Extra Chapter

9.7K 464 14
                                    

Langkah dua pasang kaki terdengar beriringan, bersamaan dengan sinar mentari yang memancarkan rasa hangat.

Pagi yang begitu menyenangkan tak kalah indah dengan pemandangan didepan Bagas. Pria satu anak itu berdiri didepan mobilnya, memandang dua anak laki-laki yang berjalan menjauh.

Senyum terpatri indah pada ranum Bagas, menggambarkan betapa bahagia sosok sang Ayah dari Dimas Narendra.

Disana Bagas dapat melihat dua anak laki-laki yang diketahui putranya, dan satu lagi putra temannya—Aldi Januarta.

Putranya, Dimas. Tengah berjalan beriringan dengan Rafa melangkah kearah gerbang sekolah, ransel pada pundaknya bergerak mengikuti langkah mereka.

Genap 1 tahun pengorbanan Bagas membawa putranya pada negeri berlogo singa hanya untuk berobat. Berupaya menghilangkan lingkaran hitam dalam trauma sang putra.

Tangis Evelyn yang setiap malam setia menemani tidurnya, pelukan ketakutan yang senantiasa Bagas dapatkan dari Dimas seakan menjadi siksa hidup baginya.

Tapi sekarang, tangis dan takut itu bagai angin lalu untuk Bagas, putranya dinyatakan bebas dari trauma yang sempat memakannya. Dimas selesai dengan mimpi buruknya.

Terimakasih sudah berani Dimas Narendra, kamu hebat.

-----

Keseharian Rafa dan Dimas berjalan biasa saja. Bangun pagi, sekolah, pulang, family time, tidur, and repeat.

Rasa bahagia terus melingkupi Aldi dan Bagas. Kesembuhan Rafa dan Dimas pasca kejadian penculikan itu hanya dianggap masa lalu, tapi tak ayal keduanya tetap mempertahankan keamanan putra mereka.

Rafa dan Dimas melangkah pada lorong ruang kelas, sesekali dua anak laki-laki itu bercanda riang.

BRUKK

"Kakak maaf......" seru Rafa yang telah menabrak punggung tinggi laki-laki didepannya.

"Ck, merem Lo!??"

"Maaf Kak, Rafa gak lihat jalan." cicit Rafa takut.

"Badan segede gini Lo kagak liat, merem Lo!!" hardik laki-laki didepan Rafa dan Dimas.

"Santai dong Kak, temen saya kan gak sengaja. Lagian udah minta maaf, jangan galak-galak dong." Bela Dimas.

"Ck! yaudah sekarang ganti rugi."

"Lhaa apaan? yang kejedot punggung Kakak juga temen saya. Ganti rugi ngapain." tak terima Dimas.

"Sekarang kasih tunjuk Gue ruangan 12 IPS 1!"

Seketika Rafa dan Dimas saling pandang, raut bingung tercetak jelas pada kening mereka.

"Kakak anak baru ya?" tanya Rafa lembut.

"IYA! mau apa Lo?!! bully Gue?? CIHH....Gue injek dikit juga kelar Lo!"

"Wahhhh–"

"Udahh Dimas, kita bantu aja kakaknya. Kayaknya dia anak nakal." potong Rafa yang melihat Dimas seperti akan melawan Kakak didepannya, dengan bisikan diakhir kalimat. Takut kedengeran, hehehe.

"Ayo Kak aku bantu ke kelas 12 IPS 1." putus Rafa.

"Nahh gitu kek daritadi."

Ketiganya berjalan memutar arah, Rafa dan Dimas memimpin didepan, mengingat bahwa sosok laki-laki dibelakangnya ialah anak baru.

Hingga papan pada atas pintu bertuliskan '12 IPS 1' terpampang jelas pada netra anak baru itu.

"Yaudah, Gue anggep masalah ini Clear ya!"

"Lha?? yang permasalahin perasaan situ." Batin Dimas.

"Iya Kak." jawab Rafa.

"Btw nama Lo pada siapa? kali aja Gue berubah pikiran." ujar anak laki-laki itu enteng.

"Dimas." ketus Dimas.

"Rafa Kak"

"Si bocil Rafa nih kalem-kalem bae, tapi tampang Lu kok kayak nyolot ya?" tegurnya pada Dimas.

"Nyolot apaansih! dari lahir emang begini. Nama Kaka siapa sih? kok sok-sok an banget." tak terima Dimas.

"Wahhh kagak tau Gua nih. Kenalin....Gamavin Alessandro Martin, anak crazy rich disini. Tanya bapak Lo kalo masih kurang jelas." sombong Gama, dengan menekan kata 'Martin'.

"Yauda pegi-pegi. Makasih."

Setelah melihat laki-laki didepannya nampak memasuki kelss, Rafa dan Dimas lantas berlalu pergi.

"Aneh banget sumpahhhhhh, MAU MARAHHHHHHH."

"Lupain aja Dim, sebenernya agak nakutin sih, soalnya kayak badboy-badboy gitu." komentar Rafa.

"Idih...badboy apaan? kayak anak berandal iya."

"Udah kita masuk aja, yuk."

-----

Hai kembali lagi sama aku Fe, jadi aku bikin extra chapter ini karena mau nuntasin penjelasan tentang ending Rafarael dan kejelasan tentang Dimas.

Tapi.....coba kalian perhatiin tokoh asing yang ada diatas, karenaaa cerita Gamavin akan jadi book baru aku selanjutnya.

Untuk kapan di publish aku usahain secepatnya, karena aku masih nulis narasinya. Buat yang tertarik dengan tingkah-tingkah Gama, kalian bisa pantengin profil aku atau lebih baik lagi untuk follow akunku.

Thank you, and see you di cerita terbaruku.....

RAFARAEL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang