KCA 12

38 9 7
                                    

Yusuf tidak bisa memejamkan matanya. Ia tampak gelisah. Riska yang menyadari itu menarik nafas panjang.

"Kenapa, By?"

"Nggak."

"Tumben belum tidur?"

"Iya belum ngantuk." Jawab Yusuf.

"Ohh..." Riska manggut-manggut. Hebat ya cuma gara-gara dia ada di sini, A Yusuf yang biasa pulang ke rumah langsung nyungseb tidur malam ini segar. Gumam Riska dalam hati.

Tok..tok..tok...

"Masuk." Seru Alma.

"Halo." Sapa Adel kikuk, tampak kakak beradik itu saling curi pandang. "Boleh Tante masuk?"

"Bo-leh." Alma mengangguk ragu sedang, sang adik hanya diam.

"Makasih." Sahut Adel. "Oya kenalin, tante..."

"Tante Adel." Potong Alma cepat, Adel mengernyitkan kening.

"Waah kalian udah tahu nama Tante. Boleh nggak sekarang Tante tahu nama kalian?" Tanya Adel kemudian.

Alma sebenarnya malas berinteraksi dengan Adel tapi ia tidak mungkin menunjukkannya kini. Ia tahu betul mamanya yang ingin Adel ada di rumah itu. Sehingga ia tidak ingin bersikap yang membuat Adel tidak kerasan dan memutuskan pergi. Alma tidak ingin Riska itu sedih.

"Aku Alma dan ini adik aku, Haikal." Alma memperkenalkan dirinya sendiri juga adiknya.

"Nama yang bagus. Salam kenal ya?!" Alma mengangguk sedang Haikal masih terus bergeming. Tidak merespon sama sekali. "Ya udah karena udah malam, yuk Tante temenin kalian tidur."

Alma mengernyitkan kening begitu juga Haikal, mereka lalu kembali saling tatap.

"Kenapa?" Tanya Adel melihat kakak beradik itu tampak kebingungan.

"Tante mau tidur di sini?"

"Iya," Angguk Adel mantap. "Boleh nggak?" Tanya Adel. "Kalau boleh nanti Tante bacain dongeng buat kalian." Sambung Adel. Alma tersenyum simpul. Merasa geli sendiri. Dirinya yang sudah beranjak remaja diiming-imingi bacaan dongeng. Tapi tidak dengan Haikal ia malah tampak bersemangat. Malah ia sudah request cerita apa yang ingin ia dengar.

***

"Mau ke mana, Del?" Tanya Riska saat melihat Adel sudah rapi pagi ini.

"Mau berangkat kerja, Teh." Jawab Adel.

"Kamu kerja, di mana?" Tanya Yusuf sembari melirik Adel.

"Hmm... di toko kue." Jawab Adel tanpa berani menatap Yusuf.

"Toko kue? Dari bank ke toko kue?!" Nada sumbang Riska keluar terlebih barusan ia sempat memergoki Yusuf mencuri pandang Adel.

"I-ya."

"Ya udah ayo, makan dulu." Ajak Yusuf yang hari ini kembali duduk manis di meja makan setelah biasanya selalu menghabiskan waktu sarapan di kantor.

"Nggak usah, ojek online aku udah di depan soalnya." Tolak Adel.

"Nggak sarapan dulu?" Tanya Riska basa basi.

"Nggak." Geleng Riska. "Teh, A... Duluan." Pamitnya sembari cepat berlalu.

Yusuf menelan saliva, jelas Adel seolah sedang menghindar. Padahal ia tadinya sudah berekspektasi sarapan bersama pagi ini.

"Gimana, Bro. Lancar?" Tanya Rido. Yusuf nyengir. "Bro, cuma ingetin aja. Harus bisa adil. Kasarnya lu cium yang satu, yang satu juga harus lu cium. Jangan sampai terus-terusan sama yang satu. Lu harus pinter hargai perasaan istri lu." Pesan Rido yang tahu betul bagaimana perasaan Yusuf pada Adel.

Kisah Cinta AdeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang