24. Loosing

5.3K 406 10
                                    

"Udah jangan nangis" bujuk Jonathan lembut. Anak sulung Aldi yang sedang mengerjakan tugas kuliah pada ruang belajarnya mendadak terkejut. Pekikan dari dua bocah itu benar-benar menggelegar dalam mansion.

Jonathan berlari terburu-buru meninggalkan tugasnya, secepat kilat dirinya berusaha untuk sampai pada lantai bawah. Dan bertepatan melihat kedua bocah itu tengah dibantu berdiri oleh bodyguard masing-masing.

Dimas dengan isakan yang sedikit tertahan dan Rafa dengan air mata yang terus keluar. Ingin sekali Jonathan menertawainya apabila kedua bocah itu tak sehabis jatuh. Wajah mereka sungguh menggemaskan, percayalah.

"Kok bisa sih kejar-kejaran sampe jatuh gini," omel Jonathan dengan nada yang tetap lembut. Takut apabila kedua anak ini kembali menangis.

"Dimas kremes muka aku, Abang." Adu Rafa.

"Eh tapi dia duluan yang ngatain aku jeleng, Bang." Dimas tak mau kalah.

"Eh cuma bercan-"

"Apaan tadi engga ya!!"

"Udah-udah plisss, kalian kalo disatuin berisiknya minta ampun. Abang lagi ngerjain tugas malah urung nih," cecar Jonathan.

"Ma-maaf...." lirih keduanya, Jonathan yang mendengar rasa bersalah dari kedua anak itu malah merasa bersalah. Bukan begitu niatnya, assh.

"Eh..gak papa kok, sekarang makan siang dulu ya. Habis itu lanjut main lagi."

"Main diluar ya Abang?" pinta Rafa penuh harap.

"Tidak, tetap di mansion saja."

"Yahhhhh, Abang gaseruuuUUUuu." Kini Dimas yang menimpali.

"Diluar bahaya...main di mansion kan cukup."

"Mau ke Mall Abang, mau main timezone." Rafa kini menggoyangkan lengan kekar Jonathan, berharap rengekannya membantu.

"Iyaaa! AYO!! AYO!!" Dimas sekarang tengah mengikuti apa yang Rafa lakukan, bergelayut pada lengan Jonathan.

"Tadi kan Papa pesen main di mansion aja Dim." Jonathan masih mencoba membujuk kedua anak itu.

"Abang kata temen Dimas tuh LOSSSS" pekik Dimas dengan tangan yang membentuk seperti emoticon metal.

"Apaansih, pergaulan kalian patut diawasi nih."

"Lho Abang, gak bahaya ta?"

-----

Kedua anak laki-laki itu tengah anteng menyantap makanan masing-masing, Rafa dengan nasi goreng sosis dan Dimas yang memakan spaghetti carbonara.

Acara makan mereka terkesan singkat apalagi mengingat janji Jonathan untuk mengajak keluar mansion, tentu membuat mereka tak sabar.

Ya, Jonathan ternyata menyetujui keinginan mereka keluar mansion. Dirinya benar-benar kuwalahan mendengar rengekan kedua bocah itu, jika saka bukan adiknya sudah pasti binasa dari dua jam yang lalu.

Upaya kedua anak itu benar-benar gigih hingga sempat mengadakan mogok makan, namun tak ayal Jonathan akhirnya meng'iya'kan permintaan mereka. Tentu saja tas seizin Daddynya, Aldi.

Daddynya itu mengatakan kepergian mereka hanya sebatas taman bermain didekat komplek luar mansionnya, timezone yang diminta putranyapun ditolak mentah-mentah. Itu sungguh rawan, belum lagi jika kedua anak itu rewel tak mau pulang.

Rafa dan Dimas yang tuntas dalam acara makannya kini berjalan kearah ruang tamu, disana ada Jonathan yang tengah sibuk dengan ponselnya.

RAFARAEL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang