part 6. Terkunci

2.5K 157 2
                                        

Happy reading.
.
.
.
.
.
Vote, komen and follow

Di sebuah perusahaan besar di kota New York, ada seorang pria muda berpakaian formal mewah turun dari mobil mahalnya, tubuhnya begitu ideal dengan balutan jas mahal yang semakin menambah karisma nya, jam Hublot big bang melingkar cantik di pergelangan tangannya, matanya yang berwarna hazel dilapisi kaca mata hitam, hidungnya begitu mancung, alisnya tebal dan rapi, bibirnya tebal kemerah-merahan, rahang yang tegas, dengan rambut brown yang dipotong model side-parted hair.

Pria itu menelisik gedung perusahaan itu sampai akhirnya ia mulai berjalan masuk, para karyawan yang melihatnya seketika membungkukkan badannya sopan dan memberikan sapaan Rama pada pria itu. Menaiki salah satu lift khusus pemimpin, ia menekan tombol lantai paling atas dan setelahnya lift bergerak naik ke atas ke tempat tujuannya datang ke sana.

Pria itu telah tiba di sebuah ruangan yang di jaga ketat bodyguard berbadan kekar dan berwajah sangar, pria itu tetap melangkah maju kedua bodyguard yang melihat pria itu juga membungkukkan badannya. Pria itu menempelkan id card nya pada pada mesin sensor pintu, pintu terbuka dan dia langsung melangkah masuk kedalam. Hal yang ia lihat saat memasuki ruangan adalah seorang pria paruh baya yang tengah sibuk mengerjakan sesuatu diatas meja kerjanya.

Ia membungkuk sopan

"Mr. Alex, I have completed the task given."(tuan alex saya sudah menyelesaikan tugas yang diberikan) Ucap pria itu pada tuannya yang tak lain adalah Alex.

"I know, and because you have finished it well, now you can return to your original task, Cleo."(aku tahu, dan karena kau sudah menyelesaikan nya dengan baik, sekarang kau bisa kembali pada tugas awal mu, Cleo) Alex menoleh kearah Cleo dengan puas.

"Thank you master, I will take good care of it."(terimakasih tuan, saya akan menjaganya dengan baik).

Alex mengangguk, Cleo membungkuk singkat dan langsung pergi.

...

Di kelas XI MIPA 1, Davian dan keempatnya teman Barunya, ia teman mereka sudah resmi berteman saat di perjalanan tadi.

"Gue masih penasaran kenapa tiba-tiba banget sekolah jadi lebih tegas soal bullying." Shaka memulai topik pembicaraan yang serius.

"Memangnya kenapa? Bukankah bagus?" tanya Davian heran, tak senang kah mereka? Atau jangan-jangan mereka juga komplotan para pembully?!

Mereka yang seakan mengerti apa yang dipikirkan Davian langsung membantah,"Jangan mikir aneh-aneh, kita tuh kagak pernah ngebully siapapun, cuma ngerasa aneh aja gitu kenapa mereka baru bertindak tegas sekarang, kenapa gak dari dulu dulu gitu!" Seru Shaka menjelaskan.

"Hooh, bener tuh yang dikatakan Shaka begini-begini juga kita masih punya sisi kemanusiaan yang besar tahu!" Timpal Angga.

"Iya sorry." Davian berucap penuh sesal karena telah berprasangka buruk pada mereka.

"No problem, kita juga ngerti kok Lo kan anak baru disini." Ujar Dhaniel menenangkan.

"Apa mungkin kak Raffa ya, dia kan ketua OSIS." Seru Dimas berpendapat.

"Bisa jadi sih, kak Raffa kan keponakan tuan Rain." Balas Angga nampak sependapat.

"Kalaupun iya, kenapa baru sekarang? Kak Raffa kan sudah menjabat dua kali seharusnya dari dulu sudah mulai ditindak." Dhaniel tampak tidak sependapat.

HIDDEN DESIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang