5. A Cow, please

20K 1.1K 23
                                    


Hari berjalan begitu cepat, tak terasa bagi Rafa. Pagi ini Ia sudah siap dengan seragam sekolah, segala macam atribut dan almameter dengan logo dibagian kirinya.

Kamar yang sempat dinilai kekanakan oleh Dimas, sudah berubah sesuai dengan kemauan netranya. Bernuansa abu-abu terang didominasi putih, dengan berbagai dekorasi naga terbang dalam film 'How To Train Your Dragon'—film favoritnya.

Setelah dirinya mengadu, Aldi dengan sekali anggukan menyetujui keinginan sang Putra. Dan bukan hal sulit untuk ini, padahal jika Rafa menginginkan lebih, Ia bisa mengabulkannya saat itu juga.

Setelah berdiri didepan cermin beberapa saat, terdengar bunyi pintu dibuka dari luar. Aldi dengan setelan kerjanya, nampak seperti bos besar layaknya yang dipertontonkan dalam film.

"Kau sudah siap sayang?" Aldi mendekat pada sang Putra.

"Eunggg" Rafa seraya menganggukan kepalanya berkali kali. Oh, ini sungguh membuat Rafa terlihat lebih menggemaskan.

"Mari sarapan, Abang sudah menungg-"

"Selamat Pagi" belum sempat Aldi menyelesaikan kalimatnya, Jonathan dengan langkah pelan memasuki kamar sang Adik. Melewati keberadaan Daddynya, dan secepat kilat membawa tubuh Rafa dalam gendongannya.

"Ck! Kau!!" Aldi menggeram tajam.

Jonathan hanya menyengir lebar, Daddynya ini selalu saja berseteru dengannya perihal Rafa. Jelas jelas Rafa dan dia adalah anaknya, Cih.

Ketiganya bersiap untuk sarapan, hidangan pagi ini begitu menyehatkan. Aldi memperketat bukan hanya pada keamanan tetapi meliputi apa yang akan dikonsumsi keluarganya.

Bersamaan dengan beberapa maid menyiapkan dengan cermat, raut wajah Rafa sedikit beberda. Terlihat seperti ada yang dipikirkan.

Aldi paham dengan perubahan raut Rafa dalam pangkuan anak sulungnya.

"Ada yang kau inginkan Ael sayang?" tanya Aldi lembut.

"Mmmm"

Rafa terlihat ragu, apakah yang Ia inginkan? bukankah Daddy dan Abangnya dengan mudah dapat mengabulkan semuanya.

"Rafa mau pelihara hewan Daddy...." cicitnya pelan, Ia ragu apakah diizinkan.

"Ingin memelihara apa El?" Jonathan tampak penasaran melihat raut adiknya yang sedikit takut.

"S-Sapi Daddy"

Jonathan dan Aldi nampak terkejut, mereka sudah siap dengan pemikiran bahwa anjing dan kucing menjadi pilihan utama.

Tapi mengapa Rafa malah menginginkan sapi? bukankah sapi tidak lucu, dan malah itu bukan suatu hewan itu bisa diajak bermain. Oh, bagaimana bisa putranya menginginkan sapi.

"Kenapa Sapi?" Jonathan tetap tak percaya.

"Tidak mau seekor anjing atau kucing?" Aldi menimpali.

"Tidak, Dimas sudah punya kucing-" Memang benar Dimas memiliki seekor kucing peliharaan dengan jenis Lynx-dari Swedia.

"Kemarin saat vidio call bersama kakek, Ael lihat Kakek sedang memberi makan sapi. Ael ingin Daddy"

Rasanya Aldi dan Jonathan ingin protes, tapi melihat raut wajah Rafa yang begitu ingin membuatnya berpikir kembali.

"Nanti kita bicarakan, sekarang sarapan dulu" Aldi menyela, Ia masih belum benar-benar menerima keinginan putranya. Bayangkan saja di mansion megahnya dengan segala kemewahan dan kuda yang begitu gagah sebagai paduan, akan terisi dengan seekor sapi yang caranya bersuara saja Ia sungguh risih.

RAFARAEL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang