30. Makan di tengah hutan

47 4 1
                                    

Keesokan harinya, di arena perburuan.

Seperti angin yang berlalu cepat, mereka seperti melupakan percakapan serius semalam.

Seperti tidak terjadi apapun. Mereka bersikap seperti biasa, tak ada yang spesial. Karena semua yang terjadi semalam hanya rahasia di antara mereka. Dan semua rahasia di pendam dalam diri mereka masing-masing.

Isaac menatap Leora dengan wajah yang cukup membuat Leora jengkel, "Apa ada sesuatu di wajahku?" Tanya Leora. Isaac menggeleng. Namun jawaban itu membuat Leora kesal. "Lalu kenapa kamu menatap ku seperti itu!? Menjijikkan tahu gak!" Ucap Leora kesal, lalu pergi meninggalkan Isaac.

Isaac terus membuntuti Leora dari belakang, terus membuatnya kesal dan terus kesal. "Isaac... kamu... MENYEBALKAN TAHU GAK SIH!!??" Teriak Leora di ikuti pukulan yang menghantam pipi Isaac.

"Kamu kenapa sih!?" Seru Isaac yang tak terima atas pukulan Leora. "Rasain dah tuh!" Lalu Leora pergi meninggalkan Isaac yang menahan sakit akibat pukulan Leora yang cukup keras yang membuat sudut bibirnya mengeluarkan sedikit bercak merah.

Isaac mengusap sudut bibirnya, dan dengan rasa sedikit kesal kembali ke tenda Wexxa. "Mulut mu kenapa?" Tanya Jhonatan, "di gampar Leo," mereka terkejut. "Kenapa bisa seperti itu?" Tanya yang tak kalah bingung dari yang lain. "Aku hanya berniat ngerjainnya saja. Eh, malah ini yang ku dapatkan." Jawab Isaac murung.

"Pantas saja." Jawab Claude. Lalu suara tawa menggelegar diantara mereka yang saling bersautan. "Oh ya, ayah mana?" Tanya Isaac sambil memerhatikan sekitarnya.

Semua mendadak sunyi. "Kaisar memanggil nya tadi." Jawab Aaron. Suasana kini manjadi sunyi dan tegang. Mereka saling tatap dan akhirnya memilih untuk kembali rileks. "Ayolah, kita bicarakan nanti saja! Isaac, Leo kemana sekarang?" Kini Claude bertanya.

Isaac mendudukkan dirinya di salah satu sofa terdekat. "Mungkin sedang bersama Dion." Jawaban dijawab dengan anggukan semuanya.

***

Dan setelah beberapa menit menunggu, akhirnya perburuan hari ke 2 di mulai, di tiup nya terompet yang menandakan peserta dapat memulai perburuan.

Begitupun Leora dan lainnya. Dengan rasa tak mau kalah, mereka masuk ke dalam hutan seperti singa yang kelaparan, yang sudah tak makan selama lebih dari lima hari. Tetapi benar, Leora tidak makan dengan baik saat sarapan. Jadi dia masuk ke hutan dengan keadaan lapar.

Leora di temani tas item serta pedang panjang yang selalu menempel padanya dan berbagai senjata berburu lainnya yang melekat padanya, dan di temani Leon dan Lucas-mereka masuk ke hutan, dan berharap bertemu hewan buruan yang dapat menambah poin dari tuan mereka.

Setelah menyusuri hutan selama beberapa jam lamanya yang tak kunjung menemukan hewan buruan. Mereka akhirnya memutuskan untuk istirahat di bawah pepohonan rindang, perut mereka berbunyi nyaring tanda waktu nya untuk makan. Biasanya para peserta akan menuju ke titik temu dan beristirahat sejenak sambil menikmati jamuan makan siang yang di sediakan tuan rumah penyelenggara. Namun, bukan Leora namanya jika tidak mau melakukan hal yang membuat orang lain heran.

Selama menyusuri hutan, Leora telah mengetahui posisi tempat beberapa tumbuhan yang dapat mereka santap. Tentu di pindah dahulu oleh
Minerva-untuk keamanan mereka saat hendak mengonsumsi.

"Kalian lapar?" Tanya Leora sembari bersandar ke pohon besar yang rindang di belakangnya. Mereka berdua tampak ragu untuk menjawab. Dan akhirnya di jawab dengan anggukan kecil mereka. "Aku malas kembali ke titik temu. Bagaimana jika kita memasak saja di sini?" Tanya nya memastikan. Dan jawaban segera di dapatkan dengan anggukan kecil mereka. "tapi, kita mau makan apa di sini?" Ucap Lucas bingung. "Benar, tempat ini jauh dari sungai. Dan hanya ada pepohonan," balas Leon.

Mendengar pertanyaan dari para bawahannya, Leora tersenyum. Tidak! Bukan senyuman bangga, tetapi senyuman angkuh. Seperti orang bersiap untuk memamerkan sesuatu yang ia banggakan.

"Kalian tidak perlu memikirkan nya, ayo cari bahannya dulu! Ingat ini hutan. Kita bisa memanfaatkan nya semaksimal mungkin!" Seru Leora bersemangat. Lalu mereka bangkit dan mulai mencari bahan yang mereka butuhkan. Dengan arahan dari Leora mereka mencari tanaman yang aman untuk di makan.

Untunglah hutan ini selalu terjaga dan jarang terjamah manusia, karena hanya di pakai berburu setahun sekali. Setelah sekian lama mencari, bahan telah terkumpul cukup untuk membuat 3 porsi lauk untuk mereka makan. Tetapi Leora cukup di buat bingung, lantaran hanya jamur dan kentang. Bingung. Iya, dia bingung apa yang harus di lakukan. Tetapi beruntung lah ia ingat dengan kemampuan di luar nalar yang ia dapatkan.

Ia membuka jendela status dan membeli beberapa piring kayu beserta sendoknya, meja lipat, kompor portabel, pisau dapur dan berbagai macam alat lainnya. Setelah selesai memesan, semua barang tersebut terkemas rapi di dalam sebuah kotak kardus berukuran sangat besar. Dan Leora meminta secara khusus untuk merahasiakan kejadian barusan. Atau jika mereka melanggar, kepala merekalah taruhan nya.

Semua yang di butuhkan telah tersedia, termasuk bumbu penyedap dan lainnya. Lalu, dengan telaten Leora mulai mengeksekusi bahan. Tetapi saat ia sedang memotong kentang, tiba-tiba ia berpikir 'mengapa tak aku beli saja makanan cepat saji? Sudahlah terlanjur juga.' begitulah kira-kira dirinya membatin.

Setelah selesai memasak dan jadilah sup jamur-kentang ala Leora yang kepepet. Yah seperti namanya, itu hanyalah kentang dan jamur yang di rebus lalu di berikan secukupnya garam dan penyedap rasa. Tidak ada yang spesial. Tetapi itu cukup membuat Leon dan Lucas terkesan dengan rasanya. 'mudah-mudahan dua orang ini gak terpengaruh micin.' begitu dirinya membatin.

Setelah mereka menghabiskan makanannya, Leora henya membilas peralatan yang ia bawa dengan sihir air yang ia punya dari sihir elemen. Lalu mengeringkan nya dengan bantuan angin hangat dari campuran elemen angin dan sedikit elemen api. Lalu Leon dan Lucas bertugas mengurus meja dan merapikannya-mereka masukkan secara acak ke dalam ransel item milik Leora yang kapasitasnya cukup besar untuk menampung semua barang tersebut, begitu pun dengan sampah-sampah basah hasil olahan tadi. Leora meminta Lucas untuk mengubur sisa kulit wortel yang ia kupas tadi kedalam tanah.

Mereka melanjutkan pencarian mereka untuk menemukan hewan buruan setelah mereka selesai mengisi perut mereka. Dan beruntung lah mereka menemukan seekor rusa jantan yang cantik dengan tanduknya yang bercabang indah. Tetapi bukan itu yang akan mereka buru. Tetapi seekor babi hutan yang sedang bersiap menyerang sang rusa. Ukuran babi hutan itu dua kali lebih besar daripada ukuran babi hutan normal. Sehingga akan sulit untuk di kalahkan karena tenaganya yang besar.

Tetapi bukan Leora namanya jika tidak nekat. Ia melesatkan tiga anak panah ke arah babi hutan tersebut. Dan dari ketiga anak panah yang Leora lesatkan hanya ada satu yang tertancap. Sehingga babi hutan marah dan mengejar mereka bertiga. "LARI!!!" seru Leora. 'ini mah, Niat baik menyelamatkan, eh malah tertimpa sial.'

Tentu mereka lari terbirit-birit di kejar babi hutan. Dan mereka berlari sampai akhirnya mereka sampai di titik temu di mana seluruh peserta dan bangsawan berkumpul dengan tenda-tenda mewah mereka.

Inilah salah satu ulah Leora, memporak-porandakan perkumpulan lady yang sedang asik bergosip, dan syukurlah tidak ada yang terluka.

Kenapa ia tidak langsung menghabisi babi hutan tersebut?

Sebab energinya sudah habis begitupun akalnya. Padahal ia cukup kuat untuk mengalahkan nya, walau akan tergores sedikit. Tetapi keberaniannya hilang karena melihat babi hutan yang marahnya lebih menyeramkan daripada beruang yang kemarin ia kalahkan.

Sudah kalian bisa tebak apa yang terjadi berikutnya? Entahlah...

Tetapi saat itu Dominic segera menebas leher babi hutan karena melihat putrinya ketakutan kerena di kejar oleh hewan besar itu. Leora langsung memeluk sang ayah tatkala ia merasa jantung nya berdebar kencang.

Namun setelahnya, omelan yang panjangnya seperti pembuluh darah akan terjadi saat senja datang.

Mahkota Rahasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang