KCA 15

44 10 9
                                    

"Adel." Xiang meraih jemari Adel saat Adel tiba-tiba balik badan, hendak meninggalkannya. "Sebentar." Pinta Xiang lirih. "Bisa kita bicara?" Tanya Xiang kemudian.

"Nggak ada yang perlu kita bicarakan."

"No...." Xiang menggeleng, tidak setuju dengan ucapan Adel.

"Maaf." Adel berusaha melepaskan diri dari genggaman Xiang.

"Adel." Sapa seseorang yang membuat Adel menoleh saat itu juga.

"A Yusuf?!" Adel terperanjat melihat Yusuf berdiri tegak tidak jauh dari posisi mereka.

Mampus, ketahuan cuma stalking aja aku repot urus A Yusuf yang ternyata sedikit barbar. Ini kok malah ketahuan lagi face to face. Duuuh..... Keluh Adel dalam hati.

Mendengar Yusuf memanggil Adel dan berdiri tidak jauh dari mereka, genggaman tangan Xiang terlepas begitu saja. Tampak Adel bingung harus berbuat apa. Tidak mudah ia pergi dari posisinya, tidak mudah juga ia menghampiri Yusuf di depan Xiang. Tetap berada di dekat Xiang juga bukan keputusan yang baik.

Ini laki-lakinya? Batin Xiang.

Ngapain mantan suami Adel ke Indonesia lagi. Malah ada di tempat kerja Adel. Aku harus hati-hati. Batin Yusuf.

"Del, ini makan siang kamu." Ucap Yusuf sembari menyodorkan sebuah kantong plastik berisi kotak makanan dan satu cup minuman. "Apa kabar?" Tanya Yusuf pada Xiang. Adel membulatkan mata.

"Baik."

"Perkenalkan, saya suami Adel." Ucap Yusuf lantang sembari mengajak Xiang berjabat tangan.

Adel tidak tahu harus suka atau tidak Yusuf memperkenalkan diri seperti itu pada Xiang.

"Ohh ya." Hanya itu sahutan yang terdengar dari Xiang.

Tidak ingin panjang lebar, Adel lalu pamit, mengajak Yusuf beranjak dari sana. Yusuf mengangguk dengan sudut bibir terangkat, menang.

Maaf Xiang semua udah terlambat. Batin Adel. Terlebih mengingat apa yang telah dilakukan Yusuf padanya tadi pagi. Ia merasa sudah tidak pantas mendamba laki-laki lain terlebih Xiang. Ada Yusuf, yang meski sekuat hati ia ingkari tetap secara agama Yusuf adalah suaminya.

"Mau ngapain dia ke sini?" Yusuf terlihat tidak senang.

"Nggak tahu, beli kue kali."

"Baper?"

"Nggak."

"Ya udah makan"

"Iya, makasih."

"Sama-sama."

"A Yusuf ngasih aku gini. A Yusuf ngasih apa ke Teh Riska?"

"Iya gampang."

"Pulang kerja beliin makanan kesukaan Teh Riska ya?!"

"Iya. Tapi kita ke rumah dulu."

"Mau ngapain?"

"Lanjut yang tadi."

"A...." Adel menggeleng membuat Yusuf terkekeh melihat ekspresi Adel.

"Jadi nggak sabar nunggu tiga hari lagi. Ada yang janji mau kasih jatah soalnya." Bisik Yusuf nakal. Adel menelan saliva.

Simalakama. Adel merasa saat ini ia tengah berada di posisi itu. Maju kena mundur kena. Menerima permintaan Xiang untuk bicara ia takut terbawa perasaan dan cinta yang sudah ia coba kubur tiba-tiba kembali bangkit. Tidak apa jika Xiang benar-benar menyesali dan berubah. Tapi ia takut jika kembali seperti dulu, ia tidak sanggup. Karena ia tahu betul sulitnya seperti apa.

Maju dengan Yusuf pun tidak mungkin karena ia menikah dengan Yusuf atas kesepakatan dirinya dan Riska. Riska meminta dirinya menikah sebagai bentuk kompensasi atas perasaan luka yang konon kata Riska ditorehkan Adel. Sehingga ia harus bertanggung jawab menjaga dan mengurus anak-anak Yusuf dan Riska. Ya anak-anak bukan Yusuf.

**"

Tanpa diketahui siapa pun, Xiang menunggu Adel. Ia menunggu dari dalam mobil yang ia parkir tidak jauh dari tempat kerja Adel. Ia berharap ada kesempatan bisa bicara dengan mantan istrinya itu.

Saat sore menjelang, Adel keluar dan langsung menghampiri ojek online yang sudah menunggunya. Xiang bersiap mengikuti.

Ojek online itu kini berhenti di sebuah rumah. Adel turun dan disambut oleh seorang perempuan yang pernah Xiang temui, ya Riska. Xiang membulatkan mata. Terlebih tidak lama kemudian Yusuf, laki-laki yang tadi ia temui juga muncul dari dalam rumah. Xiang geleng-geleng kepala.

***

"Del, mau?" Tawar Riska. "Ini si Aa inget teteh suka mie goreng katanya ehh tadi pulang bawa mie goreng kikil kesukaan teteh." Papar Riska panjang lebar. Adel tersenyum sembari menggeleng.

"Nggak, Teh. Makasih." Tolak Adel sembari pamit ke kamarnya.

Riska mengulas senyum menang. Alam bawah sadar Aby tuh sebenarnya cuma ada aku. Apalagi pas tahu kamu biasa aja pas berpredikat istri. Batin Riska.

Sesampainya di rumah Kai, Xiang langsung mengurung diri di kamar tamu yang ia tempati selama berada di rumah saudaranya itu. Sepanjang malam Xiang pun mencari cara menjelaskan pada Adel alasan mengapa dirinya dulu pergi. Sampai akhirnya ia menemukan cara yang menurutnya baik dan Adel pasti menyimak.

"Teh, ada titipan." Seru Irin.

"Dari siapa?" Tanya Adel

"Kurir."

"Kurir?" Tanya Adel dengan dahi berkerut. Irin mengangguk.

Adel menerima paket tersebut lalu membukanya. Dan seketika dahinya berkerut saat selesai membaca beberapa kertas.

Kisah Cinta AdeliaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang