21. Opa's Mansion

6.1K 480 3
                                    

"Uwahhhhh bagus sekali" seru Rafa dengan senyum yang merekah.

Sesampainya pada mansion besar Januarta, Rafa terus bersorak riang. Entah melihat sesuatu yang bagi netranya itu sungguh menakjubkan, atau sesuatu asing yang bahkan tak pernah Ia lihat.

Bahkan tugu besar berbentuk singa dengan kolam disekitarannya, membuat anak itu terus memandang takjub. Berlarian memutari, bahkan sesekali bertepuk tangan sebagai tanda apresiasi.

Jika orang lain melihat pasti akan menilai anak itu norak, tapi tentu saja tidak dengan sekelilingnya sekarang. Ketiga pria itu malah terkikik gemas, tak ayal Andrew dengan beberapa bawahan yang disanapun merasakan hal sama.

"Kemari El, sudah siang. Saatnya kau tidur siang." Aldi mengintrupsi.

"Ael mau main air disini dulu Daddy, sama lihat singa!" sorak anak itu kepada Aldi. Berbeda dengan Januarta dan Jonathan yang memilih lebih dulu memasuki mansion.

"Ayo sayang, Abang dan Opa saja sudah masuk daritadi." bujuk Aldi.

"Tidak mau Daddy...Ael mau main air." rengek Rafa yang terus saja berjalan menjauhi Aldi.

Sama halnya dengan Aldi yang terus berjalan cepat mengarah pada putra bungsunya, sesekali anak itu akan mengejek dikala Aldi gagal menangkapnya.

"Hahaha Daddy tidak bisa kejar Ael, WLEEEEE" ejek Rafa dengan terus memutari patung singa didepannya.

Tentu para bodyguard tak berani ikut campur, karena menurut mereka ini adalah hal yang begitu mengharukan. Ayah dan Anak yang tengah berlarian dengan tawa riang pada sikecil, dan senyum yang terpantri apik pada yang lebih tua.

Tawa riang pada Rafa benar-benar menggambarkan betapa bahagianya anak Aldi itu. Tak ayal membangun suasana mansion yang biasanya suram, kini telah datang secercah sinar kebahagiaan.

HAP

"Saatnya tidur siang, putra bungsu Daddy"

"AAAAAA NOOOOO!!! OM TOLONGGGG"

-----

BYURRR

Suara kecipan air dalam kolam memenuhi suasana sore ini, mansion itu kini terdengar begitu ramai meski hanya 4 orang sebagai pemeran utama.

"Uwihhhh seger banget air Spanyol" riang Jonathan seperti anak ayam.

"Norak sekali, padahal ini bukan pertama kalimu." decih Januarta yang tengah meneguk minuman di pinggir kolam.

"Yang tua mah emang cuman bisa komentar" balas Jonathan tak terima.

"ABANGGGGGGGG" teriak Rafa yang baru saja berganti pakaian dengan Aldi dibelakangnya.

Sebenarnya anak itu ingin seperti Jonathan, hanya menggunakan celana pendek tanpa atasan. Tapi Daddynya itu malah melarangnya, dan ujungnya dirinya harus menggunakan pakaian renang lengkap. Dasar, protektif.

"AELLLL SINI"

Rafa yang dari dalam mansion hendak berlari mendadak terkejut dengan tubuhnya yang tiba-tiba melayang, siapa lagi jika bukan Aldi.

"Daddy...Ael mau berenang" protes anak itu.

"Iya sayang, kolam renangnya dalam. Bukankah kau tidak bisa berenang?" tanya Aldi lembut.

Aldi berjalan perlahan kearah tepian kolam, takut-takut jika terpeleset, mengingat dirinya tidak sendiri.

"Tunggu disini," Aldi menurunkan Rafa, dan bergegas masuk dalam air. Raut anak itu terlihat sangat bahagia, Januarta yang melihatnya dari kejauhan saja bisa mengerti betapa tidak sabar cucunya itu.

"Kemari," titah Aldi yang kini tengah berdiri ditepi kolam, menghadap pada Rafa yang tengah berjongkok.

Dalam pikiran Rafa ialah berenang, berenang, dan berenang. Anak itu sampai melupakan seberapa kedalaman kolam renang didepannya, apalagi melihat Jonathan yang tampak lihai, semakin membuatnya percaya diri dan tak sabar.

Aldi meletakkan kedua tangannya pada ketiak Rafa, dengan membawa tubuh putranya masuk kedalam kolam.

Sejenak Rafa terkejut, KAKINYA TIDAK MENGINJAK LANTAI. Ia mengira kolam didepannya bisa ditapak dengan mudah, tetapi INI TIDAK.

Anak itu langsung saja memeluk Aldi dengan ribut.

"Daddy! Daddy!" pekik Rafa ribut.

Aldi sempat terkekeh sebentar walau tak ayal dirinya tetap mendekap erat tubuh gemetar sang Putra. Menggemaskan sekali anak bungsunya ini.

"Daddy disini Ael."

"Daddy, Ael gak sampe lantai" ujar anak itu dengan menopang tubuh pada Aldi.

"It's oke sayang, ada Daddy disini." Aldi dengan perlahan membawa langkahnya ketengah kolam. Berjalan perlahan-lahan, berharap membuat putranya tak takut lagi.

Rafa tetap berpegangan pada tubuh sang Ayah, dengan kaki yang masih melingkar pada pinggang besar pria didepannya.

"Gerakkan kakimu, Daddy akan memegangi"

"Noo!!"

"Tadi katanya mau main air." Hei, dirinya memang ingin main air, tapi kalau saja kakinya tak menapak lantai SIAPA YANG TIDAK TAKUT?

"Daddy janji Ael, Daddy tidak akan melepaskanmu." lanjut Aldi membujuk.

Perlahan Rafa mengangkat kakinya dari pinggang besar sang Ayah, meluruskan tubuhnya membentuk horizontal bak orang berenang. Kakinya bergerak membuat suara kecipak, dengan kedua tangannya yang tetap berpegangan pada pundak Aldi.

"God job, sayang." Puji Aldi seraya berjalan mundur perlahan, berharap putranya merasa dirinya sedang berenang.

Januarta yang anteng dengan menegak minumannya sedari tadi hanya mengamati. Bagaimana putra dan cucu bungsunya yang tampak begitu membahagiakan, dan Jonathan yang tampak senang dengan kegiatannya.

Pemandangan ini terasa lama sekali tak pernah Januarta rasakan, pria berumur itu rindu sekali akan kehangatan.

Kehangatan keluarga, kebahagiaan, bahkan rasa haru saja telah lama tak Ia rasakan. Tapi sekarang angan-angan itu menjadi nyata. Didepannya saat ini sebuah angan-angan yang semula hanya khayalan semata, kini menjadi sesuatu yang disemogakan.

Dirinya berharap kebahagiaan ini begitu kekal, layaknya sebuah prasasti yang dijaga ketat. Dan jika Januarta dapat meminta, izinkanlah kebahagiaan putra dan cucunya menjadi satu hal yang abadi.

"Ael mau berenang dengan Abang Daddy." Mendengar permintaan sang Adik, Jonathan lantas mendekat.

Membawa tubuh sang Adik dalam gendongan koala, berniat mengajak adiknya bersenang-senang.

Tawa riang Rafa membuat Jonathan terkekeh gemas, tak ayal sesekali putra sulung Aldi itu mengacak surai adiknya.

Namun, sekelibat ide jahil terpampang dalam otaknya, senyum tipis tersungging dalam raut Jonathan. Tapi sayang, Januarta yang tengah memperhatikan mereka menyerngit bingung.

"Jonathan, apa yang kau rencakan" sergak Januarta dari atas sana.

Jonathan yang tampak ketahuanpun dengan segera menjalankan ide jahilnya. Dengan cepat Jonathan menenggelamkan diri sekejap kedalam air, dan itu membuat Rafa pada gendonganpun turut masuk.

"JONATHAN"

"AELLL!"

"HUWAAA...uhuk..uhuk...DADDYYYYYYY"

-----

TBC

RAFARAEL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang