KCA 16

45 9 5
                                    

Adel kembali membaca lembar per lembar isi paket untuknya itu. Xiang? Batin Adel yang langsung menghubungi nomor telepon yang tercantum di salah salah satu lembar kertas.

"Halo."

"Halo."

"Adel?!"

"Bisa kita ketemu?" Tanya Adel to the point.

"Bisa, tapi sepertinya tidak sekarang? Aku sedang tidak enak badan."

"Terus kapan?"

"Besok."

Bukan beralasan, Xiang memang sedang tidak enak badan. Seharian kemarin karena fokus mencari cara menjelaskan pada Adel, ia tidak berselera untuk makan. Dan saat cara sudah ia temukan, ia terlalu bersemangat sehingga lupa untuk makan. Akhirnya pagi ini saat bangun dari tidur yang hanya berlangsung tiga jam itu, matanya kunang-kunang semenjak tadi, mual juga pusing.

"Oke." Tutup Adel mengakhiri percakapannya dengan Xiang. Ia masih tidak ingin berlama-lama berbicara dengan Xiang, ia takut. Takut cinta untuk laki-laki itu belum sepenuhnya mati juga hilang.

***

"Mau kado apa anak Umi teh?!" Tanya Riska pada Haikal yang tengah bergelayut manja.

"Ke Lembang yuk?!" Ajak Haikal tiba-tiba.

"Ngapain?" Tanya Yusuf.

"Liburan kita udah lama nggak liburan." Ujar Haikal.

"Tanya Umi, Umi mau nggak?"

Mendengar Yusuf berkata demikian, Riska tersenyum manis, hatinya dipenuhi bunga-bunga.

"Umi ayo aja." Sahut Riska.

"Sebelum pergi umi mending ke dokter dulu periksa sekalian konsultasi aman nggak Umi capek-capekan gitu." Ujar Yusuf.

"Nggak usah, By. Umi sehat kok, lagian Lembang mah deket. Kasian anak-anak butuh liburan."

"Ya udah ayo. Ajak ibu juga, jangan lupa." Yusuf mengingatkan.

"Hah?!" Riska membulatkan mata.

"Yess Tante Adel ikut." Seru Haikal senang.

"Iya, ajakin sama adek, sama kakak juga biar mau ikut." Ujar Yusuf pada putra putrinya. Mereka mengangguk sekilas.

"Adel ikut, By?" Tanya Riska kemudian.

"Iya atuh kan Aby harus adil." Jawab Yusuf.

"Ohh siapa tahu Adel punya acara kan, By." Seloroh Riska berusaha biasa.

Riska yang tadi sudah berbunga-bunga mendadak layu saat tahu madunya akan ikut serta dalam acara liburan keluarga kecilnya itu.

Ngapain sih harus ada dia. Batin Riska.

***

Adel sempat menolak tapi melihat Yusuf menatapnya tajam membuat Adel tiba-tiba mengangguk.

"Kamu kan yang minta aku untuk adil, tapi kamu seolah nggak ngasih kesempatan aku untuk implementasikan itu. Gimana konsepnya ya? Perlu aku batalin semuanya?! Biar adil, nggak ada yang liburan. Semua di rumah aja akhir pekan ini?!" Bisik Yusuf sesaat sebelum Adel memutuskan ikut.

Adel menelan saliva, tidak mungkin ia merusak rencana mereka. Akhirnya ia mengangguk, setuju untuk ikut pergi liburan bersama keluarga Yusuf itu.

Yusuf mengemudi ditemani Riska yang duduk tepat di sampingnya. Sedang Adel duduk di bangku belakang bersama Alma juga Haikal. Yusuf tersenyum tipis. Merasa kini hidupnya sempurna.

Kisah Cinta AdeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang