KCA 9

95 7 5
                                    

"Suf, Si Adel ngontrak di samping rumah mertua gue lho." Seloroh Galih.

"Hah?!" Yusuf melirik temannya itu, Galih pun mengangguk. "Sendiri?"

"Ya nggaklah, sama lakinya. Denger-denger dari ART mertua, katanya Adel cuma sementara aja ngontrak di situ sambil nunggu dokumen kepindahan dia ke negara suaminya beres."

"Adel mau pindah kewarganegaraan?"

"Katanya sih gitu."

***

"Mau ke mana?" Tanya Adel saat melihat Xiang bersiap-siap.

"Ada tawaran isi acara di Jakarta. Chen sudah atur semuanya. Mau ikut?"

"Aku harus ke kantor."

"Ya sudah. Kamu kerja, aku juga kerja dulu ya?!" Ujar Xiang sembari memeluk Adel. Adel lalu mengangguk dalam pelukan Xiang. "Kalau begitu aku berangkat dulu ya."

"Oke. Hati-hati ya?!"

"Ok, honey."

Yusuf sengaja ke perumahan tempat mertua Galih tinggal. Yusuf sempat beberapa kali ke rumah mertua Galih  sehingga ia tahu pasti di mana alamatnya.

Dan benar saja sosok yang ingin ia lihat ada di sana. Tengah melepas kepergian suaminya. Yusuf mengatupkan rahang.

"Del." Panggil Yusuf setelah memastikan mobil yang ditumpangi suami Adel sudah melaju jauh.

"A...?!" Dahi Adel berkerut.

"Kamu tinggal di sini sekarang?"

"Iya, ngontrak. Kok A Yusuf ada di sini?"

"Selamat ya, Del. Semoga bahagia."

"Makasih, A."

"Iya." Angguk Yusuf yang langsung terkesiap karena Adel mendadak loncat mendekatinya. "Kenapa?" Tanya Yusuf terlebih Adel menggandeng lengannya. Refleks Yusuf balas menggandeng Adel.

"Ada cicak." Sahut Adel panik.

Adel kejatuhan cicak dan kini cicak yang Adel maksud ada di lantai. Yusuf mencoba menenangkan Adel yang terkejut, takut dan jijik itu.

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang melihat kejadian itu dan diam-diam mengabadikannya.

***

Xiang mengisi acara talk show di sebuah televisi swasta di Jakarta. Lalu dilanjut melakukan podcast untuk beberapa channel YouTubers besar. Jadwalnya benar-benar padat tapi ia merasa senang bisa tetap produktif meski di negara orang.

Xiang merasa beruntung membawa Chen, sehingga segala sesuatu mengenai pekerjaan ditangani Chen dengan baik. Ia hanya melakukan intinya saja.

Xiang dan Chen mmutuskan menginap satu malam di Jakarta. Itu karena esok hati ia masih harus podcast. Harusnya hari ini selesai semua, akan tetapi terkendala waktu.

"Kamu lagi apa?"

"Lagi siap-siap mau ke kantor."

"Ya udah kalau begitu, hati-hati di jalan."

"Siap. Kamu jadi pulang hari ini?"

"Jadi. Kenapa? Kamu kangen ya?" Tanya Xiang.

"Nggak." Elak Adel yang membuat Xiang terkekeh.

"Waah aku pikir kamu kangen sama aku."

"Udah ahh, aku berangkat dulu ya."

"Ok. See you, honey."

"See you too." Tutup Adel.

Baru saja Xiang menutup telepon saat tiba-tiba notifikasi pesan media sosialnya berbunyi. Ada pesan masuk. Dahi Xiang berkerut saat ia mendapat pesan sebuah foto. Seperti biasa ia akan mengabaikan, tapi tidak sengaja jarinya menekan tombol download picture sehingga pesan foto itu pun bisa terlihat jelas oleh Xiang. Xiang seketika membulatkan mata.

You are busy working, your wife is busy spending time with her beloved ex-boyfriend.

Xiang terdiam sejenak tapi sebagai publik figur, ia mencoba biasa. Fake account, batin Xiang sembari tersungging. Ia pun kembali mengabaikan pesan tersebut.

Merasa target tidak berekasi apa-apa, pengirim pesan mulai kesal sendiri. Akhirnya ia kembali mengirimi Xiang pesan yang menantang Xiang untuk bertemu istri lelaki yang ada di foto tadi. Xiang mulai mengerutkan dahi.

Karena terus menerus mengirimi Xiang pesan, akhirnya Xiang menerima tantangan orang tersebut. Sekembalinya ia ke Sukabumi, Xiang mampir terlebih dahulu ke sebuah restoran bergaya minimalis modern tepat di pusat kota.

"Kamu?!" Tunjuk Xiang.

"Iya."

Xiang memang merasa mengenali Riska karena mereka pernah bertemu walau baru satu kali pertemuan.

"Aku diminta ke sini oleh seseorang." Ujar Riska lirih.

"Ohh...."

"Ini pasti mengenai suami aku dan Adel." Ujar Riska yang lega ternyata Xiang bisa berbahasa Indonesia. Sehingga ia tidak perlu menggunakan bahasa asing untuk berkomunikasi dengan Xiang. Xiang tampak diam memperhatikan gerak gerik Riska. Riska menunduk dalam. "Mereka memang sempat dekat, sangat dekat. Bahkan dulu aku hampir gagal menikah dengan suami aku itu karena Adel. Suami aku cinta mati ke Adel dan sampai saat ini yang aku tahu, dia masih mencintai Adel. Kalau Adelnya, aku nggak tahu. Tapi kayaknya sama soalnya diam-diam mereka masih suka ketemu. Makanya waktu itu aku sempat menemui Adel ke kantornya. Itu sebagai usaha aku mempertahankan rumah tangga aku." Papar Riska.

Xiang masih tampak tenang, Riska yang diam mencuri pandang itu merasa resah. Ia pun memutuskan memperlihatkan sesuatu.

"Ini...." Kalimat Riska menggantung. "Hubungan mereka sebelumnya sudah sejauh ini." Tunjuk Riska. Xiang membulatkan mata melihat apa yang ditunjukkan Riska.

Kisah Cinta AdeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang