KCA 5

36 8 6
                                    

Xiang segera meminta Chen mengurus dokumen yang ia perlukan nanti saat di Indonesia. Ia berniat melangsungkan pernikahan secepat mungkin.

Xiang lalu memesan tiket ke Indonesia. Perjalanan kali ini ia mengajak serta Chen. Semenjak kemarin ia butuh didampingi, karena pikirannya sedang tidak fokus. Sehingga saat ada apa-apa, Chen yang akan mengurusnya.

"Adel." Panggil Xiang sore ini.

Ya setiba di Bandara Soekarno-Hatta, Xiang segera langsung memesan taksi menuju ke Sukabumi.

Adel yang baru keluar kantor segera mengerutkan dahi saat melihat ada Xiang tiba-tiba di kantornya. Adel berjalan mendekat.

"Ikut aku." Ajak Xiang.

"Ke mana? Kok kamu bisa ada di sini?" Tanya Adel, heran.

"Itu karena kamu." Jawab Xiang.

"Hah?!" Dahi Adel berkerut.

"Ayo masuk." Xiang membukakan pintu taksi untuk Adel.

"Hi..." Chen melambaikan tangan.

"Chen...?!" Adel cukup terkejut, karena bukan hanya ada Xiang tapi juga Chen.

"Ayo." Bisik Xiang, meminta Adel segera masuk.

Taksi itu pun kembali melaju menuju rumah Kai. Kai dan orangtua Xiang menyambut mereka gembira. Kai segera mempersilakan mereka masuk dan duduk. Tidak lupa ia meminta ART menyiapkan makanan dan minuman untuk menjamu mereka yang baru saja tiba itu.

Xiang dan orangtuanya langsung memisahkan diri untuk berbincang sebentar. Adel yang tidak mengerti hanya bisa lirik Kai juga Chen.

Melihat Chen dan Kai senyum-senyum, dahi Adel berkerut. Ia lalu berbisik pada Kai, menanyakan apa yang sedang mereka perbincangkan.

"Mereka lagi ngomongin kamu. Intinya mereka nggak mau kehilangan kamu. Baik orangtua Xiang, terlebih Xiang. Mereka ingin kalau bisa malam ini kamu menikah dengan Xiang?!" Terang Kai.

"Hah?!" Adel terperanjat. Kai mengangguk.

"Ada apa?" Tanya Xiang yang akhirnya menghampiri metrka bertiga.

"Nggak." Kai terkekeh teringat apa yang Xiang katakan pada orangtuanya tapi ia sensor pada Adel.

Melihat Kai terkekeh geli, Adel menjadi penasaran. Ia merasa Kai tahu sesuatu tapi dirinya tidak. Karena bukan hanya Kai, Chen juga tampak menahan senyum gelinya.

Kayaknya aku harus belajar bahasa mereka biar nggak dianggap oon. Batin Adel kesal.

Xiang tidak ambil pusing dengan mimik wajah Kai, ia lantas meminta Chen melakukan sesuatu. Dengan segera Chen pun mulai sibuk di depan laptop yang ia bawa.

"Besok aku akan mendaftarkan pernikahan kita di sini. Siap-siap jadi nyonya Xiang ya?!"

"Xiang....." Adel melongo.

"Apa?"

"Apa nggak sebaiknya kita berpikir ulang?" Tanya Adel.

"Tidak." Xiang menggeleng. "Tidak perlu. Karena mau dipikir berulang kali pun tetap sama, aku maunya menikah dengan kamu." Tegas Xiang.

Yakin, Xiang?! Batin Kai geli. Bagaimana dengan malam pengantinnya? Tambahnya saat teringat Xiang cerita pada orangtuanya jika ia juga ingin secepatnya tapi tidak terlalu cepat karena juniornya masih ngilu akibat dikhitan saat memutuskan masuk agama Islam.

Ya esok hari setelah mualaf, Xiang memang minta ditemani oleh Kai ke rumah sakit, tapi karena Kai ada meeting, Xiang pergi bersama sopir Kai. Dan Kai lupa bertanya ada urusan apa Xiang ke rumah sakit.

Kisah Cinta AdeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang