33. Alat Komunikasi

18 2 0
                                    

Beberapa jam kemudian Leora mulai membuka matanya perlahan.

Anggota keluarga yang mengetahuinya pun segera mengerubunginya dengan tatapan khawatir tentunya.

Leora berusaha bangun, namun tubuhnya yang masih lemah menahannya. Juga luka-lukanya yang baru saja di perban.

Atas kejadian itu, Leora mendapat beberapa luka gores di kedua tangannya, luka tusuk di kakinya, juga luka memar di sekujur tubuhnya. Andai saja sihir penyembuh atau heal bisa mempan terhadapnya, maka luka-luka tersebut akan hilang dengan cepat dan kondisi tubuhnya akan pulih dengan cepat pula. Tapi sekali lagi di sayangkan, tubuh Leora menolak berbagai macam sihir karena pengaruh 'Minerva' di dalam tubuhnya.

Walaupun beberapa poin plus-nya Leora mendapat kekuatan yang di luar nalar, Minerva pun menjadi titik lemahnya pula.

Sistem yang bernama Minerva ini telah memberikan berbagai macam skill pada Leora. Mulai dari manipulasi element, kemampuan meracik obat, kekuatan tiada tanding, memanipulasi molekul, ataupun sebagainya. Namun, di balik itu seluruh kekuatan itu harus di latih secara seimbang agar sang pengguna bisa menaikkan level dan kemampuan secara setara pada masing-masing skill. Jika tidak, ada dampak tersendiri bagi penggunanya.

Secara tidak langsung Minerva melatih tubuh Leora agar menjadi tiada tanding. Tetapi Leora sendiri yang hampir melupakan semua skill itu, dan terlena oleh kedamaian sementara.

Namun syukurlah Leora tetap berlatih ilmu beladiri yang ia ingat dari kehidupan sebelumnya. Menjadikannya dapat bertahan di saat penyerangan berlangsung tanpa pedang ataupun perisai. Karena tubuhnya sudah mencapai titik kekuatan level 2. Tetapi, kekuatan tiada tanding ini memiliki kelemahannya sendiri, yaitu stamina dan emosi.

Jika kekuatan sang pengguna besar namun staminanya tidak setara dengan kekuatan tersebut, maka sang pengguna akan mengalami cedera parah bahkan sampai kematian. Lalu emosi, jika pengguna tersulut emosi yang amat besar, itu bisa berdampak baik ataupun buruk. Baiknya level sang pengguna akan bertambah 1 level dan menjadi semakin kuat, dan dampak buruknya adalah sang pengguna akan kehilangan 99% tenaganya. Bisa di katakan, sang pengguna akan kehilangan kesadaran jika tersulut emosi dan mengaktifkan kekuatannya. Beruntunglah stamina Leora hampir setara dengan skill-nya, dan hanya berdampak kehilangan kesadaran untuk beberapa waktu, setelah bertarung selama beberapa waktu pula.

Yah, itu membuat keluarganya khawatir dengan keadaannya sekarang. Lukanya tak bisa di obati dengan sihir, Claude dan Jhonatan sudah mencobanya berkali-kali atas desakan Dominic-ayah mereka.

Sementara untuk Dion, Claude sudah melakukan pertolongan pertama dengan sihirnya yang hampir mencapai tingkat master menara. Kondisi tubuh Dion cepat pulih berkat pertolongan Claude. Serta racunnya sudah di tangani oleh Jhonatan yang cukup mengenal racun tersebut. Dengan berucap beberapa mantra pada sumber racun, racun dapat di netralkan dan membuat tubuh korban cepat pulih setelah zat tersebut hilang.

Berbeda dengan Leora yang sempat dalam kondisi kritis, penggunaan sihir tidak akan berfungsi pada tubuhnya. Beruntunglah Leora tak ikut terkena racun, bisa-bisa nyawanya terancam atau bahkan bisa mati di tempat. Tapi itu tak akan terjadi karena sistem bawaan Minerva memiliki sistem otomatis yang dapat menetralkan racun saat racun tersebut masuk ke tubuh Leora. Namun saat ini sistem tersebut tidaklah berfungsi sepenuhnya. Akibatnya tubuh Leora menjadi lemah dengan luka-luka yang ada di sekujur tubuhnya.

"Bagaimana perasaan mu, Leo?" Tanya Aaron khawatir. Lantas Leora mengangguk. "Bagaimana itu semua bisa terjadi?" Tanya Benjamin. "Diam Ben! Dia baru saja bangun, kau tidak bisa memaksa-" Leora menyentuh lengan Aaron lembut. "Aku gak apa-apa... Biar aku menjelaskannya, mudah-mudahan kalian percaya." Lalu Leora menjelaskan sebagai cerita dan di sambungkan oleh Benjamin.

Dari penjelasan keduanya serta bukti yang sempat Benjamin ambil menjadi semakin kuat. "tapi aneh sekali. Kenapa selir kaisar ikut menargetkan Leora?" Gumam Aaron.

"Itu tentu saja karena perebutan kekuasaan, Aaron." Dominic menjawab pertanyaan Aaron. "Tapi mengapa harus Leo, yang menjadi target?" Tanya Aaron lagi. "Itu tentu karena Leora adalah tunangannya. Jika keduanya lenyap. Maka selir bisa dengan mudah menempatkan pangeran pertama sebagai pengganti putra mahkota sekarang." Jelas Claude. "Deduksi mu tidak sepenuhnya keliru, Claude." Aaron berpendapat.

"Kak, dimana Dion?" Tanya Leora, "kau tak perlu khawatir, dia di sana. Aku sudah merawatnya bersama kak Claude tadi. Syukur kondisinya sekarang telah membaik, hanya perlu menunggunya bangun saja." Ucap Jhonatan sambil menunjuk ke arah sofa panjang tempat Dion berbaring. Lalu Leora menghela nafas lega. "Syukurlah..."

"Maaf, telah membuat kalian khawatir..." Leora menunduk sambil memainkan jemarinya. Dominic menghampiri dan mengusap kepala putrinya lembut, "kamu tidak bersalah. Tapi syukurlah kamu baik-baik saja." Ucapnya yang terkesan kaku.

"Omong-omong, ayah. Apa alat 'itu' sudah di pasang?" Pertanyaan Leora sontak mencairkan suasana yang semula sudah tegang dan serius yang kini dihias dengan cara tawa mereka yang menggelegar. "Kau tak perlu khawatir Leo. Semenjak kau terbaring di sini, alat itu sudah di pasang. Kau tidak boleh meragukan kepekaan Wexxa!" Balas Dominic pada putrinya.

Beberapa saat setelahnya suasana kembali tenang dengan kesibukan masing-masing. Tetapi, Dion masih kunjung tak sadarkan diri. "Kak, kenapa Dion di baringkan di sofa?" Tanya Leora

Aaron yang semula disibukkan dengan dokumen mendongak kepalanya dan netranya menatap Leora, "karena dia laki-laki." Jawabnya singkat lantas melanjutkan aktivitas nya mengurus dokumen.

Leora tampak bingung, "laki-laki? Maksudmu?" Aaron kembali mendongak menatap Leora yang masih kebingungan, "tidaklah pantas bagi seorang laki-laki dan perempuan yang belum menikah tidur seranjang, walau dalam keadaan mendesak sekalipun. Lagian seorang pria harus mengalah dan mengutamakan wanita."

"Iya iya, tapi pikirkan perasaan tunangan kakak juga dong! Jangan terlalu dingin." Aaron menghela nafas, "mau bagaimana lagi, adikku. Sudah sifat ku seperti ini." Leora mendekat dan mengebrak meja, "biasakan senyum!" Sambil menatap kesal Aaron yang sedari tadi hanya menjawab pertanyaannya tanpa menatap dirinya. Aaron tersentak kaget, sehingga salah satu dokumen yang ia sedang tulis tercoret.

Dengan senyuman paksa menatap Leora yang membuat dirinya jengkel, "i.y.a.a.d.i.k.k.u.s.a.y.a.n.g!" Ucapnya kaku dengan nada jengkel. "Cih!" Leora kembali ke tempat tidurnya dan mengambil tas item di meja sebelah nya. Lantas mengeluarkan benda pipih berwarna hitam, lalu menyalakannya.

Hal tersebut menarik perhatian Aaron, orang satu-satunya selain Dion yang masih terbaring tak sadarkan diri. "Kau mengerti mengoperasikan benda itu, Leo?" Ia lantas menengok ke arah sang kakak lalu mengangguk, "iya kak. Saat luang aku mencoba mengutak-atik benda ini, dan ternyata bisa di gunakan. Ku kira hanya sebuah cermin berwarna hitam saja." Ucap Leora, tentu sebagai alasan. Karena tak mungkin jika ia mengatakan jika benda itu adalah ponsel yang sudah sering ia gunakan di kehidupan sebelumnya.

Keterangan Leora dijawab dengan anggukan sang kakak.

Aaron sedikit penasaran dengan benda itu lantas menghampiri Leora. "Apa yang benda itu dapat lakukan, Leo?" Aaron berjalan mendekat lantas duduk di sebelah Leora.

Mendapati gak itu, Leora agak panik dan bingung cara menjelaskannya. "Benda ini bisa mengirim pesan jika benda seperti ini memiliki pasangannya." Ucapnya asal. "Pasangan?" Aaron menatap bingung. "Iya, pasangan. Jika benda seperti ini ada kloningannya maka pemilik bebas mengirim pesan dengan mengetik huruf yang ada pada layar dan mengirimkannya." Jelas Leora senatural mungkin.

"Maksudmu ini seperti komunikasi dengan bola kristal?" Leora mengangguk, "tapi jangkauan bola kristal hanya berkisar seratus kilometer saja kan kak? Tetapi benda ini bisa mengirim pesan tanpa batas area. Walau ada beberapa kendalanya sih." Aaron memegang dagunya berpikir. "Ini lebih canggih dari yang ku kira. Desainnya yang sederhana dan seukuran tangan memudahkan untuk dibawa, dan lebih bagusnya lagi dapat mengirim pesan tanpa batas area, itu sungguh menakjubkan. Tetapi bagaimana kau mengetahui itu?"

Leora kehabisan kata, mencoba-coba mencari alasan bagus di kepalanya. "I-itu..."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mahkota Rahasia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang