KCA 13

45 8 6
                                    

Sesuai permintaan Adel, mereka berpisah. Yusuf pulang dengan mengendarai mobil sedang Adel pulang menggunakan ojek online.

Harusnya Adel lebih dulu, itu prediksi Yusuf tapi mendadak ojek online Yang ditumpangi Adel hampir kehabisan bensin sehingga sang driver meminta izin untuk mampir isi bahan bakar terlebih dahulu.

"Adel udah pulang, Ceu?" Tanya Yusuf sesampainya di rumah.

"Belum, Pak."

"Belum?!" Ulang Yusuf. Mimin mengangguk. Dia ke mana dulu? Batin Yusuf.

"Lembur kali, By." Seloroh Riska dari arah dapur, berusaha menenangkan.

Riska yang sudah sangat senang mendengar deru mesin mobil Yusuf masuk garasi tidak ingin acara makan malamnya berantakan. Jarang-jarang Yusuf makan malam bersama dirinya.

Yusuf bergeming, hendak menghubungi Adel saat seseorang mengucap salam.

"Lembur, Del?" Tanya Riska berbasa-basi.

"I-ya, Teh." Bohong Adel.

"Makan?!" Ujar Yusuf dingin.

"Nggak duluan aja."

"Adelia, duduk." Titah Yusuf.

Adel mengerutkan dahi. Kenapa nih orang? Tadi manis sekarang asem. Batin adel. Adel pun melirik Sekilas Riska yang tampaknya juga terkejut atas sikap Yusuf tersebut.

"Duduk. Denger kan?!" Tanya Yusuf kemudian.

"Iya." Angguk Adel dengan kepala menunduk dan memilih kursi yang agak jauh dari Yusuf.

"Ceu panggilin anak-anak." Pinta Yusuf pada Mimin yang tengah menyiapkan piring kosong.

"Iya, Pak."

Riska sebenarnya senang bisa duduk satu meja sekeluarga menikmati makan malam seperti ini, maklum jarang sekali momen ini terjadi. Tapi rasa senang Riska sedikit terganggu karena adanya Adel. Adel tetap jadi ancaman dirinya.

Utamain keluarga A Yusuf dulu terlebih Teh Riska, baru aku. Terngiang-ngiang kalimat Adel tadi. Yusuf harus berusaha ada untuk keluarganya agar saat ia berusaha ada untuk Adel, Adel mau menerima. Itu yang ia tangkap dari ucapan Adel tadi.

Dan soal sikap dinginnya, itu karena terkontaminasi rasa tidak nyaman Adel pulang terlambat padahal jelas-jelas mereka tadi jalan bersama. Hanya saja terpisah lampu merah.

Selesai makan Adel, Alma dan Haikal pamit masuk ke kamar mereka masing-masing. Sepeninggal mereka, Yusuf lantas mengajak Riska juga beranjak ke kamar mereka. Riska terpana.

Di kamar Yusuf mulai mencumbu Riska. Mendapat serangan mendadak dari Yusuf Riska tergagap. Antara senang, tidak percaya dan terkejut menjadi satu.

"By...."

"Kenapa? Nggak mau?" Tanya Yusuf.

"Aby...." Manja Riska.

Bagaimana mungkin Riska tidak mau. Itu yang ia mau. Selalu ia mau. Riska memeluk Yusuf dengan sejuta perasaan yang ia punya untuk Yusuf.

Yusuf menunaikan kewajibannya pada Riska setelah sekian lama. Ya tepatnya setelah Riska divonis sakit parah, Yusuf tidak tega menggauli istrinya itu.

"Mau ke mana, By?" Tanya Riska sesaat setelah mereka selesai ritual suami istri, Yusuf beranjak bangun.

"Ke luar bentar. Liat anak-anak udah pada tidur atau belum." Jawab Yusuf.

Riska yang semenjak tadi berbunga-bunga mendadak mengerucutkan bibirnya. Riska ikut beranjak, diintipnya Yusuf dari celah pintu kamarnya. Memastikan Yusuf ke kamar anak-anak mereka atau ke kamar Adel.

Kisah Cinta AdeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang