Fall Seasons

5.5K 134 19
                                    

Fall Seasons

[ Romance --- Fiksi ilmiah --- BxB ]

~ Hidup dimulai dari awal lagi saat menjadi garing di musim gugur – F. Scott Fitzgerald ~

☀🥀⚡

.・。.・゜✭・♡・✫・゜・。.
  .
  .
  .
  .

Fwuhhhh 

Kepulan asap dari segelas Coffee Americano menemani seorang pemuda dengan netra Ruby teduh, mata yang tajam dan mengintimidasi itu terlihat tenang menatap setiap butiran kata dalam sebuah buku yang sedang ia baca. 

Desiran angin dingin musim gugur membawanya untuk lebih mengeratkan syal merahnya, ia juga mengenakan kaos putih serta outer coat hitam sebagai pelengkap. 

Clingg 

Dentingan lonceng kembali terdengar saat beberapa orang memasuki cafe classic yang minimalis itu, beberapa rak buku dan tanaman hias terlihat menghiasi setiap pojok cafe favorit nya. 

Dan disinilah Halilintar Leo Theodoric, dirinya menikmati waktu luang di hari liburnya dengan mengunjungi cafe favoritnya, di depan cafe terdapat papan nama yang tergantung dengan tulisan Cykelcafé Le Mond , spot favoritnya adalah sisi kanan cafe dengan jendela transparan yang menghadap langsung ke arah jalanan kota Stockholm, Swedia. 

Selain karena makanan dan minuman yang sesuai dengan lidah Halilintar, menikmati pemandangan jalanan kota Stockholm dari cafe ini sangatlah damai bagi Halilintar, apalagi jalanan dari depan cafe ini menyuguhkan pemandangan taman kota, yang menarik perhatian Halilintar disana adalah sebuah pohon Maple besar yang menjadi pusat taman. 

Pohon itu berhadapan langsung dengan Cafe ini, sehingga Halilintar dapat dengan jelas melihat indahnya pohon itu di musim gugur ini. 

"Sepertinya musim gugur ini akan lebih dingin dari sebelumnya"

Netral Ruby itu sedikit melirik orang di kursi depannya lalu ia kembali memfokuskan matanya ke arah novel yang ia baca. 

Orang di depannya mendebik sebal karena lawan bicara nya mengabaikan nya. 

"Sialan, seharusnya aku bersama dengan wanita cantik kesini, bukan dengan pria dingin yang hidupnya melajang selama 21 tahun"

"Diamlah" Suasana cafe sedikit ramai hari ini, mungkin karena ini weekend. Halilintar tak sendiri, dia ditemani oleh sahabat nya yang ia kenal dari sekolah menengah pertama. 

"Lagipula sejak kapan seleramu berubah menjadi wanita" Halilintar mengangkat alisnya menatap netra biru Shappier orang didepannya. Dia meletakkan novelnya sejenak dan menyeruput coffee nya. 

"Tidak bukan begitu maksud ku aku hanya bercanda— ya…..Mau wanita atau pria imut akan ku Terima semua takdir dari Tuhan kepada makhluk malang seorang Taufan El Edvard ini" Ucap Taufan– sahabatnya sembari meletakan kepalanya dengan lesu di atas meja. 

Halilintar memberi tatapan mencemoh ke arah sahabatnya ini. 

"Harta banyak pasangan hidup sulit" Taufan langsung bangkit sambil menunjuk nunjuk kearah Halilintar dengan nyalang tidak Terima. 

"Heh ngaca!!, lagian bukanya sulit aku hanya belum menentukan pilihan siapa yang akan cocok untuk jadi pasangan ku, kan banyak yang mendaftar jadi calon ku—" Celotehan Taufan ini hanya dianggap angin lewat bagi Halilintar. 

Tangannya yang sedikit dingin ia hangat kan saat permukaan gelas coffe hangat ia pegang. Dia mengedarkan pandangan menatap jalanan kota Stockholm yang dipenuhi oleh daun berguguran, banyak orang berlalu lalang diluar sana tanpa memperdulikan satu sama lain. 

Teaser Star - HalisolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang