan dalam satu waktu di tempat yang sama.

Dan yang paling menghebohkan, mereka membela anak perempuan mereka satu-satunya Leora. Mereka amat sangat terkejut ketika Dominic tersenyum walau sangat tipis ke Leora, sembari membantunya turun dari kereta kuda.

Melihat hal itu, mereka sampai ragu. Mengapa Dominic mendapatkan julukan yang sangat mengerikan.

Di tenda tempat mereka beristirahat, tampak keluarga itu sedang berbincang. Meyakinkan Leora agar mengurungkan niatnya untuk ikut serta dalam perburuan.

"Leo, ayah sungguh khawatir kamu ikut berburu." Ucap Dominic khawatir. Leora sempat bingung, padahal seminggu sebelumnya sang ayah yang mengajaknya sendiri untuk ikut.

"Loh? Bukannya ayah yang mengajakku ikut?" Tanya Leora. "Ayah mengajak mu ikut untuk menonton, bukan berpartisipasi." Ucap Dominic meyakinkan.

"Biarkan lah, sudah terlanjur." Jawab Leora yang masa bodo.

Memang sudah terlanjur. Leora sudah mengenakan pakaian berburu yang Alyson kirimkan setelah mendapat kabar. Dan kini, di mata Alyson. Leora adalah Muse bagi nya.

Baju yang Alyson desain sangat simpel namun mewah dengan motif simpel yang tepat.

Leora melihat wajah khawatir sang ayah. "Tenanglah ayah. Lagian ada Leon dan Lucas yang ikut bersama ku. Dan ada Yuna juga." Ucap Leora meyakinkan sang ayah.

"Tapi..."
"Tenanglah ayah, mereka bisa beladiri kok, sudah ku ajarkan." Balas Leora tak mau di ganggu.
"Baiklah, tapi jangan sampai terluka. Okey?"
"Okey!"

Bisa di bilang, seminggu terakhir sang Duke selalu memaksa Leora mengurus tiga budak barunya itu untuk di beri nama sebagai kontrak.

Di dunia itu, nama merupakan hal yang sangat berarti bagi para setengah manusia. Sementara para elf sudah memiliki nama sejak mereka kecil, maka dari itu elf lebih sulit di jinakkan daripada setengah manusia.

Dan jika budak (setengah manusia) sudah di beri nama, maka ia sudah terikat hidup dan mati oleh tuan yang sudah ia jalin kontrak hidup dan mati dengan tuannya.

Kontak hidup dan mati adalah dimana dia sudah memiliki ikatan hidup dan mati dengan tuannya. Jika tuannya mati dia akan ikut mati, sedangkan jika sang budak mati maka itu tak akan berpengaruh pada sang majikan.

Belum lagi hal yang menyakitkan akan di rasakan sang budak jika menentang perintah sang majikan sebagai hukuman. Rasanya seperti di setrum oleh petir yang sangat besar, serta rasa yang sangat perih yang di rasakan kulit, seperti di kulit hidup-hidup.

Bahkan ada yang sampai memasang kalung pada budaknya. Yang mengakibatkan sang budak akan cepat mati jika melanggar perintah sang majikan.

Namun, syukurlah Leora tidak sampai seperti itu. Bahkan ia memperlakukan ketiga budaknya seperti halnya para dayang-nya.

Leo benci kekerasan, dan akan lebih benci pria yang mengabaikannya wanita. Maka dari itu, ia menghajar habis sang kakak sampai babak belur.

***

Tak terasa waktu cepat berlalu, dan kini upacara perburuan di buka oleh sang kaisar yang merupakan ayah dari Dion.

Biasanya, festival berburu akan di adakan selama tiga hari berturut-turut. Dan pada saat malam hari, akan di adakan jamuan mewah selama tiga malam berturut-turut pula.

Entah berapa banyak dana yang di habiskan sang kaisar untuk mengadakan acara tersebut selama 3 hari 3 malam tersebut,

dan selama itu pula di kota di adakan pula festival di alun-alun kota, yang di mana para pedagang menjajarkan dagangan mereka di pinggir jalan dalam sebuah kios yang di bangun dadakan.

Dan saat malam tiba, beberapa penari menarikan tarian mereka dan penonton yang menonton memberikan koin mereka jika sudah puas menonton.

Dan sebagai penutupan setelah dua malam penuh dengan keramaian dan banyak tawa di alun-alun kota. Saat hari ketiga tiba, akan ada festival langit yang di meriahkan kembang api yang sangat banyak, besar dan indah sebagai penutupan acara.

***

Di hutan, Leora sedang mencari hewan buruannya dengan menunggangi kuda coklat yang -tepat sebelum Leora hendak pergi memasuki hutan-sang ayah berikan sebagai sovenir keberuntungan.

Di temani Leon dan Lucas yang ikut bersamanya dengan menunggangi kuda pula.

"Nona-"
"Leora. Hanya kita saja kan yang berada di sini?" Sela Leora. "Le-leora, mengapa kamu mengajak kami?" Tanya Leon.

"Kamu tahu? Ini adalah latihan langsung bagi kalian, kalian akan berburu hewan sebagai media latihan." Ucap Leora.

"Bilang saja nona ingin bermalas-malasan, dan menumpahkan pekerjaan nona pada kami." Gumam Lucas ketus. "Kamu belajar berbicara begitu dari mana?" Tanya Leora yang kaget dengan kalimat yang Lucas lontarkan.

"Saya belajar dari anda, nona." Jawab Lucas dengan nada yang sopan namun di paksakan. "Kan nona pernah bilang, 'tirulah aku supaya kamu menjadi hebat seperti ku!' kan? Jadi aku mengikuti nya." Jawabnya yang membuat Leora tak habis pikir.

"Tapi tetap saja... Itu menyakitkan." Leora langsung murung setelah mendengar perkataan Lucas. "Semangat nona." Ucap Leon sambil mengelus punggung majikannya.

'siapa sih yang ngajarin mereka ngomong kayak gitu?' batin Leora pada dirinya sendiri. (Dia yang mengajarkan nya tepat 3 hari lalu, kerena keceplosan yang gak dia sadar.).

Dan tepat saat itu juga, terdengar suara semak-semak yang bergerak, dan suara Auman binatang buas. Dan Leora segera meminta Lucas dan Leon untuk memelankan laju kuda mereka, dan memintanya turun dari kuda masing-masing.

Leora mendekati perlahan semak-semak yang bergerak itu perlahan, dan belati telah siap di tangan kanannya.

Di bukannya semak-semak itu, dan tampak beruang coklat yang hendak melukai seekor anak black panther yang kaki dan badannya terluka akibat serangan beruang coklat raksasa itu.

Dan dengan gesit Leora melesat dan melawan beruang coklat raksasa itu di bantu dengan Lucas dan Leon yang cukup cekatan meniru gaya bertarung Leora yang abstrak namun halus. Sampai akhirnya beruang coklat itu mati di tangan Leora.

Kini pakaian Leora bersimbah darah beruang yang muncrat hingga wajahnya ikut kotor.

Lebih parahnya lagi Leora lupa membawa sapu tangan, sehingga ia mengelap wajahnya dengan bagian kain yang masih cukup bersih untuk menyeka wajahnya.

Menyadari anak black panther itu terluka, Leora segera melakukan pertolongan pertama yang ia ketahui. Dan beruntunglah sebelumnya Jhonatan memberikan dua botol obat untuk luka luar.

"Bagaimana bisa berpisah dari indukmu, panther kecil?" Leora dengan cekatan mengolesi obat pada luka panther kecil itu lalu membalutnya dengan kain dari robekan pakaiannya yang cukup panjang.

Setelah di rasa baik, mereka segera meninggalkan panther kecil itu sendiri dan memantaunya dari balik semak.

"Mengapa kamu meninggalkan nya sendiri?" Tanya Lucas pelan. "Sshhhttt lihat saja..."

Mahkota Rahasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang