9

375 40 10
                                    

Tok tok tok

Kriet

"Om Jeno. Ini saya nganter soto disuruh mamah. Maaf ya om aku gedor-gedor soalnya udah sakit perut banget ini om. Dah om Jeno."

Dan ternyata yang datang adalah Sunwoo, si anak tetangga kontrakan sebelah. Anak kelas lima SD yang sering kali datang bermain ke kontrakan Jeno dan Renjun karena sering ditinggal ibunya yang single parent bekerja di pabrik, tak jarang anak itu juga ikut makan bersama sepasang kekasih itu.

"Tap-" belum Jeno berucap anak itu sudah lebih dulu ngacir.

"Oiya om, kata mamah salam buat kakak Renjun!" teriak anak itu sambil berlari.

"Iya tapi ini wadahnya gimana. Hhh dasar si sunu."

"Siapa mas?" tanya Renjun yang baru datang dari arah kamar mandi.

"Anakmu yang super julid itu."

"Sunwoo?"

"Siapa lagi."

Renjun terkekeh, anak itu memang suka julid kalau sama Jeno. Entah punya dendam kesumat apa dengan Jeno, atau jangan-jangan gara-gara puzzle jurassic world ada yang hilang satu potongan saat ia main bersama Jeno di hari minggu.

Kelakuan mereka berdua sudah jadi hiburan untuk Renjun. Ia seperti melihat bagaimana kalau Jeno bersama anak-anak mereka nanti. Pasti sangat lucu dan menyenangkan.

"Wih soto. Pantes tadi nyium bau wangi banget. Jadi dari rumahnya mbak Irene toh."

Jeno tersenyum gemas kala melihat Renjun yang memekik senang dengan semangkuk soto ayam itu. Bahkan pipi rubah itu sudah menggembung diisi soto.

"Enak?"

"Enak. Mas mau?" tawar Renjun dan Jeno hanya menggeleng saja.

Tok tok tok

Ketukan terdengar lagi, tapi kali ini lebih tenang. Apa mungkin itu Sunwoo atau mbak Irene yang mau ambil mangkuk wadah soto.

"Mau ambil wadah ya Sun.. O-om."

Jeno membeku. Kejutan apa lagi ini?

"Siapa mas — b-baba? K-kok baba bisa..."

Plak

"Kenapa? Heran saya bisa temuin kamu? Mudah bagi saya menemukan tikus-tikus macam kalian. Lupa kamu siapa baba kamu, Renjun."

Renjun termenung. Otaknya belum bisa mencerna apa yang terjadi, bahkan tamparan keras yang baru saja mendarat di pipinya hampir tak bisa ia rasakan. Apa-apaan ini? kenapa baba dan mamanya bisa ada di hadapannya sekarang.

"Om saya –"

"Kamu! Kamu yang membawa pengaruh buruk pada anak saya!"

Benar, Jeno dan Renjun saat ini tengah berhadapan dengan kedua orang tua Renjun yang entah datang dari mana dan entah sejak kapan mereka tahu keberadaan dirinya dan Renjun.

Bisa Jeno lihat sorot mata Yuta yang memancarkan kemarahan, juga sorot kebencian yang diarahkan telak kebola matanya. Leher Jeno tercekik sangking kuatnya cengkeraman Yuta pada kerah bajunya kala Jeno hendak menampik tangan Yuta yang akan melayangkan tamparan selanjutnya pada Renjun. Jeno jelas tak akan membiarkan pipi mulus itu tertampar kedua kalinya. Cukup hadapi dia saja.

Bugh

Bugh

Bugh

"Baba! Cukup ba! Ba, Renjun mohon ba!"

Renjun sudah memekik ketakutan kala Yuta berkali-kali melayangkan banyak pukulan pada Jeno. Matanya yang sudah dipenuhi derai air mata itu tak sanggup melihat kondisi sang kekasih yang sudah babak belur tak berupa. Bibir sobek, hidung berdarah, lebam diberbagai sisi, dan jangan lupa perut sixpack favoritnya yang sudah jadi samsak sang ayah.

Bad and Good Day | NOREN story | End ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang