part 1. kedatangan Davian

4.1K 235 0
                                    


Happy reading
.
.
.
.
Vote, komen and follow guys

17 tahun berlalu
New York, 4 September 2023

Lesatan motor Ducati Panigale V4 Superleggera melintas dengan cepat dijalan kota New York, sang pengemudi yang di duga seorang remaja pria itu begitu lihai menyalip kendaraan-kendaraan yang melaju didepannya.

Decitan suara Motor yang  berhenti di parkiran khusus motor sangat halus, tampak didepannya sebuah Cafe yang tampak ramai pengunjung dihari Minggu yang cerah ini. Pemuda itu mematikan mesin motornya lalu memasukan kuncinya pada saku jaket denimnya. Kaki jenjangnya mulai turun dari motor, melepas helm dengan gerakan slow motion secara perlahan mulai memperlihatkan pahatan wajah rupawan nya, kulitnya putih bersih tampak bersinar tersorot sinar matahari, warna rambut nya yang hitam legam di potong dengan model rambut Comma hair begitu berkilau, almond bentuk matanya dengan warna amber sebagai warna matanya, hidungnya mancung bagaimana perosotan, bibirnya tipis berwarna merah alami, alisnya tebal tertata rapi, bentuk wajahnya agak bulat dengan pipi sedikit cabi membuat nya tampak tampan dan manis secara bersamaan.

Tubuhnya tinggi dengan postur yang ideal, ia memakai kaos polos hitam yang dipadukan jaket denim, kaki jenjangnya memakai celana jins hitam dengan sepatu sneaker putih dengan corak abstrak. Lengan kirinya dipasangi jam rolex submariner yang terpasang Indang dipergelangan tangannya.

Pemuda itu bernama Davian Gilbert Abellard cucu dari sang raja bisnis Alex.

Davian menyisir kan rambut hitamnya kebelakang setelah terlepas dari helm, mata amber nya memandang ke depan pintu cafe lalu pada arloji nya, setelah sesuai kaki jenjangnya mulai melangkah masuk, seperti yang diharapkan dari cafe ini saat Davian baru memasuki pintu cafe padatnya pembeli langsung terpampang jelas di depan matanya. Matanya meliar mencari objek yang menjadi alasannya datang ke cafe, tak lama dari itu sebuah sebuah tangan melambai kearahnya disertai dengan panggilan,"Davian!" Dari arah meja yang berada di pojok dekat kaca.

Davian tersenyum dan langsung menghampiri meja yang sudah terisi banyak pemuda itu. Mari kita perkenalan kelima sahabat Davian.

Yang pertama ada Kaivan Alexander berumur 17 tahun, ia memiliki kulit Tan dari yang lain, warna rambutnya blonde dengan model rambut layer. Kaivan adalah putra kedua dari dua bersaudara kedua orang tuanya adalah seorang penyanyi dan musisi terkenal di sana. Di circle ini Kaivan bisa dibilang yang paling dewasa diantara yang lain di karena mungkin faktor umurnya yang paling tua, kakak banget deh pokoknya.

Lalu yang kedua si kembar Arlo Kailo Wilsen dan Alvin Kailo Wilsen kembar tak identik yang memiliki sikap bertolak belakang, sang kakak Arlo cenderung bersikap kekanak-kanakan sedangkan adiknya Alvin dengan sikap kalemnya itu sering kali dianggap kakak ketimbang Arlo. Sama sama memiliki warna mata coklat dengan rambut berwarna brown. Model rambut keduanya berbeda, Arlo dengan model rambut the flow hair style sedangkan Alvin dengan model rambut Two blocks. Ouh iya mereka merupakan anak bungsu dari tiga bersaudara dari pengusaha fashion dan juga perhiasan ternama yang koleksi mereka sering kali dipakai oleh artis artis terkenal bahkan sampai para pejabat

Ketiga ada Arga Leonardo pria blasteran inggris-cina ini memiliki kulit paling putih dengan mata sipit berwarna hitam, rambutnya berwarna hitam dengan gaya rambut yang sama seperti Arlo. Ia merupakan putra tunggal, ayahnya adalah seorang pengusaha tambang berlian dan ibunya seorang model terkenal yang kelak semua itu akan diwariskan pada Arga seorang. Arga adalah sosok yang paling pendiam namun perhatian diantara mereka.

Lalu yang terakhir ada Wiliam Almer Alison putra sulung dari 2 bersaudara dari orang tua yang memiliki bisnis di bidang entertainment yang tentunya ada banyak agensi yang bernaung dibawahnya. Wiliam ini matahari nya mereka yang selalu bisa mencairkan suasana, si paling receh dan teman jahilnya Arlo. Ia memiliki surai brown sedikit ikal dengan model rambut mulet.

"Sorry I'm late." ( Maaf aku telat) Ujar Davian saat tiba dihadapan mereka ia langsung duduk di kursi kosong yang sengaja mereka sisihkan untuk Davian.

"It's okay, we haven't been here long anyway."(tidak apa-apa, lagi pula kami juga belum lama sampai) ucap Kaivan.

Davian mengangguk kecil,"Ahh, oh yeah, have you ordered?"(Ouh iya kalian sudah memesan?) tanya Davian.

"Yes, we have also ordered your favorite menu."( Sudah, kami juga sudah memesankan menu kesukaan mu) Jawab Alvin.

"Thanks."

Mereka mengangguk.

"Oh yeah, the day after tomorrow you're leaving, Davian?"(Ouh iya, lusa kamu jadi berangkat Davian?) Wiliam bertanya.

Davian mengangguk,"So, I have prepared everything, just waiting for the day of departure."(Jadi, semuanya sudah aku siapkan tinggal menunggu hari keberangkatan) Jawab Davian.

Suasana mendadak murung dan Davian mengerti alasannya.

"Come on, I won't be there long, just about a year."(Ayolah, aku tidak kan lama disana, hanya sekitar 1 tahun saja) Hibur Davian.

"Honestly, I wanted to move with you but my dad scolded me." (Sejujurnya aku ingin ikut pindah bersama mu tapi papa ku malah memarahi ku) Arlo tiba-tiba curhat yang mengundang tatapan tak percaya Davian.

"Well, you're just  weird, ts's no wonder Uncle Ricard is angry"(ya lagian aneh-aneh aja kamu, pantes aja kalau om Ricard marah) ucap Davian geleng-geleng kepala.

"He's been weird from the start." (Dia itu memang aneh dari dulu) Ledek Alvin yang di susul tawa puas dari Wiliam.

Arlo memberengut kesal, ia menatap sensi pada Alvin dan Wiliam yang berwajah menyebalkan itu.

"You see that Davian, this is what makes me want to come with you, they are annoying."(Kau lihat itu Davian, ini yang membuat ku ingin ikut bersama mu, mereka itu menyebalkan) Sungut Arlo kesal.

"You seem like you can live without Alvin."(Kau seperti bisa hidup tanpa Alvin saja) Arga ini memang irit bicara tapi entah kenapa sekalinya berbicara malah membuat orang kesal. Lihatlah Alvin dan Wiliam itu semakin tertawa puas melihat penderitaan nya ditambah Kaivan dan Davian yang ikut tertawa membuat Arlo semakin terluka, poor Arlo.
.
.
.
.
.
Setelah menghabiskan banyak momen membahagiakan bersama sahabatnya, kini tanpa terasa waktu pemberangkatan pun tiba, ia pergi ke bandara bersama beberapa orang yang mengantarkan nya yaitu Oma, opa dan kelima sahabatnya yang secara serempak bolos hanya untuk bisa mengantarkan Davian.

30 menit lagi pesawat akan terbang, Davian mulai melakukan ritual salam perpisahan pada mereka semua sebelum akhirnya ia harus mulai melangkah masuk kedalam pesawat.

Duduk di kursi dekat jendela, Davian memandang keluar jendela pesawat yang sudah terbang diatas awan.

"You are 17 years old Davian, it's time for you to know who your biological father is"(kau sudah 17 tahun Davian, sudah saatnya kau untuk mengenal siapa papa kandungmu)

"Your mother died shortly after giving birth to you."(Ibumu sudah mati tak lama setelah melahirkan mu)

"Your mother died not because of illness but because she was murdered."(Ibumu mati bukan karena sakit tapi karena dibunuh)

Dua percakapan berbeda dari orang berbeda kembali teringat.

Dua hal yang menjadi alasan kuat Davian datang ke Indonesia yaitu bertemu papa nya dan mencari tahu tentang kematian ibunya

"I came to Indonesia." (Aku datang Indonesia)

HIDDEN DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang