part 10. skakmat

2.5K 155 7
                                        

Happy reading
.
.
.
.
.
Jangan lupa follow
.
.
.
semoga suka🥰

Davian duduk dalam diam bersama keluarga papa nya di meja makan, Cleo pun turut memantau dalam diam di belakang Davian jaraknya mungkin sekitar 2 meter.

Ini jadwal makan malam tapi makanan belum tersaji satupun karena memang belum waktunya, dua menit kemudian rombongan maid yang membawa hidangan bermunculan dari arah dapur menuju meja makan, satu persatu hidangan di sajikan di atas meja dengan rapi dan tertata. Tapi ekspresi Davian dan Cleo seketika berubah kala melihat semua menu yang disajikan adalah olahan seafood, dan Davian alergi berat pada seafood!"

"Kenapa semuanya terbuat dari seafood?" Laura bertanya bingung tak biasanya koki memasak banyak membuat olahan seafood jika bukan karena alasan-alasan tertentu.

"Kennan yang nyuruh koki buat masak seafood mama! Ken dan adik-adik Ken sedang ingin makan seafood." Kennan berujar menjawab rasa penasaran kedua orangtuanya juga kakak pertama nya, Edwin.

"Ouh, kirain ada apa." Balas Laura tersenyum manis pada anak-anak nya.

Davian diam, hanya menjadi pendengar dengan mood yang buruk

Diam-diam Kennan dan adik-adik nya saling berpandangan dengan senyum misterius, secara bersamaan mereka melirik kearah Davian yang hanya terdiam memandang dalam pada semua hidangan.

"Mamam tuh seafood!" Batin puas kelimanya.

"Tunggu apa lagi, ayo kita makan!" Interupsi Bara mengawali acara makan malam, para maid mulai bergerak mengambilkan makanan yang diinginkan majikan mereka untuk di makan.

Davian masih tetap diam saat seorang maid bertanya mengenai makanan yang ingin dimakan Davian, dan itu saksikan langsung oleh seluruh anggota keluarga.

"Kamu kenapa diam saja Davian? Apa kamu bingung ingin makan apa? Perlu aku rekomendasi kan?" Tiba-tiba saja Raffa bertanya penuh perhatian raut wajahnya nya juga sangat mendukung, sungguh aktor yang hebat.

"Jangan membuat masalah, cepat makan!" Ini si bapak kualat tiba-tiba berujar dengan nada menyentak pada Davian yang masih tetap tak bergeming. Cleo sudah geram di tempatnya ingin rasanya ia berucap dengan lantang kalau Davian itu alergi pada seafood! Tapi ia tahan hasrat itu demi ingin melihat respon Davian

"Pah ja--"

Srek

Suara kursi terdorong dan pelakunya adalah Davian, semua melihat kerah Davian dengan muka bingung,"Maaf aku tidak bisa makan." Ungkap Davian datar, kepalanya menunduk singkat dan mulai berancang-ancang pergi.

Ctak

Edwin menaruh sendoknya dengan kasar keatas meja, memandang geram pada Davian yang menurutnya banyak tingkah dan drama.

"Kau sungguh orang yang tidak tahu diri yang baru aku temui, sudah menumpang banyak tingkah pula!" Kecam Edwin matanya begitu tajam pada Davian.

Davian balas menatap Edwin,"Aku tidak akan seperti ini jika bukan kalian yang memulai." Balas Davian berani, dia itu bukan tipe orang yang akan diam saja jika di jahati apalagi melibatkan nyawa.

Edwin tersenyum miring dengan lidah yang dimainkan di dalam mulut, menoleh kearah Bara yang diam saja menyaksikan"Kau lihat itu papa? Anak haram mu mulai menunjukan sifat aslinya!" Pungkas Edwin tajam.

"Cukup! Kalian berdua duduk, dan kau diam lah jangan banyak tingkah!" Lerai Bara jengah, ia menatap tajam penuh ancaman pada Davian yang sudah mengacaukan acara makan malamnya.

Edwin membuang nafas kasar dengan kesal ia kembali duduk, Tapi Davian tetap diam tak bereaksi apapun pada perintah bara.

Bara kembali melihat Davian yang terdiam,"Apa kau tuli? Tidak mendengar perintahku?"

Cleo geram plus cemas melihat pertengkaran Davian dengan keluarganya, ingin sekali rasanya ia berteriak di depan mereka semua jika Davian alergi pada seafood.

"Jika papa ingin aku kembali duduk, maka perintahkan koki untuk memasak menu lain selain seafood." Ungkap Davian.

Brak

Bara menggebrak meja dengan keras membuat semua yang ada disana tersentak kaget mendengarnya,"Lancang sekali kamu! Kamu pikir kamu raja disini seenaknya memerintah sesuka hati!" Hardik Bara geram tangannya menunjuk kerah Davian dengan penuh nafsu.

"Aku bersikap lancang bukan tanpa sebab, aku alergi berat pada seafood dan kurasa anak-anak papa mengetahui itu semua, jadi mengapa mereka tiba-tiba meminta koki memasak semua menu makan malam dari seafood tanpa alasan yang jelas  jika bukan untuk mengerjai ku." Balas Davian tenang tidak merasa takut sedikitpun.

Kennan berdiri dari kursinya dengan kasar."Jangan bohong kau sialan, kita gak tahu kalau kamu memiliki alergi pada seafood!" Bantah Kennan tak terima disusul anggukan setuju saudaranya yang lain.

Davian melihat kearah Kennan dengan alis yang terangkat sebelah,"ouh begitulah? bagaimana jika aku menelpon opa Alex untuk memastikan?" Tantang Davian membuat nyali anak-anak Bara menciut, Kennan bungkam tak berani bersuara.

Davian tersenyum puas,"Papa liat kan? Mereka sengaja, mereka ingin aku celaka dan aku berhak membela diri karena hidup ku ada ditangan ku!" Seru Davian juga turut membungkam bara.

"Kurasa itu sudah cukup untuk pembelaan, aku permisi, maaf atas kekacauan nya." Ujar Davian yang mulai berjalan pergi meninggalkan area ruang makan diikuti Cleo.

Mereka yang ada di meja makan menggeram tertahan, tangan mereka terkepal kuat menahan hasrat untuk menerkam seseorang.

"you were so cool earlier!"(Kau sangat keren tadi) Puji Cleo merasa bangga disela-sela langkah mereka.

Davian menoleh sedikit kearah Cleo, bibirnya menyunggingkan senyum tipis yang samar,"I'm just protecting myself, don't overdo it."(Aku hanya sebatas melindungi diri, jangan terlalu berlebihan) Balas Davian.

"but your way is really cool, I was really satisfied seeing their faces earlier!"(tapi cara mu itu keren sekali, aku puas sekali melihat muka mereka tadi) Jujur Cleo yang tetap memuji Davian.

Davian hanya geleng-geleng dan terus melanjutkan langkah.

Di sunyi nya malam, di balkon kamar yang menghadap langsung pada keindahan taman bunga milik Laura, Davian berdiri tangannya memegang pagar pembatas dengan pandangan yang terfokus pada hamparan langit gelap penuh bintang.

"Albert~" bisik Davian, angin sepoi-sepoi menerpa wajah rupawan nya menerbangkan halus rambutnya, membuat Davian tersenyum tipis.

"Ya, aku disini Davian." Tak disangka ada balasan dari bisikan Davian, dan itu juga berasal dari dalam pikiran nya.

"Apa tindakan ku tadi salah?" Davian bertanya dengan nada mengadu.

"Apa dengan kau diam dan menurut semua akan baik-baik saja? Mereka akan membuka hati?" Suara itu balas bertanya.

Davian menurunkan pandangan, kepalanya dengan menggeleng pelan,"Tidak."

"Maka tindakan mu sudah benar, kau hanya membela diri dari tindakan mereka yang melebihi batas, mereka telah mempermainkan nyawa seseorang dan kau tidak bisa tinggal diam! Hal yang mereka anggap sepele bisa sangat merugikan maka dari itu sesekali menggertak mereka adalah tindakan yang benar." Ujar sosok itu yang sukses menenangkan perasaan Davian.

Davian tersenyum manis,"Kau benar, terimakasih sudah memberi tahu ku, sekarang hati ku sudah tenang." Ungkap Davian.

"Itu sudah menjadi tugas ku." Balas sosok itu, atau kita sebut saja dia Albert, sosok alter ego nya Davian, orang yang selalu jadi tempat mengadu dan pemberi nasihat bijak bagi Davian.



HIDDEN DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang