Hari masih terik, beberapa lalu lalang masih ramai. Satu dua suara klakson menjadi teman obrolan yang masih nampak menyenangkan. Sore yang damai itu dilewatkan cukup lama oleh dua orang yang telah lama tak bersua. Satu cup kopi sedang yang lain mengaduk perlahan jus mangga menjadi teman yang asik.
"Renjun, aku seneng banget bisa liat kamu lagi setelah sekian lama," ujar Jihoon dengan senyum cerahnya.
Iya, orang itu Jihoon —sang mantan pacar. Pria Park itu dan Renjun sempat merajut kasih ditahun terakhir sekolah menengah pertama. Hanya bertahan 7 bulan lalu Si Park memutuskan untuk pindah kota mengikuti ayahnya bertugas dan saat itu juga hubungan mereka berakhir.
Beberapa obrolan mereka sebelumnya tak lepas dari bagaimana pertemuan mereka dan kisah nostalgia yang lain, terdengar sangat manis dan lucu. Sejenak Renjun melupakan keadaannya kini.
"Seneng juga bisa ketemu lagi sama kamu. Sejak pindah kan kamu gak pernah kasih aku kabar lagi," ujar Renjun jujur.
Jihoon terkekeh, "Iya, kebetulan aku jadi ketua osis di sekolah sana. Terus juga bantu papa di perusahaan sambil sekalian belajar. Jadi ya gitu"
Renjun hanya mengangguk saja, toh sekarang dirinya menganggap Jihoon tak lebih dari seorang kakak yang baik. Tapi mungkin tidak untuk Jihoon. Pria itu menatap Renjun begitu instens, matanya seolah tak ingin berpaling dari setiap gerak yang Renjun lakukan.
"Kalo diliat lagi kamu tambah gembul ya, lucu.."
uhuk uhuk
Perkataan Jihoon barusan membuat Renjun yang masih menyesap jusnya tersedak, dengan reflek tangan besar Jihoon membantu Renjun membersihkan mulutnya dengan tisue disana. Klise, tapi Jihoon sangat suka moment ini. Moment yang lama ia tunggu, berharap semuanya bisa diulang kembali dari awal.
Renjun memutuskan kontak mata lebih dulu, matanya langsung bergerak gusar. "Sorry.."
"Aku justru yang harusnya minta maaf, dari dulu kan kamu emang gak suka kalau dibilang gembul. Sorry ya.. kamu gak papakan?" ujar Jihoon memastikan, ia jadi tidak enak.
"Iya gak papa. Emang keliatan banget ya?"
Jihoon menaikkan satu alisnya tanda tak mengerti, "Apanya?"
"Kalo aku gemuk," sumpah demi apapun Renjun teramat lucu dimata Jihoon saat ini. Bibir kecil mengerucut itu ingin sekali dikecupnya dengan lama, ah.. atau mungkin bisa dilumat sedikit.
Jihoon terkekeh, "Iya sih, tapi gak papa kamu justru jadi tambah lucu dan aku suka." Ucapan pria ini masih saja manis dan Renjun cukup tersipu.
"Ishh.."
"Kenapa tiba-tiba gembul gini?" Pertanyaan ini, Renjun harus menjawab bagaimana..
Matanya sedikit bergerak dengan gelisah, bibir tipisnya melengkungkan senyum canggung "engga papa pingin aja, emangnya kenapa?"
"Ya speachless aja gitu, kan dari dulu kamu tu gak pernah mau yang namanya gemuk. Katanya nanti baju-baju branded kamu itu jadi gak muatlah, nanti keliatan cubby-lah, gak bagus difotolah dan.. kamu takut kalau aku lirik orang lain kalau kamu gendut. Masih inget banget aku pas kamu ngomong itu."
Jihoon tertawa dengan lepas, sementara Renjun otaknya langsung saja berputar dengan cepat hingga ia tak bisa memikirkan hal-hal lain selain perkataan Jihoon barusan.
Benar, dirinya dulu adalah sosok yang perfeksionis. Sedangkan sekarang dirinya hanya berdiam dirumah dengan keadaan seadanya. Matanya menatap dua kakinya yang hanya beralaskan sandal rumahan, dress selutut yang ditutupi jaket kebesaran dengan warna yang sedikit pudar milik Jeno, rambut yang ia ikat asal juga wajahnya yang terpampang tanpa riasan. Hidupnya sulit, jauh dari kata perfect yang selalu ia lontarkan dulu saat bersama Jihoon. Jantung milik Renjun berdetak lebih cepat dari biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad and Good Day | NOREN story | End ✔️
Fiksi PenggemarAku tahu ini bukanlah berawal dari kesan yang bahagia. Tapi percayalah akan satu hal. Aku akan terus membawamu menyelam dalam kebahagiaan yang kita ciptakan dimasa depan. Aku jamin itu. -Jeno- start : 7 august 2022 finish : 14 Nov 2023 created by...